My Ugly Princess
Saat itu pagi yang cerah. Matahari tampak sangat
senang dihari itu. Burung-burung berkicauan, embun pagi berkilauan, dan desiran
lembut angin yang berhembus diantara daun-daun pepohonan. Semua tampak
sempurna, apalagi ada sebuah rumah mewah dan besar dengan latar belakang
pegunungan yang menambah keindahan bagai sebuah lukisan. Hingga...........
“AKU TIDAK MAU !!!!!!!!!!” Teriak seorang gadis di
ruang makan rumah mewah tersebut. Yang membuat beberapa burung berhenti
berkicau bahkan ada yang kabur dengan cara terbang.
“Tapi kau harus bertunangan, kau itu anak tunggal
dari keluarga utama, jadi kau adalah seorang putri.” Peringat
seorang wanita dewasa yang merupakan Ibu gadis yang bernama Rhea Tanao Difata.
“Tapi aku tidak mau bertunangan. Umurku kan baru
17 tahun. Seharusnya Ibu ngerti bagaimana perasaanku.” Ucap Rhea berusaha
mendapat pengertian.
“Tapi kau harus tetap bertunangan, itu sudah
peraturan.” Tegas sang Ibu.
“TAPI AKU TETAP TIDAK MAU !!!” Teriak Rhea.
“TAPI KAU HARUS MENURUT !!!!!” Teriak sang Ibu tak
kalah nyaring.
Sedangkam sang Ayah masih saja terus makan dengan
penyumbat telinga dikedua telinganya. Sepertinya sang Ayah sudah mempersiapkan
penyumbat telinga tersebut dari tadi. Jadi dia dengan santainya makan dimeja
makan yang dari tadi berguncang karena pukulan sang Ibu dan Rhea.
“AKU TETAP TIDAK MAU !!! ITU SUDAH KEPUTUSANKU
!!!!!” Teriak Rhea sambil memukul meja makan dan “KRAKKK” Meja makan pun
terbelah menjadi dua.
Sang Ayah langsung menyelamatkan makanannya dengan
kedua tangannya dan makan pun dilanjutkan dengan piring ditopang tangan. Yahhh
Minggu ini sudah dua meja makan terbelah. Tapi ini masih mendingan karena
kemaren kemaren dua lusin piring habis pecah karena Rhea dan Ibunya yang
berkelahi dan melempar piring-piring tersebut sebagai senjata mereka. Bahkan
mereka membuat markas mereka sendiri dengan sofa yang dibalik, jadi keadaan
rumah sudah seperti perang dunia kedua. Lalu sebuah rak buku yang hancur karena
ditendang Rhea, TV yang pecah karena Ibu Rhea yang melemparnya, lalu beberapa
perabotan lainnya yang digunakan sebagai senjata mereka. Hmmmm Rhea memang
tidak akan pernah menyerah lagi pula dia adalah ketua klub karate disekolahnya.
Jadi maklumi jika setiap minggu Ayah Rhea harus membeli perabotan baru. Tapi
setelah berperang bak perang dunia kedua bahkan perang dunia ketiga akan lahir,
Rhea dan Ibunya akan berbaikan lagi.
“Sudahlah, aku mau berangkat sekolah.” Kata Rhea
ketus sambil mengambil tasnya dan pergi tanpa memakan sarapannya sama sekali.
“RHEA !!!!” Panggil sang Ibu dan dengan cepat Rhea
menoleh menghadap Ibunya. “MAKAN SARAPANMU !!!!” Teriak sang Ibu sambil
melempar sebuah roti sandwich dengan gaya seorang atlet lempar lembing dan
tepat masuk kedalam mulut Rhea. Rhea pun sedikit tersedak dan merasa akan tidak
bisa bernafas namun akhirnya Rhea dapat menelan makanan yang masuk kedalam
mulutnya secara mendadak tersebut. Dan selamatlah nyawa Rhea.
Setelah itu, Rhea pun pergi ke SMA-nya dengan
diantar sebuah mobil mewah yang dikendarai sang supir. Sang Ibu hanya bisa
menatap kepergian anak perempuan satu-satunya tersebut. Biarpun mereka sering
bertengkar namun sang Ibu masih menyayangi Rhea.
“Hmm Rhea kau pasti akan tunangan nanti.” Ucap
sang Ibu yang seperti berdo’a tersebut.
Disekolah SMA favorit, Rhea duduk dikursinya
sambil menatap lesu teman-teman seusianya yang sedang menggosip masalah tidak
penting. Untunglah Rhea duduk paling belakang dekat dinding jadi Rhea tidak
perlu mendengarkan gosip yang tidak penting itu. Teman-teman Rhea kebanyakan
adalah anak artis, penjabat, bangsawan, dan pengusaha. Jika mereka semua
mengikuti estrakurikuler musik dan menari, Rhea justru ikut estrakurikuler
Karate, bahkan Rhea sekarang mendapat sabuk hitam dan menjadi ketua klub karate
disekolahnya.
Sebenarnya Rhea cantik, namun karena sifatnya yang
kasar dan tomboy, jadi banyak laki-laki yang tidak mau mendekatinya (demi
keselamatan diri masing-masing). Mungkin ini sifat turunan Ibunya yang waktu
muda juga tomboy jadi bisa dikatakan perang dirumah itu disebabkan karena
keduanya tidak mau kalah dari sifat asli mereka. Bahkan rumah mewah tempat
tinggal Rhea pernah hampir roboh, bukan karena adanya gempa atau tsunami tapi
karena pertempuran Ibu dan anak yang menghancurkan sebuah tiang rumah.
Benar-benar mengerikan Ibu dan anak ini. Untunglah bumi tidak ikut roboh dari
jalur rotasinya.
“Hei Rhea, kenapa lesu begitu?” Tanya Mika yang
tiba-tiba berada disamping Rhea. Rhea terkejut karena kemunculannya yang sering
seperti jelangkung yang datang tak dijemput pulang tak diantar. Bahkan pernah muncul
tiba-tiba diperpustakaan, ruang guru, tempat karate, sampai WC. Apalagi saat
itu WC sedang mati lampu, jadi bayangkan saja betapa mengerikannya.
“Hei, kenapa diam?” Tanya Mika lagi. “Kau
berperang dengan Ibu mu lagi ya?” Tanya Rhea menebak-nebak.
“Yah begitulah.” Jawab Rhea lesu.
“Memang masalah apa lagi?” Tanya Rhea lebih
menyelidik.
“Masalah tuangan, Ibu ingin aku bertunangan
secepatnya. Tapi aku masih belum siap. Tapi Ibu memaksaku.” Jawab Rhea dengan
kesalnya dan “BRAKK” dinding terdekat pun jebol karena menjadi sasaran tinju
Rhea yang sangat kesal.
Mika pun menegak liurnya sendiri karena takut dan
menatap ngeri ke arah dinding yang jebol itu. “Sepertinya, kau butuh waktu
berpikir sendiri.” Kata Mika sambil pergi dari tempat Rhea. Bukan hanya Mika yang
menjauh, bahkan anak-anak yang disekitar Rhea pun juga ikut menjauh.
Beberapa jam disekolah terasa sangat lama, dan
akhirnya jam pulang pun ditunjuk oleh jarum panjang. Semua anak gembira karena
bisa pulang. Namun Rhea masih sangat lesu. Dengan lemasnya, Rhea masuk kedalam
mobil jemputannya.
Di rumah.........
“Rhea, Ibu punya kabar baik untukmu.” Ucap sang
Ibu senang sambil menyambut Rhea yang baru saja masuk kedalam rumah.
“Kabar baik apa?” Tanya Rhea agak kebingungan.
“Ibu sudah mempersiapkan calon tunanganmu.” Jawab
sang Ibu bahagia.
“APA???!! Tapi kan aku belum siap.” Kata Rhea
terkejut mendengar berita yang dianggap baik Ibunya itu.
“Tidak apa-apa. Ibu sudah siapkan sepuluh calon
tunanganmu. Ini dia.” Kata sang Ibu sambil mengajak Rhea duduk disofa dan
menghadap dinding.
“Untuk apa kita melihat dniding?”
Tanya Rhea yang tidak mengerti dengan sikap ibunya yang aneh tersebut.
“Nanti kau akan melihat calon tunanganmu.” Ucap
sang Ibu sambil senyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba saja, dinding itu pun berbalik dan
ternyata dibalik dinding tersebut terdapat sebuah panggung yang ditutupi oleh
tirai merah. Dengan perlahan lampu ruangan mulai redup dan hanya ada sebuah
lampu sorot yang menerangi panggung tersebut.
Tak berapa lama kemudian asap-asap muncul dari
bawah lantai panggung, untunglah bukan asap kebakaran. Kemudian tirai mulai
terbuka dan tampaklah 10 orang cowok yang tampan-tampan. Bahkan bisa dibilang
sangat keren.
Rhea hanya ternganga dengan mulut lebarnya
berbentuk huruf O melihat keseriusan Ibunya yang ternyata menyiapkan sepuluh
orang cowok yang sangat keren dan tampan. Bahkan mereka kesepuluh juga
mempunyai IQ diatas rata-rata. Sungguh pilihan sempurna kesepuluh orang itu.
Jika saja aku yang menjadi Rhea pasti kuterima semua kesepuluh cowok keren itu
maklum kan masih jomblo. Ehem ehem... kembali ke cerita saja ya.
“Nah Rhea, kau bisa memilih salah satu dari mereka
semua.” Kata sang Ibu sambil menuntun Rhea untuk maju ke atas panggung.
“Ta..ta..tapi, a.. a..ku belum bisa memilih. A..aku
be..be..belum siap.” Kata Rhea yang masih shock berat dengan kehadiran sepuluh
orang laki-laki dirumahnya tersebut. Bukan karena terpana dengan ketampanan
mereka, tapi lebih tepatnya shock karena kelakuan Ibunya yang sangat
berlebihan. Bayangkan saja, ada panggung dadakan didalam rumah. Untunglah
keluarga Rhea ini sangat kaya, selain bangsawan keluarga Rhea ini juga
mempunyai beberapa perusahaan besar yang sukses.
“Ibu sudah menduga kau akan bingung.” Ucap sang
Ibu dengan senyumannya yang sepertinya menyembunyikan sesuatu. “Nah supaya
tidak bingung. Ibu akan membuat jadwal pacaran untukmu. Satu Minggu dengan
cowok pertama, Minggu kedua dengan cowok kedua dan seterusnya sampai selesei.
Dan setelah pacaran kau boleh memilih cowok mana yang kau sukai selama masa
pacaran. Dan cowok itu yang akan menjadi Tunanganmu.” Jelas sang Ibu.
“APA????!!!” Kaget Rhea dengan suaranya yang
mengalahkan petir dalam badai. “Ibu, jika aku ganti-ganti cowok-cowok seperti
ini. Orang-orang disekolahku akan menganggapku Playgirl, nanti reputasiku di sekolah
akan turun.” Jelas Rhea.
“Tapi kau harus melakukannya. Asal kau tahu saja,
Ibu sudah kehabisan cara untuk menjodohkanmu dengan laki-laki yang tepat karena
perjodohanmu selalu saja gagal. Dan hanya dengan cara ini, Ibu bisa memberikan
calon yang tepat untukmu.” Jelas sang Ibu dengan urat-urat dahi yang menonjol
dikepalanya. Saking kesalnya dengan Rhea.
“Tapi aku bisa memilih sendiri calonku nanti.
Sekarang ini aku tidak mau terikat dengan pertunangan.” Kata Rhea mencoba agar
Ibunya membatalkan saja perjodohan ini.
“Ibu tidak mau, Ibu tetap kan menjodohkanmu. Kau
mau menjadi perawan tua?” Tanya sang Ibu yang membuat mulut Rhea tidak bisa
terbuka karena tidak tahu jawaban apa lagi yang harus diberikan.
“Tapi aku tetap tidak mau.” Kata Rhea kesal dan
membalikkan tubuhnya, berjalan pergi untuk menghindari semua perjodohan yang
sangat mengganggu ini.
“Tapi Rhea.... ukh akhh.” Rintih Ibu Rhea sambil
memegang dadanya terutama dibagian jantung. Kemudian tidak disangka Ibu Rhea
jatuh tersungkur dilantai.
“Ibu!!” Kaget Rhea yang langsung duduk disamping
Ibunya dan membaringkan kepala Ibunya dipangkuan Rhea. “Ibu kenapa?” Tanya Rhea
yang sangat khawatir dan cemas tersebut sambil menggenggam erat tangan sang
Ibu.
“Penyakit jantung Ibu pasti kambuh lagi.” Jawab
sang Ibu dengan suara yang sangat pelan.
“Aku panggilkan dokter ya?’ Kata Rhea berusaha
bangkit namun tangannya justru dicengkram sang Ibu yang tidak ingin anak
perempuannya pergi.
“Sudah terlambat Rhea. Biarkan Ibu menutup mata
dipangkuanmu.” Pinta sang Ibu yang seperti permohonan terakhir tersebut.
Tiba-tiba saja, lampu ruangan menjadi padam, Dan
hanya ada satu lampu sorot yang menerangi Rhea dan Ibundanya tercinta. Angin
lembut membelai wajah sedih Rhea yang tak menyangka Ibunya akan seperti ini.
Rambut panjang Rhea yang terikat melambai-lambai lembut diterpa angin.
Daun-daun kering yang telah jatuh dari pohon pun ikut terbang bersama angin itu
dan membelai rambut Rhea. Lagu-lagu sedih mulai berbunyi menambah sedih
kesedihan Rhea yang tidak bisa disembunyikan lagi. Lagu dan desiran angin itu,
seperti menyanyikan sebuah lagu tanpa lirik yang menyatakan perpisahan.
“Ibu.” Panggil Rhea yang dibalas tatapan mata sang
Ibu yang berkaca-kaca sangat berkilauan. “Maafkan Rhea jika selama ini Rhea
sering melawan Ibu. Rhea rela...... Rhea rela..... Rhea...” Ucap Rhea
tersendat-sendat dan terhenti karena tetes air mata mulai jatuh dari sudur
matanya, membasahi genggaman tangan Rhea dan Ibunya.
“Lanjutkan anakku.” Ucap sang Ibu pelan seperti
suaranya akan habis.
“Rhea rela melakukan apa saja untuk Ibu sebagai
permohonan terakhir Ibu.” Lanjut Rhea dengan suara mantap dan tegas.
Memperlihatkan tekad hatinya yang sudah bulat.
“Tolong......” Kata Ibu Rhea berhenti kemudian
tangannya menjulur menuju wajah Rhea dan membelai lembut wajah putihnya yang
basah karena air mata itu. “Tolong bertunanganlah, bertunanganlah segera. Ibu
ingin melihatmu bertunangan.” Pinta sang Ibu dan tiba-tiba saja lambaian lembut
sang Ibu berhenti dan tangan Ibu Rhea pun terjatuh kelantai dan akhirnya mata sang
Ibu tertutup dengan damai.
“Ibu !! Ibu !! Ibu !!!” Teriak Rhea berusaha
memanggil Ibunya kembali agar tidak pergi untuk selamanya. Namun semua itu
sia-sia. Rhea akhirnya memeluk tubuh Ibunya dengan linangan air mata yang
bening sebening kristal. “Jika saja waktu bisa diulang. Aku ingin Ibu hidup dan
melihat aku bertunangan. Agar aku bisa melaksanakan permohonan Ibu.” Sesal Rhea
sambil terus memeluk tubuh Ibu Rhea dengan eratnya.
“Kau janji akan bertunangan?” Tanya sebuah suara
yang tidak tahu berasal dari mana. Mungkinkah itu malaikat yang akan menagih
janji Rhea?
“Iya aku janji. Aku akan bertunangan secepatnya
kok.” Ucap Rhea sambil terus menangis. Tiba-tiba saja Rhea berhenti menangis
dan melihat sekelilingnya, mengedarkan seluruh tatapan keseluruh penjuru untuk
mencari siapa yang berkata seperti itu.
“Baiklah anak-anak. Dramanya sudah selesei.” Ucap
seorang wanita sambil menepuk tangannya dan memberi kode bubar kepada sepuluh
cowok yang sudah membantunya dalam drama sedih tadi dan juga kru-kru yang disewa.
“I..Ibu.” Kaget Rhea yang terkejut kalau ternyata
wanita yang memberi kode seperti itu adalah Ibunya Rhea sendiri. Kalau begitu
yang meninggal tadi?
Ternyata yang meninggal tadi bukanlah Ibu Rhea
melainkan seorang Aktris handal yang berpura-pura menjadi Ibu Rhea dan
berpura-pura terkena serangan jantung. Sekarang Ibu palsu Rhea itu sedang duduk
dikursi Aktris sambil minum sebotol air mineral. Dan angin tadi berasal kipas
angin yang dinyalakan, daun-daun kering tadi juga ditebarkan para kru-kru
tersebut, kemudian musik sedih itu juga berasal dari mereka. Rhea hanya
terduduk diam sambil mematung melihat semua ini. Lampu ruangan pun mulai terang
kembali. Kok jadinya kaya habis adegan syuting film ya?
“Baiklah Rhea, sekarang kau harus menepati
janjimu. Kau harus bertunangan.” Kata sang Ibu menagih janji Rhea yang tadi
disebutkannya ketika ternyata Rhea dibohongi dengan kru-kru film yang disewa
Ibuya Rhea untuk membuat adegan sedih sehingga Rhea akan menangis dan berjanji
dengan setulus hati. Dan biasanya Rhea paling susah mengingkari janjinya. Jadi
sang Ibu sukses membuat Rhea jadi Tunangan.
“AKU DIBOHONGI !!!!!!!!!” Teriak Rhea yang
menggelegar sampai keujung dunia saking kesalnya karena dibohongi.
“Do you hear that?” Tanya Barack Obama yang sedang
melakukan rapat bersama para menterinya di Gedung Putih Washington D.C. Dan
para menterinya pun hanya geleng-geleng dan mengangkat bahu saja.
“Dasar Ibu, ternyata aku dibohongi.” Kesal Rhea
sambil terus mondar-mandir bak setrikaan yang sedang menyetrika baju kusut yang
kusutnya gak bakal ngilang-ngilang di halaman rumah. “Jadinya aku harus
berpacaran secara gantian dengan kesepuluh cowok pilihan Ibu. Huh, reputasiku
pasti akan turun. Mereka pasti akan heran denganku. Aku kesal, kesal, KESAL
!!!” Teriak Rhea sambil menendang sebuah pohon mangga hingga tumbang.
Benar-benar Rhea dibohongi secara sempurna oleh Ibunya.
Keesokan harinya, atau hari pertama pacaran. Rhea
bersama seorang laki-laki yang biasa dipanggil Tiko. Anak bangsawan, namun
sangat manja. Sengaja ikut kontes yang dibuat Ibu Rhea karena memang dari dulu
Tiko menyukai Rhea karena Tiko dan Rhea pernah satu TK saat masih tahap
kecebong. Disekolah, Rhea jadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Rhea yang
tomboy berpacaran dengan anak manja dan bisa dibilang culun banget. Dengan
celana yang naik sampai perut, rambut rata berponi dengan minyak rambut yang
banyak banget dan jalannya kaya anak kecil kesenangan dibawa ke pasar malam.
Kenapa kemaren bisa kelihatan keren ya? Mungkin habis disalon selama dua hari
empat malam.
“Rhea, yuk kita kekantin. Aku mau beli lolipop.”
Kata Tiko mengajak sambil mengajak Rhea dengan cara jalan KHASNYA itu.
“Dengar Tiko.” Kata Rhea dengan mata tajamnya dan
mematikan langsung bertatap kemata Tiko. “Aku tidak mau kekantin denganmu. Dan
aku tidak mau berpacaran denganmu. Aku tidak suka denganmu. Dan jika kamu masih
ingin hidup, silahkan pergi atau aku akan melumatmu sekarang.” Ancam Rhea
dengan tatapan iblisnya.
Tiko pun menegak lirunya sendiri sambil menahan
takut dan kakinya pun mulai gemetaran dan tiba-tiba saja Tiko pun terduduk
dilantai dan ternyata sebuah cairan bening keluar dari celana Tiko.
“Huwa........!!!!!!! Mama, Rhea jahat, Rhea jahat. Huwa.....!!!!! Oe oe oe...”
nangis Tiko yang tangisannya seperti bayi baru lahir trus gak disusuin ma
emaknya.
Minggu kedua, Rhea berpacaran dengan seorang anak
laki-laki tampan bernama Riki. Tampan? Mungkin iya kali, keren? Jelas, kaya?
Tentu, karena dia anak pengusaha dan bangsawan terkenal, reputasi disekolah?
Jangan ditanya. Namun ada satu kekurangannya, bahkan bisa dibilang ini
kekurangan amat terangat sangat menjengkelkan. Karena Riki ini anak yang selalu
narsis, banyak gaya, dan sok kenal & keren. Mana dia punya gigi emas lagi,
terus jambulnya tinggi bak pegunungan Himalaya disiram oli 1.000.000 truk
(bayangin aja betapa tinggi dan mengkilatnya itu jambul). Amit-amit cabang bayi
punya pacar kaya gini idiiihhh (bagi yang membaca harap mengatakan kata
tersebut terus ketuklah meja dan kepala anda untuk membuang sial).
“Hey Rhe, kita ke kantin yuk.” Ajak Riki sambil
melingkarkan tangannya kepundak Rhea.
“Apa apaan sih?” Ketus Rhea sambil mengibaskan
tangan Riki.
“Udahlah sayang, nanti kalau kita sudah tunangan
kamu gak perlu takut kok untuk terang-terangan pacaran kaya ini. Gak usah takut
deh dicemburui para fans-ku nanti.” Kata Riki dengan senyum tiga jari dan gigi
emasnya yang mengkilat diterpa sinara matahari, bahkan saking mengkilatnya
sampai-sampai lampu ruangan kalah tuh. Untung saja tuh gigi mengkilat gak
sampai langit, takutnya entar ada pesawat jatuh karena pilotnya yang kesilauan.
“Idih.. amit-amit deh.” Kata Rhea dalam hatinya.
Dikantin, kePeDean Riki udah gak bisa ditolong
lagi. Dengan santainya ia berfoto dengan cewek-cewek yang jelas-jelas bukan
fans dia lagi pula gak ada tuh yang namanya Riki Lovers, hanya cewek mata
katarak aja tuh yang ngaku jadi fans Riki. Ngasih tanda tangan gak jelas, nyapa
gak jelas, udah ah semua gak jelas.
“Hey yayang Rhea, kok melamun?” Tanya Riki yang
tiba-tiba mengagetkan Rhea. Padahal didepan Rhea ada sudah dipesan bakso, nasi
goreng, mi goreng, gado-gado, nasi kuning, soto ayam, es teh, es campur, es
teller, es pusing. Dan es sialan kenapa gak dipesan aja tuh semua satu menu.
“Riki, sekarang aku minta putus. Aku gak mau
bersamamu lagi.” Kata Rhea tegas setelah mengalami penyiksaan batin yang sangat
sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat
sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttt dalam.
“kok gitu? Kamu cemburu ya aku deket-deket ma
cewek lain. Udahlah mereka itu Cuma fans-ku kok.” Kata Riki yang menganggap
dirinya anak terkeren disekolah padahal hanya dia sendiri yang beranggapan
seperti itu.
“Aku gak suka dengan cowok kaya kamu. Aku merasa
sudah gak cocok, sekarang putus dan lupakanlah aku.” Kata Rhea sambil beranjak
pergi meninggalkan neraka berjalan itu.
“Tunggu Rhea.” Kata Riki sambil menarik tangan
Rhea. “Aku tahu kamu cemburu berat sama aku. Tapi dihatiku hanya ada nama kamu.
Kumohon kembali. Jika kau mau kembali, aku janji gak bakalan sedeket itu ma
fans aku.” Pinta Riki yang masih aja kePeDeannya gak bisa dihilangkan.
“Ya Tuhan, aku gak suka sama kamu dari dulu. Jadi
jangan kejar aku lagi.” Kata Rhea yang langsung lari, berharap neraka berjalan
itu tidak mendekatinya.
“Rhea, Rhea !!!” Teriak Riki yang memanggil pujaan
hatinya itu. “Aku yakin kau akan kembali padaku. Dan ketika kau kembali aku
akan membuka hatiku untukmu. Oh Rhea.” Kata Riki dengan gaya berlebihan atau
zaman sekarang disebut ALAY atau LEBAY.
Minggu Ketiga, Rhea berpacaran dengan teman
dekatnya sendiri semasa kecil yaitu Revan. Waktu kecil hingga sekarang Revan
selalu ada untuk Rhea. Bahkan mereka satu klub karate. Hanya saja Revan tidak
memiliki tingkat setinggi Rhea.
Revan anak pengusaha dikotanya, dia baik, ceria,
dan selalu memberi dukungan untuk Rhea. Tapi entah kenapa Revan ikut kontes
perjodohan ini. Disekolah mereka lebih akrab sebagai sahabat daripada pacar.
“Jadi, kau sebenarnya tidak mau tunangan?” Tanya
Revan setelah diceritakan panjang lebar tentang masalah yang dihadapi Rhea
dikelas. Kan mereka satu kelas jadi wajar kalau mereka sangat dekat.
“Iya.” Jawab Rhea singkat.
“Lalu kenapa kau tidak berunding saja dengan Ibumu
agar pertunangan ini ditunda hingga kau siap?” Tanya Revan lebih selidik.
“Aku sudah berunding, tapi Ibu tetap ingin aku
bertunangan. Dia bilang, ini peraturan keluarga. Jadi aku harus menurutinya,
lagi pula aku sudah ditipu dengan sempurna oleh Ibu.” Jelas Rhea dengan nada
kesal bercampur lesu.
“Yah sudah. Lebih baik bersabar. Aku tidak
memaksamu jadi tunanganku kok. Walaupun seminggu ini kita disuruh pacaran. Tapi
aku tetap menganggapmu sahabat saja, supaya tidak memberatkanmu.” Ucap Revan
dengan senyuman manis yang dapat mengembalikan semangat siapa saja yang lelah.
Lelah dengan hidup yang tidak pernah sesuai dengan keinginan.
“Terima kasih Revan. Kau memang teman baikku.”
Ucap Rhea dengan senyum manisnya juga. “Tapi tetap kau Kurcaci Imut.” Kata Rhea
sambil mengacak-acak rambut Revan dengan panggilan khas masa kecil mereka.
“Dasar Putri Pasir.” Balas Revan dengan mencubit
kedua pipi Rhea dengan sebutan Putri Pasir bukan Putri Salju ya.
“Oh iya, kamu kenapa ikut kontes perjodohan ini?’
Tanya Rhea setelah pipinya merah karena dicubit. Namun tetap tidak sakit karena
ini hanya candaan.
“Nanti suatu saat kau akan tau.” Jawab Revan
dengan gaya misteriusnya. Sedangkan Rhea hanya memandangnya dengan heran.
Kita cepatin aja ya cerita ini, saya cape
ngetiknya. Ok, sekarang sudah 10 Minggu berlalu. Rhea sedang duduk di sofa
sambil minum sebuah coklat panas. Sedangkan sang Ibu melihat hasil pacaran Rhea
di sebuah kertas yang ditulis oleh mata-mata sewaan sang Ibu.
“Laki-laki pertama, kabur karena dimarahi hingga
mengompol. Laki-laki kedua patah hati karena Rhea menolak mentah-mentah
cintanya. Laki-laki ketiga tidak ada masalah. Laki-laki keempat kabur setelah
melihat Rhea menghancurkan satu kedai makanan hanya karena seekor kecoa.
Laki-laki kelima, justru terlihat sangat mesra dengan Rhea. Laki-laki keenam,
ketujuh, kedelapan, kesembilan masuk rumah sakit semua karena ulah Rhea yang
tidak feminim dan mudah tersinggung. Yang terakhir laki-laki kesepuluh, Rhea
terlihat sangat menurut dengan laki-laki kesepuluh.” Baca sang Ibu kemudian
terdiam sejenak.
“Rhea, sepertinya Ibu belum bisa menentukan. Tapi
Ibu sudah punya calon kuat untukmu.” Ucap sang Ibu setelah berpikir.
“Ya ampun Ibu. Sudahlah, mereka bersepuluh itu
sudah sangat sangat sangat sangat sangat tidak cocok untukku. Lebih baik
dibatalkan saja.” Kata Rhea yang semakin lelah dengan sikap Ibunya yang keras
kepala.
“Apanya yang tidak cocok? Buktinya diantara
kesepuluh cowok ini, ada tiga yang tidak bermasalah denganmu. Jadi merekalah
yang akan menjadi calon terkuat. Dan ketujuh cowok yang lain akan dianggap
gugur dalam perjodohan ini. Jadi bersiaplah. Karena selama sebulan. Ibu akan
membuatmu satu rumah dengan mereka bertiga di rumah lama Ibu. Dan
kau juga akan satu sekolah dengan mereka. Nanti perkembangannya akan dilaporkan
oleh mata-mata Ibu.” Jelas Ibu Rhea.
“Tapi..tapi..tapi..”
“Tidak ada tapi-tapian. Kau kan sudah berjanji
denganku. Dan keluarga Difata sangat pantang dalam melanggar janji. Kau ingat
janji keluarga Difata? Yang melanggar janji akan dikutuk mendapat kesialan
selama sepuluh tahun. Dan kutukan itu akan selalu ada disetiap keturunan
keluarga Difata. Ingat itu !” Peringat Ibu Rhea.
“Itu kan Cuma takhayul. Omongan nenek moyang
dipercaya. Bukankah sekarang ini zaman modern? Jadi kita tidak perlu percaya
yang kaya gituan.” Bantah Rhea.
“Kau ini, kalau diperingati paling susah. Kau mau
bukti, kaulah bukti kutukan itu.” Kata sang Ibu dengan mendadak.
“Croooooottttt.” Suara Rhea yang memuncratkan
coklat panasnya dari mulutnya kewajah Ibunya ketika mendengar kata “Kaulah
bukti kutukan itu”.
“Apa maksud Ibu?” Tanya Rhea sambil membersihkan
mulutnya dari sisa coklat panas yang menempal disekitar bibirnya.
“Kau ini.” Kesal Ibunya sambil mengelap wajahnya
dengan sebuah handuk putih kecil. “Jika saja bukan karena kutukan itu. Mungkin
Ibu sudah mempunyai 5 orang anak. Tapi setiap Ibu mengandung selalu saja
keguguran. Karena dulu Ibu pernah melanggar janji dengan Ayahmu. Yaitu janji
akan selalu bersabar menunggu Ayahmu pulang dari luar kota apaun yang terjadi.
Tapi Ibu tidak pernah sabar. Ibu selalu marah-marah ketika Ayahmu pulang telat.
Ibu berpikir kalau Ayahmu sedang berfoya-foya, dan akirnya kami pun pisah
rumah. Ibu sempat tidak mau bertemu dengan Ayahmu lagi. Karena Ayahmu hanya
memikirkan pekerjaannya saja. Tak lama setelah itu, Ibu merasa kehilangan. Dan
tiba-tiba Ayahmu datang kerumah Ibu dan memberi sebuah kado spesial sebagai
hari jadi ulang tahun pernikahan kami yang ke-3. Ibu akhirnya sadar. Bahwa
ternyata Ayahmu tidak pernah melupakan Ibu. Namun karena Ibu sudah melanggar
janji yang disepakati bersama. Ibu jadi tidak bisa punya anak selama sepuluh
tahun. Itulah sebabnya setelah ulang tahun pernikahan yang ke-13 kami baru
dikaruniai anak, yaitu kau. Kau adalah satu-satunya buah pernikahan kami, yang
akan kami jaga seperti menjaga sebuah berlian yang paling berharga, meskipun
berlian itu belum diasah.” Jelas Ibunya panjang lebar sambil tertunduk sedih
mengingat peristiwa itu.
“Kalau begitu, sebenarnya aku anak kelima dan
mempunyai empat kakak?” Tanya Rhea yang jadi terbawa cerita Ibunya.
“Ya.” Jawab Ibunya singkat.
“Lalu apa yang Ayah kasih sebagai kado sehingga
Ibu jadi kembali kepada Ayah?” Tanya Rhea lebih pensaran lagi.”
“Ayahmu memberi kalung ini.” Kata sang Ibu sambil
menunjukkan sebuah kalung berwarna perak dengan setengah hati sebagai buahnya.
“Wahh bagus sekali. Itu kalung imitasi atau perak
asli?” Tanya Rhea lebih selidik sepertinya rasa ingin tahunya besar sekali.
“Ya jelas asli dong. Kalau imitasi dari dulu
kalung ini sudah berkarat. Gak mungkin kan Ayahmu memberi kalung harga seribuan
apalagi kalau cabutan (yang gak tahu cabutan ya sudah).” Jelas Ibunya dengan
wajah agak kesal karena ditanya terus. “ Ini diberi Ayahmu kepada Ibu ketika
kami baru pacaran namu Ibu buang wakt Ibu marah dengan Ayahmu, dan entah kenapa
Ayahmu menemukannya dan menjadikannya hadiah. Ayahmu juga punya kalung seperti
ini dan buahnya adalah setengah hati punya Ibu. Dan jika kalung Ayah dan Ibu
disatukan maka akan menjadi sebuah hati yang utuh. Jika di ingat-ingat, kami
hanya pacaran sebulan kemudian langsung tunangan ketika umur Ibu 17 tahun.”
“Hmmm tapi tetap saja aku gak mau tunangan.” Kata
Rhea dengan santainya sambil bersandar di sofa.
“Memangnya kamu mau mendapat kesialan selama
sepuluh tahun? Mungkin kesialan kamu adalah kau akan menjadi perawan tua.”
Ancam Ibu Rhea dengan wajah menakutkan.
“Perawan tua?” Pikir Rhea sambil membayangkan
dirinya yang sudah tua kemudian keriput dan mulai beruban. Tapi tetap tidak
punya pasangan sedangkan teman-temannya sudah berbahagia dengan cucunya. Lalu
meninggal sendiri tanpa ada yang melayat. “Huwaaaaaa tidak mau.” Takut Rhea
sambil sambil memeluk kakinya sendiri yang ditekuk tadi.
“Kalau begitu, kau tepati janjimu. Nanti Ibu akan
mengirimmu ke rumah Ibu yang ada didekat daerah sekolah. Lalu kau akan tinggal
disana sendiri bersama ketiga laki-laki yang sudah Ibu pilihkan itu. Jadi
semoga sukses, besok kau akan memulai hidup baru dan nanti hasilnya akan
kelihatan setelah mata-mata Ibu mengawasi kalian dan memberikan hasilnya kepada
Ibu.” Jelas sang Ibu kemudian pergi tanpa merasa ada dosa.
“IBU KEJAM !!!!!!” Teriak Rhea yang menggelegar
melebihi suara petir yang ada didalam badai topan.
Keesokan harinya, Rhea diantar kesekolah seperti
biasa. Dihalaman sekolah, Rhea menjadi buah bibir para siswa. Mereka semua
membicarakan tentang Rhea yang selama sepuluh Minggu ini selalu berganti-ganti
cowok. Tapi apa peduli Rhea? Yang penting hari ini cepat berlalu. Asal para
pembaca tahu saja, Rhea ini gak pernah yang namanya mengalami jatuh cinta tapi
kalau jatuh dari pohon mangga terus ketiban tangga pernah.
Hari yang melelahkan, apalagi ketika pulang nanti
akan langsung kerumah baru yang penghuninya adalah tiga cowok calon tunangan
pilihan sang Ibu yang terkejam.
Cowok pertama adalah sahabat Rhea sendiri. Dia
merupakan anak pengusaha kaya, berumur 17 tahun, ikut klub karate, dan
merupakan idola semua cewek-cewek karena baik, ramah, pintar, dan selalu
tersenyum kepada siapa pun. Dialah yang bernama Revanilo Corista atau yang sering
dipanggil Revan. Revan sangat. Dekat dengan Rhea, meskipun kalau urusan
perkelahian Rhea masih lebih kuat diabandingkan Revan, namun Rhea tetap
menganggap Revan sebagai “Kurcaci Imut”.
Cowok kedua,
bernama Chycron Justice White biasa dipanggil Chycron. Dia merupakan
ketua OSIS di SMA tempat Rhea sekolah. Berumur 18 tahun, anak pengusaha dan
bangsawan terkenal. Sama seperti Rhea, Chycron juga harus bertunangan di umur
17 tahun, namun karena sering menolak makanya sampai umur 18 tahun belum juga
tunangan bukan berarti gak laku ya. Chycron ini adalah seorang ahli bela diri.
Makanya Rhea tidak bisa menghajar cowok satu ini. Dan sifatnya yang dingin
namun tetap cool membuatnya terlihat keren dan juga misterius. Ia memang
terlihat mesra dengan Rhea, itu karena Chycron selalu dekat dengan Rhea. Bahkan
saat istirahat pun mereka selalu bersama karena suruhan Chycron. Ingin Rhea
mengusir cowok itu dengan pukulannya namun Rhea masih kalah kemampuan dengan
Chycron. Bahkan tatapan Chycron pun lebih mematikan dan dingin dibandingkan
punya Rhea.
Dan cowok ketiga adalah Artesa Minoka Hoka, sering
dipanggil Mino. Cowok tampan yang merupakan anak pengusaha besar bahkan sudah
banyak usaha yang dimiliki Ayahnya. Berumur 18 tahun, dia merupakan anak yang
sangat digemari oleh para cewek-cewek, bahkan dia merupakan seorang Aktor muda
berbakat. Entah kenapa Rhea sangat menurut dengan laki-laki ini.
Wow, bagaimankah rumah baru nanti jika ditinggali
oleh empat manusa berkarakter sangat beda ini? Mungkin akan menjadi sangat
seru. Ayo kita terus simak cerita ini. OK?
Disekolah, Rhea hanya tertunduk lesu menahan malu.
Bukan hanya karena menjadi buah bibir para gadis penggosip disekolahnya. Tapi
terlebih-lebih dia masuk koran sekolah. Sebuah koran mempunyai judul “Ketua
Karate yang ternyata Playgirl” belum lagi artikel “Si Tomboy yang Playgirl” dan
masih banyak lagi. Ya ampun, ini merupakan ujian berat yang sangat sangat
sangat berat bagi hidup Rhea.
Saat istirahat, Rhea hanya bersembunyi dipojokan
perpustakaan. Berharap tidak bertemu dengan ketiga cowok calon tunangan Rhea
dan juga menghindari gosip gak penting itu.
“Huh, jika saja aku bukan anak bangsawan. Pasti
tidak akan seperti ini.” Kesal Rhea sambil duduk dikursi membaca dan merebahkan
kepalanya diatas meja.
“Hei Rhea.” Panggil Mika yang tiba-tiba muncul
disamping Rhea.
“Kyaaaaaaaa...!!!!!!!! Sejak kapan kau disitu?”
Kaget Rhea yang membuatnya langsung melek.
“Hah?! Kau tidak ingat? Tadikan aku dibelakangmu.”
Jawab Mika dengan wajah polos.
“Hah, masa?” Tanya Rhea tidak percaya. Karena yang
ingat hanyalah, dia keluar langsung dari kelas kemudian langsung kabur ke
perpustakaan. Sejak kapan Mika ada dibelakang Rhea ya?
“Hari ini kau kenapa sangat lemas? Masalah soal
gosip itu?” Tanya Mika penuh selidik. Mungkin saat besar nanti Mika lebih cocok
jadi wartawan.
“Ya.” Jawab Rhea singkat.
“Tapi kau beruntung digosipkan dengan tiga cowok
tampan disekolah. Mereka itukan incaran para cewek-cewek disekolah, bahkan
banyak cewek-cewek dari sekolah lain yang juga suka.” Jelas Mika dengan
semangat 45-nya.
“Tapi tetap aku tidak suka. Mereka itukan bukan
tipeku. Lagipula aku tidak mau tunangan.” Kata Rhea dengan lesu dan
menyandarkan kepalanya diatas kedua tangannya.
“Memang tipemu seperti apa?” Tanya Mika lagi.
“Yah, tidak tahu. Aku ini masih mau bebas. Makanya
aku tidak mau tunangan. Huh menyebalkan.” Kesal Rhea.
Beberapa jam akhirnya pulang juga. Seluruh murid
SMA itupun pulang kerumah masing-masing. Rhea pun dijemput oleh supir pribadinya
dan diantar krumah baru yang Ibunya bilang itu. Rumah lama Ibunya.
Rumah itu besar, sangat indah dan terawat.
Berwarna putih krim, dam mempunyai pintu yang besar berwarna putih. Halamannya
pun sangat indah. Tumbuhan hijau ditata rapi dan pohon-pohon terlihat sangat
rindang. Rasanya seperti berada di pedesaan.
Rhea takjub, dan dengan perasaan kagum Rhea keluar
dari mobil. Perlahan Rhea masuk kedalam gerbang dan melihat dengan leluasa
suasanan halaman rumah. Sungguh indah. Tak berapa lama Rhea sampai juga didepan
rumah.
Dengan perlahan,. Rhea masuk kedalam pintu yang
tidak dikunci itu. Suasana didalam terang. Seperti ada yang menghuni.
Mungkinkah ada pembantu atau pelayan yang merawat rumah ini? Kita tak tahu.
Tapi yang jelas rumah ini sangat indah dan rapi.
Tiba-tiba sebuah tangan menjulur dari belakang
Rhea. Rhea tidak menyadari tangan tersebut. Lalu tangan itu semakin mendekati
Rhea dan memegang pundak Rhea dan..........
“Aaaaaaakkkkkkkkkhhhhhhhhh.......!!!!!!” Teriak
Rhea histeris.
“Hei kau kenapa?” Tanya Revan yang ternyata dia
yang memegang pundak Rhea.
“Revan, kenapa kau membuatku kaget seperti itu?”
Tanya Rhea yang kesal denga suara yang keras karena marah..
“Aku pikir kau sudah tahu aku disini.” Jawab
Revan.
“Sejak kapan kau disini?” Tanya Rhea lagi, kali
ini dengan suara biasa saja.
“Baru saja. Tadi aku membereskan kamarku yang ada
dilantai bawah. Oh iya, kamarmu ada dilantai atas, nanti ingat ada jadwal
karate disekolah. Kau harus datang. OK?” Kata Revan dengan senyumannya yang
manis itu.
“Baiklah.” Kata Rhea agak bahagia karena ia
kembali semangat karena senyuman Revan yang bikin gimana gitu. Duhh susah
jelasinnya.
Siang hari. Rhea yang seharian berada dikamar
latihan karate sambil dengerin musik. Mulai keroncongan. Ternyata Rhea belum
makan siang. Suara perutnya terus bernyanyi dan terkadang demo minta makan.
“Duhhh... lapar nih. Ada makanan gak ya?” Pikir
Rhea sambil keluar dari kamarnya.
Dibawah ia melihat Revan yang sedang membaca buku
diatas sofa, Mino yang sedang menonton TV, dan Chycron yang terlihat menatap
keluar jendela seperti melihat sesuatu. Rhea tidak terlalu memikirkan mereka,
dan dengan segera Rhea pergi kedapur dan ternyata apa yang terjadi. Diatas meja
makan tidak ada makanan sama sekali.
“Huwa.... makanan tidak ada.” Kesal Rhea sambil
menendang dinding dan untunglah dinding itu hanya retak.
“Ada apa Rhea?” Tanya Revan sambil menengok Rhea
didapur.
“Disini tidak ada makanan. Apa tidak ada pembantu
disini?” Tanya Rhea dengan nada kesalnya.
“Disini tidak ada pembantu.” Jawab Mino yang
tiba-tiba muncul disamping Revan. “Ibumu bilang kita akan hidup tanpa pemabntu.
Jadi masak pun kita harus melakukannya sendiri.” Jelas Mino dengan gaya
aktornya.
“Huh, ya sudah beli makanan diluar aja.” Kata Rhea
dengan muka cemberutnya. Baru saja Rhea melangkahkan kakinya keluar rumah.
Tiba-tiba langit mendadak jadi gelap dan hujan turun dengan derasnya. Rhea yang
kecewa pun masuk kembali kedalam rumah.
“Pake hujan lagi. Kenapa hidupku sial sekali?”
Kesal Rhea yang selalu merasa hidupnya sangat sial. Memang cobaan hidup itu
sangat berat. Tapi itu semua harus dihadapi dengan kerja keras dan usaha.
(Calon Proklamator).
Akhirnya didapur. Rhea untuk pertama kalinya dan
perdana dan juga mungkin sekali dalam seumur hidup untuk dilihat. Rhea memasak
(Wowww). Dengan susah payah dia memasak. Memasak dengan gaya seorang kung fu
chef. Rhea melempar pisau kesana kemari. Menggoyangkan wajan kekanan dan
kekiri. Dengan tekun dan ulet Rhea terus memasak dan disaksikan secara kagum
oleh Revan dan Mino yang terheran-heran. Dan sesekali sebuah kata decak kagum
keluar dari mulut mereka. Sedangkan Chycron hanya menoleh sedikit dan tetap
memandang jendela.
“Tada, sudah siap.” Kata Rhea dengan senangnya
setelah selama satu jam dia memasak dengan sepenuh hati, jiwa dan raga.
“Wahh Rhea hebat. Ternyata kau bisa masak juga.”
Puji Revan.
“Hebat, hebat, hebat. Jika begini Rhea memang
bagus menjadi tunanganku.” Puji Mino juga yang dibalas tatapan benci oleh Rhea.
“Ayo kita lihat masakan Rhea.” Kata Revan sambil
berjalan mendekati meja makan bersama Mino. Dan. . . . . . . . . tak ada
kata-kata yang bisa mencerminkan hasil masakan Rhea yang ternyata adalah ikan
asin, tahu goreng yang gosong, karak nasi, dan sambel yang lomboknya
bulat-bulat.
“Bagaimana masakanku?” Tanya Rhea dengan hati berbunga-bunga.
“Ng. . . . . . . . . .” Bingun Revan dan Mino
dengan tatapan heran mereka. Baru kali ini mereka disuguhi hidangan seperti
ini.
“Sudah kuduga.” Ucap Chycron yang sudah tahu
seperti apa jadinya masakan Rhea nanti. Tiba-tiba saja Chycron pergi keluar
rumah dengan jas hujannya dan sebuah payung.
“Bagaimana? Kalian pasti akan suka.” Kata Rhea
dengan tatapan manisnya yang didalam menyiratkan tatapan iblis yan penuh dengan
kebencian.
“Wahhhh Rhea, perutku sakit. Aku kekamar dulu
untuk istirahat.” Kata Revan mencoba mengelak dari masakan Rhea yang hancur dan
bisa membuat orang diare hanya dengan satu suapan.
“Oh iya, aku baru ingat. Aku kan harus menghapal
naskahku. Besok aku harus mulai syuting. Aku kekamar dulu ya.” Kata Mino yang
juga mencari alasan. Kemudian mereka berdua berbalik dan berjalan pelan.
“Mau kemana?” Tanya Rhea dengan tatapan iblisnya
yang sangat mematikan. Sungguh mengerikan tatapan Rhea itu. Apalagi ditambah
hujan yang semakin deras dan juga petir yang terus bergemuruh dan menyambar-nyambar.
Sehingga Revan dan Mino hanya bisa merinding ketakutan sambil menelan liurnya
sendiri. Berharap mereka masih bisa melihat matahari esok.
“Ka..ka...kami ma..ma..mau ke ka..ka..kamar.”
Jawab Revan dan Mino bersamaan dengan suara tergagap saking gemetarannya.
“Hei aku bawa makanan.” Kata Chycron yang
tiba-tiba saja sudah ada dibelakang Revan dan Mino sambil membawa beberapa
bungkus plastik. “Ayo kita makan.” Ajak Chycron dengan suara datar dan tidak
menyiratkan apa-apa. Kemudian meletakkan makanan di atas meja kemudian duduk.
“Syukurlah.” Lega Revan dan Mino yang selamat dari
ancaman maut tinju Rhea.
“Huh, ya sudah. Ayo kita makan.” Ajak Rhea juga
yang sebenarnya kelaparan dan mereka berempat pun makan bersama.
Disaat makan, Rhea dapat melihat tubuh Chycron
yang gemetaran entah karena apa. Rambutnya pun terlihat basah dan wajahnya
terlihat sangat pucat. Namun Rhea hanya menatap sekilas saja. Dan setelah itu
tidak peduli.
Setelah makan, Revan pun mencuci piring sedangkan
Mino membersihkan meja makan. Ini terpaksa mereka lakukan karena ada Rhea yang
mengawasi mereka seperti sipir yang mengawasi para napi. Setelah selesei,
mereka mulai beraktivitas seperti biasa dirumah sambil menunggu hujan reda.
Rhea yang sedang kesal entah karena apa, berjalan
menuju lantai atas dan dari arah berlawan ada Chycron yang juga sedang
berjalan. Tiba-tiba saja sebuah buku tebal dilantai tersantuk oleh Rhea dan
tiba-tiba saja Rhea terjatuh. Namun dengan cepat Chycron menahan tubuh Rhea
agar tidak terjatuh. Sesaat Rhea bertatapan dengan Chycron. Mata dingin dan
misterisunya seakan menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Rhea dapat
merasakan tangan Chycron yang sangat dingin dan wajahnya yang pucat.
“Lain kali hati-hati.” Peringat Chycron setelah
membantu Rhea berdiri kembali lalu langsung berjalan begitu saja seperti telah
melupakan apa yang terjadi tadi.
“Chycron tunggu.” Kata Rhea mencegah kepergian
Chycron. Dan Chycron pun hanya berbalik dan menatap Rhea.
“Apa?” Tanya Chycron singkat.
“Kau sakit? Wajahmu pucat sekali. Kau tadi kehujanan
ya?” Tanya Rhea yang sepertinya khawatir.
“Hanya tidak enak badan. Tadi aku kehujanan ketika
membeli makanan.” Jawab Chycron dengan tatapan dinginnya.
“Lebih baik beristirahat. Nanti jika semakin
parah, kau sendiri yang akan tersiksa.” Saran Rhea seperti seorang Ibu yang
menyarankan anaknya.
“Hmm nanti saja.” Sahut Chycron singkat kemudian
pergi begitu saja.
“Kau suka Chycron kan?” Tanya Mino yang tiba-tiba
saja berada dibelakang Rhea.
“Kau!” Kaget Rhea dengan tatapan kagetnya yang
langsung berubah menjadi tatapan benci.
“Kenapa? Apa kau kaget?’ Tanya Mino seperti tahu
isi hati Rhea.
“Hm, ingat! Aku tidak suka Chycron dan aku tidak
mau tunangan.” Kata Rhea yang semakin benci saja.
“Tapi kau harus tunangan. Itu sudah perintah dari
Ibumu. Dan kau harus bertunangan denganku.” Kata Mino dengan tatapannya yang
seperti mengancam. Seperti ular yang akan menyerang.
“Aku sudah bilang dari dulu. Aku tidak mau
tunangan denganmu.” Tegas Rhea.
“Kalau begitu, apa kau lupa ini?’ Tanya Mino
sambil menunjukkan sebuah foto berukuran sedang. Dan didalam foto itu terlihat
Ayah Rhea dengan seorang wanita cantik sedang duduk bermesraan.
“Itu?!” Kaget Rhea.
“Jika kau tidak mau menjadi tunanganku, maka foto
ini akan kusebar. Dan seluruh dunia akan tahu kalau laki-laki utama dalam
keluarga bangsawan Difata ternyata berselingkuh.” Ancam Mino.
“Huh, kau menyebalkan.” Kesal Rhea yang langsung
mendaratkan tinjunya tepat kewajah Mino hingga bibir Mino sedikit berdarah dan
pipinya pun memerah.
“Gadis yang kasar. Aku suka itu. Ingatlah, kau
akan menjadi tunanganku.” Kata Mino yang kemudian pergi meninggalkan Rhea yang
kebingungan itu.
“Sialan, jika saja Mino tidak punya foto itu pasti
aku akan mengahajar Mino hingga masuk rumah sakit dan kalau perlu masuk UGD.”
Kesal Rhea sambil mengepalkan tangannya menahan tinju.
Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 p.m. Namun
langit masih mencurahkan titik-titik air dengan derasnya. Para katak pun
bernyanyi karena senang. Namun Rhea terlihat sangat bosan sambil memandang
keluar jendela dari kamarnya.
Ingin rasanya waktu segera berjalan cepat. Apalagi, karena hujan ini Rhea tidak bisa pergi ke sekolah untuk latihan
karate. Dengan bosan Rhea latihan sendiri dikamarnya dengan sebuah patung kayu
yang memang tersedia khusus untuk Rhea.
Disaat latihan, Rhea dapat mendengar suara
sayup-sayup suara piano. Yah, suara yang sangat indah. Seperti dimainkan oleh
seorang pianis terkenal. Suara yang sangat indah dan yang mendengar seperti
terhipnotis. Rhea yang penasaran, segera mengikuti dari mana asal suara itu.
Rhea dapat mendengar kalau suara itu berasal dari lantai bawah. Dan ternyata
berasal dari kamar Revan.
Rhea dengan sengaja memuka sedikit pintu kamar
Revan dan melihat Revan yang sedang serius memainkan sebuah piano dikamarnya
dengan serius. Seperti seorang pianis hebat. Rhea dibuat takjub oleh Revan.
Baru kali ini Rhea melihat Revan bermain piano dan mendengar suara piano yang
dihasilkan jemari-jemari Revan. Dan akhirnya Revan selesei bermain.
“Plok plok plok plok !” Suara tepuk tangan Rhea
yang langsung membuat Revan kaget dan menoleh ke arah pintu.
“Rhea !?” Kaget Revan melihat Rhea sedang berdiri
dimulut pintu sambil bertepuk tangan.
“Wahh hebat sekali. Baru kali ini aku melihatmu
bermain piano. Biasanya kau selalu membaca buku.” Kata Rhea yang kagum. Ternyata
wanita yang kasar dan sekeras besi ini juga bisa takjub dengan hal-hal yang
indah.
“Terima kasih. Sebenarnya aku ikut ekstrakurikuler
musik selain karate. Dan aku paling suka dengan piano. Karena Ayahku dulu
pernah mengajarkan aku cara bermain piano.” Jelas Revan.
“Tapi kulihat kau sangat serius bermain piano,
tidak seperti karate yang selalu lengah. Kau bahkan pernah jatuh pingsan karena
menerima pukulanku saat latihan.”
“Maaf, aku ini memang laki-laki lemah. Tidak
seperti Rhea yang kuat. Aku jadi teriangat masa kecil kita.” Kata Revan yang teringat
masa kecilnya dengan Revan. Dulu waktu TK Rhea menghajar sekelompok anak SD
karena suka mengganggu Revan. Lalu saat SD, Rhea menolong Revan saat terjadi
kebakaran disekolah. Rhea dengan sekuat tenaga menghancurkan sebuah balok kayu
untuk bisa masuk kedalam kelas yang terbakar dan menyelamatkan Revan. Lalu saat
SMP, Rhea menghajar tiga preman yang berusaha merampas uang Revan.
“Jika saja tidak ada aku, mungkin kau sudah masuk
rumah sakit dari dulu.” Kata Rhea sambil tertawa kecil karena mengingat masa
lalunya.
“Yah kau benar.” Kata Revan yang juga tertawa
kecil lalu tersenyum.
“Oh iya,” Kata Rhea seperti mengingat sesuatu.
“Kenapa kau ikut kontes perjodohan ini?” Tanya Rhea dengan penasaran.
“Itu karena....karena.....” Bingung Revan dan
tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi tegang.
“Hei kenapa wajahmu? Ayo cepat katakan, kenapa kau
ikutp erjodohan ini?” Tanya Rhea sekali lagi. “Kalau kau suka denganku itu
tidak mungkin. Kan kau bilang sendiri kalau tipemu itu adalah seperti Mika
temanku.”
“Hmmm bagaimana ya. Nanti saja aku katakan padamu.
Kalau aku ada kesempatan. OK?” Kata Revan seperti mencoba menghindari
pertanyaan Rhea. “Oh iya, besokkan ada PR dari Pak Guru. Aku mau ngerjain PR
dulu ya.” Kata Revan sambil mengambil buku pelajarannya dan duduk diatas kursi
belajar.
“Baiklah, kalau begitu kutinggal dulu.” Kata Rhea
yang agak bingung dengan sikap Revan yang tiba-tiba berubah. Kemudian Rhea
memiliki sebuah ide. Ide untuk mengetahui kenapa Revan ikut perjodohan ini.
“Aku pergi.” Teriak Rhea sambil berjalan dengan
hentakan kaki yang keras padahal dia sedang berjalan ditempat didepan pintu
kamar Revan, kemudian hentakan kaki Rhea semakin dipelankan dan suaranya
hentakannya seperti langkah kaki yang menjauh. Setelah itu, Rhea langsung
menempelkan kupingnya kepintu Revan.
“Huh, untunglah Rhea sudah pergi.” Lega Revan yang
suaranya terdengar oleh Rhea yang menguping dipintu. “Jika saja Rhea tahu kalau
aku ikut perjodohan ini karena Ayahku sedang bangkrut dan akan pindah keluar
kota, pasti aku akan dimarahi habis-habissan oleh Rhea.” Kata Revan yang tak
sadar kalau ia sudah mengatakan maksud dia ikut perjodohan ini. Memang Rhea
sudah tahu cara menipu Revan. Makanya Rhea pura-pura pergi kemudian menguping
deh. Hahaha cara jitu menipu Revan.
Saat ini dua peserta perjodohan sudah diketahui
maksud mengikuti perjodohan ini. Pertama, Mino yang sengaja ikut entah apa yang
dia incar dari Rhea tapi dia mengancam akan menyebarkan foto perselingkuhan
Ayah Rhea kepada publik. Jadi Rhea tidak bisa menolaknya. Kedua, Revan yang
ikut perjodohan ini karena Ayahnya yang bangkrut dan terancam akan pindah
kekota lain. Jika itu terjadi Rhea tidak akan bisa bertemu dengan Revan lagi.
Mungkin Revan sengaja ingin bertunangan dengan Rhea untuk membantu perekonomian
Ayahnya dengan bantuan keluarga Rhea. Hanya tersisa cowok ketiga, yaitu
Chycron. Cowok misterius yang tiak diketahui maksud dia ikut perjodohan ini.
Lagi pula apa urusannya dia ikut perjodohan ini? Tertarik dengan Rhea aja gak.
Mengincar harta juga enggak. Coba yang membaca pikir, untuk apa Chycron ikut
perjodohan ini. Mana mungkin kan dia ikut perjodohan ini tanpa alasan. Ini
harus diselidiki. Para pembaca harap terus membaca, supaya kita bersama-sama
menyelidiki maksud Chycron ikut perjodohan ini apa. Ha ha ha ha (tawa deteftif
sambil mengelus dagu, ikuti aja gaya ini jika merasa ingin menjadi detektif.)
Keesokan harinya adalah hari valentine, dan sudah
tradisi disekolah Rhea untuk mengadakan pesta dansa. Disekolah kalian pasti gak
ada, hahahaha. Ehem ehem kembali kecerita aja ya.
“Kukuruyuuuuuuuuuukkkkkk.....!!!!! PLAK Kok kok
kekek ngeek” suara Ayam berkokok yang dilempar sebuah sendal oleh Rhea dari
jendela.
“Mengganggu tahu !” Teriak Rhea dengan ayam jantan
yang sedang berjalan lesu sambil menenteng sebuah kayu panjang dengan bungkusan
kain sarung kotak-kotak yang terlihat terisi penuh (Mau minggat maksudnya,
habis bosan kalau berkokok pasti dilemparin sendal terus). Tiba-tiba ditengah
jalan ayam itu bertemu dengan ayam jantan lainnya.
“Kukuruk ruyuk ruyuk petok petok? (pakai bahasa
ayam langsung terjemahannya ya. Kata ayam jantan lainnya “Kenapa loe bawa
barang kaya gituan? Mau minggat?)”
“Ruyuk ruyuk petok petok kukuk (Cuma mau pindah,
habis gue mau ketempat lain aja.)” Jawab Ayam yang membawa barang tersebut.
“Petok petok petok tok tok kuk (jadi daerah ini
kosong?)” Tanya ayam baru tersebut dengan girangnya. Maklum, dia kan mau
menjadi penyanyi ayam terkenal, cuma karena tidak ada tempat kosong untuk
berkokok, terpaksa bakat terpendam itu harus disimpan.
“Koookkk kokokokok (Iya kosong, kalau mau ambil
aja.)” Persilahkan Ayam yang mau minggat itu.
“Kukuyuk (Bener nih?)” Tanya sang Ayam baru dengan
nada tidak percaya namun setengah berharap.
“Petok tok tok kuk (Iya ambil aja)”
“Kokok petok tok kuk (Thanks bro, loe emang mengerti
gue).” Senang Ayam baru sambil berjalan-jalan disekitar rumah Rhea mencari
tempat pas untuk berkokok esok pagi.
“Kukukuk ruyuk ruyuk (rasain loe, kena kau komet
sandal)” Gumam Ayam yang kabur tersebut sambil pergi entah kemana.
“Ngapain ayam-ayam itu?” Pikir Rhea sambil
menggaruk-garuk kepala bingung walau yang gatal sebenarnya itu lutut.
“Uh pesta dansa, apa yang akan kulakukan? Dari
dulu, aku gak pernah dapat pasangan.” Keluh Rhea dipagi hari yang damai dan
tenteram. Setelah siap-siap dan sarapan ala kadarnya. Rhea berangkat dengan
mobil sendiri, ia tidak mau jika harus satu mobil dengan para lekaki yang
menjadi calon tunangannya itu.
Disekolah, seluruh anggota OSIS termasuk Chycron
si ketua OSIS sedang menghias Aula untuk pesta nanti malam. Chycron memasang
pita-pita berwarna dilangit-dilangit aula dengan bantuan sebuah tangga.
“Rajin banget tu anak.” Puji Rhea sambil
memperhatikan Chycron dari tempat lain namun agak dekat dengan tangga karena ia
sedang mengobrol dengan Mika yang juga anggota OSIS.
Tiba-tiba saja tangga itu mulai bergoyang dan
Chycron mulai kehilangan keseimbangan dan akhirnya “Akkkkhhhhh....!!!” Teriak
Chycron dan Rhea bersama-sama dan akhirnya Chycron mendarat dengan selamat
tanpa cedera sedikit pun. Kenapa enggak cedera? Karena Chycron mendarat tepat
diatas Rhea sehingga Chycron duduk diatas punggung Rhea yang telungkup dengan
badan meronta-ronta.
“Pergi !!!!” Perintah Rhea.
“Iya.” Sahut Chycron sambil berdiri kembali dan
membantu Rhea berdiri.
“Kalau jatuh itu liat-liat, sakit tahu. Dah ah,
kekelas aja gue. Bete.” Ketus Rhea sambil pergi meninggalkan Chycron kekelas.
Dikelas, Rhea hanya terdiam karena ia sendiri yang
tidak mendapatkan pasangan. Kalau Mika mungkin akan bersama kakak sepupunya
lagi dan mengatakan itu pacarnya dengan begitu semua perempuan akan iri dengan
Mika. Tapi berbeda dengan Rhea yang tidak pernah mendapatkan teman untuk
berdansa, tau ajakan sifatnya itu.
“Hey Rhea.” Panggil Mika yang tiba-tiba muncul
didepan Rhea.
“Kyaaaaaaa......!!!!!” Kaget Rhea “KALAU MAU
MUNCUL JANGAN MENDADAK DONG !!!!” Teriak Rhea.
“Hahaha maaf.” Pinta Mika dengan senyum manisnya.
“Eh nanti malam kamu ikut gak ke pesta?” Tanya Mika.
“Enggak. Habis aku gak punya pasangan.” Tolak
Rhea.
“Ayolah, hari ini akan ada band favorit kamu yang
tampil.” Bujuk Mika.
“Serius?” Tanya Rhea tidak percaya.
“Iya. Nanti kau jemput aku ya. Kaya biasa. OK.”
Kata Mika dengan kedipan matanya.
“Ok. Nanti malam tunggu aja dirumahmu.” Kata Rhea
yang bahagia. Mudah banget hatinya luluh.
Untuk menyingkat cerita, kita akan langsung ke
malam hari.
Rhea yang sudah siap dengan gaun pesta berwarna
putih kebiruan langsung masuk kedalam mobilnya yang berwarna merah. Sebuah
mobil modern yang sangat mewah dan klasik.
Dengan kecepatan 80km/jam, Rhea melaju kerumah
Mika. Sesampainya dirumah Mika. Rhea langsung kaget, di teras rumah Mika, Mika
dan kedua orang tuanya sedang bertangis-tangisan bahkan sang Ibu menghabiskan
bergulung-gulung tisu.
“Dadah Ibu.” Kata Mika sambil melambaikan
tangannya dan pergi meninggalkan Ibu dan Ayahnya yang sedang menangis kemudian
masuk kedalam mobil Rhea.
“Loe gak bilang mau pergi berperang kan?” Tanya
Rhea karena baru kali ini dia melihat Mika dan orang tuanya seperti orang mau
berpisah selamanya.
“Itu dah tradisi, kalau ada yang mau pergi kepesta
harus dilepas dengan tangisan.” Jawab Mika.
“Sampe bergulung-gulung tisu?” Tanya Rhea tidak
percaya.
“Itu biasa, kemarena ada tuh sampai satu kardus.”
Jelas Mika dengan senyumnya. Mungkin dia menganggap ini biasa tapi bagi Rhea
ini sungguh luar biasa.
Disekolah, pesta dansa baru dimulai dan benar apa
kata Mika band favorit Rhea ada tampil disitu. Setelah aksi pertunjukkan band
sekarang saatnya berdansa bersama. Seperti biasa Mika bersama kakak sepupunya.
Dan ditempat lain Mino sedang bersama cewek-cewek cantik lainnya, dasar
playboy. Gak gak gak kuat, gak gak gak kuat, aku gak kuat sama playboy playboy
(yang baca nyanyi sambil gerakin tangan diatas kepala). Sedangkan Revan
terduduk diam kemudian diajak Mika untuk dansa bersama, mungkin sebaiknya Revan
bersama Mika saja. Dan Chycron ia selalu diam dan memata-matai sekitarnya.
Kurang kerjaan.
Ketika sedang berjalan melihat orang-orang
berdansa, tak sengaja Rhea menabrak Chycron sehingga minuman yang dipegang
Chycron tumpah kebajunya.
“Ah maaf.” Kata Rhea sambil membersihkan pakaian
Chycron dengan sapu tangan.
“Kalau jalan liat-liat.” Peringat Chycron.
“Eh enak aja, kamu tu yang gak liat-liat.” Bantah
Rhea.
“Aku sedang pusing, jadi jangan pusingkan aku lagi
dengan dirimu.” Bentak Chycron, dan baru kali ini dia semarah ini entah karena
apa.
“Siapa suruh kau mau menjadi calon tunanganku.”
Ejek Rhea.
Tet tet tet suara bel pengumuman yang membuat
seluruh orang terdiam seperti patung. Terlihat seperti waktu yang berhenti.
“Pengumuman pengumuman.” Terdengar sebuah suara
perempuan yang berat dan bergelombang. “Di pasar minggu ada obral baju oblong
50% dan di Pasar Becek ada obral alat-alat make up dan parfum.”
“Woii kalau mau jualan jangan disini !” Bentak
sebuah suara laki-laki yang membuat wanita itu berteriak.
“Ampyun eyke cuma numpang doang. Capcuis
ciiinnnn.” Ucap wanita itu yang ternyata adalah seorang wanita alias pria atau
singkatnya kalian tahu sendiri. Dan setelah itu suara wanita jadi-jadian itu
tidak terdengar lagi.
“Maaf semua, tadi itu kesalahan teknis. Ya
selanjutnya adalah acara tanding dansa. Untuk yang ingin ikut silahkan membawa
pasangannya kelantai dansa.” Seru suara itu dengan semangatnya. Mendengar itu
Rhea dan Chycron langsung bertatap-tatapan dengan mata yang tajam seakan
mengatakan “Ayo bertanding” .
Chycron langsung menarik seorang wanita cantik dan
langsing dari banyaknya penonton perempuan. Perempuan lainnya hanya bisa gigit
jari dan merasa iri. Betapa beruntungnya perempuan yang ditarik Chycron ke
lantai dansa itu.
Rhea tidak mau kalah, dari kerumunan para
laki-laki Rhea langsung menarik seorang laki-laki dengan asal sehingga ia
mendapatkan seorang laki-laki gendut persis seperti pegulat sumo.
“Gendutnya.” Pikir Rhea dalam hati dan laki-laki
itu hanya merasa senang saja sedangkan orang lain yang menjadi penonton hanya
tertawa melihat Rhea menarik pria yang gendut. “Masa bodoh.” Pikir Rhea lagi
dan langsung mengajak laki-laki gendut yang diketahui bernama Bombom tersebut.
Aksi pertama, Chycron berdansa santai dengan gadis
yang bernama Gita tersebut. Berdansa santai namun dengan gaya yang cepat. Rhea
tidak mau kalah, ia langsung mengelilingi Bombom seakan orang suku indian yang
mengelilingi api unggun. Bahkan ditambah suara asli suku indian, garis-garis
diwajahnya dan topi bulu dikepalanya.
Aksi kedua, Chycron berdansa dengan kaki dihentak
bersama dengan Gita yang membuat suara hentakan berirama yang indah sehingga
tarian mereka menjadi lebih dinamis. Rhea lebih tak mau kalah, Rhea dan Bombom
langsung melompat dan “BUUMMM !!!” Sebuah gempa berkekuatan 4,5 skala richter
terdeksi saat itu juga dan mengguncang satu aula. Semua bergoyang tapi tidak
ada bangunan yang rusak. Dan badan penelitian gempa belum menyiarkan perintah
mengungsi.
Aksi ketiga, Chycron mulai bergaya lebih cepat dan
membuat Gita terlempar keudara namun dengan cepat ditangkap Chycron sehingga
tarian mereka tampak sangat menakjubkan. Rhea yang melihat itu langsung mundur
10 meter dan berlari kencang kearah Bombom, dan ketika jarak Rhea dengan Bombom
tinggal lima meter Rhea langsung salto jungkir balik dan melompat
setinggi-tingginya dan langsung mendarat diatas tubuh Bombom yang empuk.
Aksi terakhir, Chycron langsung mengangkat tubuh
Gita tinggi-tinggi dan Gita bergaya bak seekor angsa anggun yang sedang terbang.
Kemudian Chycron menurunkan Gita dan langsung memeluknya dengan kedua tangan
masih tergenggam dan berakhirlah dansa mereka. Rhea semakin panas, dengan
segera ia menengadah tangan kedepan.
“Bombom lompat kearahku !” Perintah Rhea.
“Gak apa apa nih?” Tanya Bombom ragu.
“Gak papa, cepat !” Perinta Rhea lagi dan tanpa
menunggu perintah yang kedua kalinya, Bombom langsung berlari dan meloncat ke
arah Rhea. Rhea langsung menangkap Bombom dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
Sekarang Bombom lah angsa yang terbang itu.
“Haahhhhhh........” Kagum orang-orang dengan mulut
menganga lebar termasuk Mika dan Revan.
Mino yang melihat itu sangat takjub sehingga gelas yang ditangannya terjatuh.
Para pemain musik dibuat terpesona sehingga tak sadar mereka berhenti memainkan
musik. Dan setelah itu, Rhea langsung menurunkan Bombom dan tepuk tangan yang
riuh langsung menyambut Rhea.
Tet tet tet Brooot brott broot.
Aduh sejak kapan suara bel pengumuman kaya begini?
Dan kenapa disertai bau tidak sedap begini? Pikir semua orang
“Astagfirullah.” Kata seorang Kyai yang tiba-tiba
nongol di aula.
“Siapa yang kentut?” Tanya panitia dansa ke
kerumunan kaum Agama yang entah dari mana datangnya. Mungkin ingin bermigrasi
tapi tersesat karena tidak membawa peta.
“Kamu yang kentut Islam?” Tanya Panitia.
“Demi Allah bukan saya yang kentut.” Ucap orang
yang Islam.
“Kristen, kamu yang kentut?” Tanya Panitia lagi.
“Demi Yesus bukan saya.” Ucap seorang lagi yang
Kristen.
“Demi Budha bukan saya pelakunya.” Sambung seorang
lagi yang Budha padahal belum ditanya.
“Hindu, kamu yang kentut?” Tanya Panitia.
“Demi Sang Hyang Widi, bukan saya orangnya.” Jawab
yang Hindu.
“Demi Tuhan, bukan saya.” Sahut yang Katolik
sebelum Panitia bertanya lagi.
Dan akhirnya tinggal seorang lagi yang Atheis,
yaitu yang tidak memiliki agama.
“Atheis, kamu yang kentut?” Tanya Panitia.
Dan dia berkata “Demi... demi. Demikianlah.” Jawab
yang Atheis nyengir karena mau demi apa, kan gak punya Tuhan. Jiahhh ketahuan,
ternyata yang kentut mereka toh. Ck ckc ck. Dengan segera para kelompok agama
tersebut pergi setelah seorang tokoh agama mendapat sms di HP-nya dan menyuruh
mereka semua untuk pergi ke Amerika karena sekarang Amerika sudah banyak yang
menjadi Atheis. Disana harus ditegakkan agama untuk menciptakan masyarakat yang
taat ibadah agar tidak mendapat siksa di neraka nanti. Hidup Agama, Hidup Tuhan
Yang Maha Esa. Kenapa jadi pidato, dah ah kembali kecerita. Ngelantur tarus.
“Pengumuman pengumuman, yang menang dalam kontes
dansa tahun ini adalah pasangan Rhea dan Bombom. Dipersilahkan Rhea dan Bombom
untuk maju kepanggung.” Isi pengumuman tersebut.
Rhea sangat senang dan diatas panggung ia mendapat
sebuah mahkota dan begitu juga dengan Bombom. Semua orang bertepuk tangan
dengan meriahnya. Chycron yang melihat itu hanya bertepuk tangan sebentar namun
tiba-tiba ia mendapat sebuah telepon dan pergi menaiki tangga darurat keatap
aula. Rhea tahu kalau Chycron pergi ketangga yang menuju atap gedung Aula.
Dengan segera Rhea mengejarnya. Dan benar saja, Rhea menemukan Chycron sedang
menelpon seseorang.
“Bukti sudah terkumpul, besok akan aku kuberikan.
Sindikat peredaran narkotika ini pasti akan terbongkar.” Janji Chycron dalam
pembicaraannya ditelepon tersebut dan akhirnya dia memutuskan hubungan telepon.
“NAHHH !!!!!” Teriak Rhea yang membuat Chycron
kaget bahkan jantungnya berdetak kencang. Aduh ini anak, kalau teriak bisa
bikin serangan jantung.
“Kamu pasti mata-mata kepolisian yang sedang
mengintai seseorang dalam kasus peredaran narkoba.” Tebak Rhea dan dengan
segera mulutnya ditutup mulut Chycron. Meskipun Rhea ketua klub karate tapi tetap
tenaga Chycron lebih kuat darinya.
“Jangan keras-keras.”Peringat Chycron dan wajahnya
pun berdekatan dengan wajah Rhea.
“Tolong jangan beritahu siapa-siapa. Kumohon.” Pinta Chycron dengan wajah tulus
dan ikhlas. Wajah manis dan polos yang selama ini disembunyikan Chycron. Inikah
sosok Chycron sebenarnya? Dengan pelan Chycron melepaskan tangannya dengan
lembut sehingga Rhea dapat tenang kembali.
“Sebenarnya siapa kau ini? Dan kenapa kau ikut
menjadi calon tunanganku?” Tanya Rhea kepada Chycron berharap bisa mendapatkan
jawaban yang pasti.
“Sebenarnya aku diam-diam menjadi seorang
mata-mata kepolisian. Karena aku masih muda, kepala polisi menyuruhku untuk
menjadi mahasiswa di SMA ini. Ini kulakukan untuk menyelidiki seseorang yang
kemungkinan terkait kasus narkotika.
Yaitu Mino.” Ucap Chycron yang lebih menekankan kan nama Mino dalam
perkataannya.
“Jadi kau menjadi calon tunanganku hanya karena
ingin menyelidiki Mino?” Tanya Rhea tidak percaya.
“Iya. Aku memberitahukan kepada orang tuaku bahwa
aku akan menjadi calon tunanganmu, dan orang tuaku setuju saja. Sejujurnya, aku
tidak suka dipaksa begini. Tapi apa boleh buat.
Mereka orang tuaku, dan aku hanyalah anak yang bergantung pada mereka.”
Jelas Chycron.
“Aku juga, memang tidak enak rasanya jika menjadi
anak bangsawan. Tapi apa boleh buat mereka orang tuaku dan aku harus
menghormati mereka, walau terkadang Ibuku
sering menipuku.” Jelas Rhea dan sesaat terjadi keheningan. “Kau sudah
menemukan bukti?” Tanya Rhea.
“Sudah, aku mendapatkan foto-foto Mino sedang
melakukan transaksi bahkan aku mendapatkan rekaman suaranya. Hari ini mungkin
jadi akhir pertemuan kita, karena besok atau lusa aku mungkin akan pergi dan
menjadi mata-mata ditempat lain.” Jelas Chycron. “Tapi ada sesuatu yang ingin
kukatakan padamu. Pertama bertemu kau, aku pikir kau seperti gadis-gadis
bangasawan lainnya yang sombong dan angkuh tapi ternyata tidak. Kau baik dan
selalu tampil apa adanya, kau mengubah kekuaranganmu menjadi kelebihanmu. Sejujurnya
aku......”
“Hei kau !” Panggil seseorang yang membuat
perkataan Chycron terhenti dan dengan segera Rhea dan Chycron memandang orang
yang memanggil tersebut. Dan tampaklah seorang laki-laki yang bertubuh mirip
Ade Rai, berkaos hitam dan memakai celana panjang hitam. Wajahnya yang sangar
dan senyumannya yang mengerikan tampak sangat menakutkan.
“Kalian berdua harus mati sekarang. Rasakan ini.”
Ucap orang tersebut sambil mengarahkan tinjunya kepada Rhea dan Chycron,
Chycron menghindar dengan mundur kebelakang sedangkan Rhea langsung melompat
kekiri. Rhea yang sedikit risih dengan gaun panjangnya langsung merobek bawahan
gaunnya dan membuat Rhea seakan memakai rok pendek.
Chycron dan Rhea bekerja sama memukul laki-laki
tersebut tapi dengan mudahnya laki-laki itu menahan serangan dua orang ahli
bela diri tersebut. Rhea yang tidak mau kalah menyiapkan tinjunya dan Chycron
menyiapkan kakinya kemudian.
“Hyaattttt !!!!” Seru Rhea sambil mengarahkan
tinjunya dan Chycron dengan tendangannya. Laki-laki itu mulai mengambil
ancang-ancang dan.......... “Tetetetetet tetet” Suara dering handphone
seseorang berbunyi.
“Eiitt....!!! Tunggu tunggu dulu.” Perintah
laki-laki tersebut dengan tangan gaya Dewi Persik nyanyi Stop Jangan Mencuri
Hatiku. Rhea dan Chycron langsung berhenti dan laki-laki itu langsung mengambil
Handphone jadul disaku celananya.
“Halo.” Sahut Laki-laki tersebut.
“Woi Nak, kam
dimana?” Tanya sebuah suara yang mirip suara ibu-ibu yang tua namun cerewet
dengan nada membentak.
“Woi Mak
ulun lagi bagawi nah. Jangan ganggu pank. Kena kada dapat duit.
Kada jadi Haji kena Mak.” Jelas
preman tersebut. Busyet dah takaluar logat
aslinya.
“Yu ja, kena
mun bulik, nukari akan mak martabak Bang Solihin lah.” Pinta emak-emak
tersebut.
“Iya, kena
kutukari akan. Dah dulu lah, ulun sayang
Emak. Assalamualaikum.” Salam anak yang solehah itu. Bener-bener anak yang
patut dicontoh.
“Woi sudah selesei
nelponnya.” Kata laki-laki itu kepada Chycron dan Rhea yang sedang bermain
catur, mungkin kelamaan nunggu kali.
“Skat. Aku menang.” Seru Rhea.
“Sudahkah teleponannya?” Tanya Chycron.
“Sudah, yuk kelahi lagi.” Kata laki-laki itu. Dan
akhirnya pertarungan dilanjutkan.
Chycron menendang pinggul laki-laki itu, dan Rhea
langsung meninju wajah laki-laki itu. Gila!!! Diserang seperti itu, laki-laki
sangar itu justru tersenyum seakan tidak mengalami rasa sakit. Dengan sangar,
laki-laki itu menangkap Chycron dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Rhea kaget dan
bingung harus berbuat apa unuk menolong Chycron.
“Rhea kau harus lakukan sesuatu sebelum aku
dilempar preman ini.” Perintah Chycron panik. Rhea yang kehabisan akal, mulai
menyiapkan kakinya dan menendang selangkangan laki-laki tersebut. Namun tidak
berhasil. Padahal itu bagian terlemah dari laki-laki. Dengan geram Rhea
menendang lagi, tepat dipertengahan antara dua paha. Namun laki-laki itu justru
tersenyum.
“Kalau itu aku, pasti sudah berhasil.” Gumam
Chycron. Tiba-tiba saja Chycron langsung dilempar kearah Rhea sehingga Chycron
jatuh tepat diatas Rhea. Tangan Chycron tidak sengaja memegang dada Rhea.
“Uppss masih bertarung.” Kata Chycron sambil
berdiri kembali.
Mereka berdua bertarung kembali, kini mereka
menggabungkan semua jurus mereka yang dipelajari di pelajaran karate.
“Woi, cepat kabur.” Ucap seseorang dibelakang
preman tersebut. “Cepat, bomnya akan meledak lima menit lagi.” Peringat orang
bertubuh kecil, cungkring, hitem, cebol, monyong, botak, idup lagi. Dengan
segera preman kasar yang sangat kuat itu pergi bersama pria cungkring itu.
“Bom?” Pikir Rhea dan Chycron. “Jangan-jangan....”
Panik Chycron dan Rhea. Dengan segera mereka turun dari atap ke aula untuk
memperingatkan adanya bom. Mungkin ada orang yang ingin membunuh Chycron
beserta barang buktinya dengan cara mengebom agar semuanya mati dan tak akan
ada bukti yang tersisa.
Mino terlihat keluar dari Aula, menuju mobilnya
dan langsung tancap gas dan pergi meninggalkan Aula. Sedangkan Revan dan Mika
menghilang. Jiaahhh baru PDKT aja udah pake acara ngilang segala.
Dengan segera, Chycron merebut mikrofon dari
seorang artis dangdut yang sedang nyanyi lagu Jablai. Lagi pula tu lagu gak
bagus juga.
“Perhatian-perhatian, diharapkan semuanya pergi
dari Aula. Karena dalam lima menit lagi akan ada bom yang akan meledak. Sekarang pergi kepintu keluar Aula.” Teriak
Chycron namun tidak ada tanggapan, semua hening dan yang bersuara hanya seekor
jangkrik. Mungkin mereka semua tidak percaya dengan perkataan Chycron.
Rhea kesal, dengan segera Rhea merebut mikrofon
dari tangan Chycron.
“KELUAR GAK SEMUA, ATAU KALIAN AKAN MENGALAMI
MIMPI BURUK YANG TIDAK AKAN PERNAH KALIAN LUPAKAN !!!!!!” Teriak Rhea beserta
ancaman yang membuat semua orang langsung lari-lari tak tentu arah dan
desak-desakkan menuju pintu keluar.
“Tenang semuanya, tenang !!! Jangan panik.”
Peringat Rhea dan akhirnya kerumunan bak semut yang mau ngungsi dari banjir itu
mulai terdiam tiba-tiba saja...
“KABOOOOMMMMM BRUAKKKK !!!!!!!!!!!” Bom pertama
yang masih agak kecil meledak. Bom itu menhancurkan sebuah tiang dan sebentar
lagi sebuah dinding akan runtuh. Rhea yang melihat itu mulai ketakutan
dan.........
“SEMUANYA SILAHKAN PANIK DAN BERLARI SESUKA HATI KALIAN” Perintah Rhea, dengan segera teriakan
terdengar dimana-mana. Semua berlari tak tentu arah, bahkan ada yang berlari
berbentuk barisan panjang dan bernyanyi “Naik kereta api, tut tut tut. Siapa
boleh turut, ke Bandung, Surabaya, bolehlah naik dengan percuma.”
“Plakkk, enak aja loe naik percuma, bayar.” Ucap
seorang penjual tiket kereta yang merasa dirugikan karena banyaknya anak yang
membayar gak pake duit.
Setelah semua keluar dari Aula, giliran Chycron
dan Rhea untuk keluar. Baru saja melangkahkan kaki turun dari panggung.
Tiba-tiba saja sebuah runtuhan bangunan menutup pintu masuk. Dan satu jalan
untuk keluar adalah melewati atap dan loncat dari tempat itu. Terdengar gila
tapi hanya ini satu-satunya jalan keluar daripada mati sia-sia. Dan pergilah
mereka ke atap Aula yang masih utuh.
Chycron menemukan sebuah tali, Rhea mengambilnya
dan membuat sebuah simpul. Kemudian melemparkannya ke sebuah antena yang berada
diatas atap gedung perpustakaan. Geduang
perpustakaan memang bersebelahan dengan Aula. Berjarak sekitar 10 meter dan
memiliki 5 lantai.
Setelah kena dengan antena itu, Rhea menarik
talinya apakah sudah kuat. Setelah dirasa kuat, Rhea berjalan ketepi atap dan
dibelakangnya Chycron memeluk Rhea dari belakang dan mereka melompat bersama.
Dan bersamaan dengan meledaknya Aula dan hancurnya gedung tersebut yang telah
rata dengan tanah.
“WAAAAAAAAA !!!!!!!!!!” Teriak mereka bersama dan
sebuah dinding besar dan keras siap menerima didepan dan “BRAKKK !!!! Aduhhh.”
Keluh mereka setelah bertabrakan dengan dinding dan akhirnya mereka berdua
bergantungan diketinggian setingkat lantai 4.
“Ini pengalaman terburuk yang pernah aku alami.”
Kesal Rhea sambil terus memeluk tali yang ia genggam agar tidak jatuh kebawah
secara bebas. Kalau jatuh bisa-bisa masuk UGD atau masuk ke dalam lubang
persegi empat dengan luas 2 X 4 dan kedalaman 3 meter (kuburan maksudnya).
“Maaf membuatmu terlibat.” Sesal Chycron.
“Tidak apa-apa. Asalkan ada teman senasib sial,
aku merasa tidak begitu sial kok.” Senyum Rhea yang membuat senyum Chycron
kembali mengembang.
Tiba-tiba saja simpul yang ada diantena mulai
mengendur dan “Sreetttt.” Tali itu terlepas dan “WAAAAAA !!!!!!!!!” Teriak Rhea
dan Chycron karena terjun bebas namun tiba-tiba saja tali itu tersangkut
ditalang air sehingga Rhea dan Chycron tidak jadi mendarat ditanah. Tuhan masih
menyayangi mereka rupanya.
“Chycron apapun yang terjadi jangan lihat kebawah
!!!!!” Panik Rhea yang merasa genggamannya mulai mengendur karena keringat yang
membasahi tangan Rhea. Rhea takut jika ia dan Chycron akan terjun bebas
ketanah.
“Rhea.” Panggil Chycron dengan nada tenang.
“JANGAN LIHAT KEBAWAH, AKU PASTI BISA BERTAHAN
!!!!!” Panik Rhea sekali lagi dengan suara yang sangat keras. Busyeet ni anak
takut banget. Pikir Chycron.
“Rhea, kita tidak akan mati jika jarak kita dengan
tanah Cuma 5 cm.” Jelas Chycron yang langsung melepas pelukannya dengan Rhea
dan mendarat ditanah.
“Sudah sampai?” Bingung Rhea dan akhirnya ia
melepaskan genggamannya ditali tersebut dan mendarat dengan selamat. Yaiyalah
selamat, orang cuma 5 cm.
“Kau ini.” Kesal Chycron yang hanya dibalas
senyuman malu Rhea.
Akhirnya mereka berdua pulang kerumah bersama.
Keesokan paginya, kebetulan hari Minggu. Jadi Rhea bangun jam 8 pagi. Rambutnya
awut-awutan, gaun belum dilepas, kamar bertantakan, dan tidur dengan kepala
menggantung dipinggir kasur. Ck ck ck, bukan contoh yang baik itu.
Rhea yang masih mengantuk, memaksakan dirinya
bangun dan langsung kekamar mandi. Setelah rapi dan siap dengan pakaian
biasanya Rhea turun dari kamarnya menuju ruang tengah, ruang tempat berkumpul.
Namun ada satu yang aneh, kemana Chycron dan Revan? Bukankah mereka biasanya
ada disini dan membaca buku atau menatap jendela. Yang ada disini hanyalah Mino
yang terlihat tersenyum licik dan membaca sebuah majalah.
“Mana Revan dan Chycron?” Tanya Rhea dingin.
“Selamat pagi Rhea.” Sapa Mino tersenyum dan hanya
dibalas buangan muka Rhea. “Pagi-pagi sudah marah. Oh iya,tadi Revan dan
Chycron menitipkanku sebuah surat. Ini.” Kata Chycron sambil menyodorkan tiga
buah amplop putih kepada Rhea. Rhea ragu menerimanya dan akhirnya ia terima
juga. Kemudian Mino pergi meninggalkan Rhea sendiri. Rhea pun membuka surat
pertama.
To : Rhea
Maaf
aku pergi tidak bilang-bilang. Aku tidak mau kau sedih dengan kepergianku.
Mungkin dari dulu aku harus pergi, sekarang keluargaku bangkrut dan harus
pindah keluar kota. Kalau kau sudah tunangngan, nanti aku akan mengunjungimu.
Aku tidak akan lama pergi kok, hanya sampai keluargaku bisa sukses lagi aku
akan kembali dan bertemu kamu. Jangan sedih ya “Putri Pasir”. Kurcaci imut akan
selalu mengingatmu.
From: Revan
Rhea sedih
membaca surat tersebut, sahabat terbaiknya, kini pergi. Ingin rasanya
meneteskan air mata, namun Rhea tahan, Rhea harus tegar dan kuat. Ini hanyalah
perpisahan sementara. Kemudian Rhea membuka amplop kedua.
To: Rhea
Sebagai pembuka, aku hanya
ingin mengatakan maaf karena tidak mngabarimu kalau aku akan pergi hari ini.
Sekarang aku sudah mendapat tugas baru dan harus keluar kota untuk menyamar
lagi dan mencari tersangka baru lagi.
Mungki nanti aku akan mendapat identitas baru dalam penyamaranku, aku
harap kau tidak melupakanku. Senang bisa
mengenalmu.
From: Chycron
Semakin sedih Rhea, kini Chycron juga ikut pergi.
Kenapa semua harus pergi ketika semua sedang menjadi sangat indah. Malam
kemarena Rhea dapat mengenal Chycron dengan lebih dekat.
Rhea dapat ingat ketika ia tanding dansa dengan
Chycron, bertarung melawan seorang laki-laki kuat, dan berayun bersama sehingga
menabrak tembok. Semua kenangan itu sangatlah jarang didapatkan Rhea yang
jarang mendapatkan teman laki-laki. Pengalamannya dengan Chycron memang sangat
indah. Sekarang semua sudah usai. Dengan begini, yang menjadi tunangan Rhea
adalah Mino.
Dan sekarang, amplop ketiga, apakah Rhea akan
lebih sedih saat membacanya?
To: Rhea
Maaf hari ini tagihan listrik dan air telah jatuh tempo.
Jika tidak bisa di bayar maka terpaksa, pihak kami harus mengamputasi,
mengisolasi, dan memutuskan listrik dan air di rumah anda.
Dan ketika itu terjadi, maka pihak kami tidak dapat
berbuat apa-apa kecuali berkata
“KASIHAN DEH LHO MATI LAMPU, ENAK TUH GAK BISA MANDI”
“WKWKWKWK :P”
From : PLN dan PDAM tercinta.
Sudah jelas kalau Rhea akan meraung-raung menangis
membaca surat tersebut. Kasihan.
“Sekarang kita harus tunangan.” Ucap Mino sambil
bersandar di dinding. Rhea kaget dan langsung menoleh ke arah Mino.
“Aku tidak mau.” Tolak Rhea mentah-mentah.
“Tapi, jika kau menolak maka foto ini akan
tersebar.” Ancam Mino sambil menunjukkan foto perselingkuhan Ayah Rhea. Rhea
kaget, jika Mino sebarkan maka reputasi Ayah Rhea akn turun dan jelas ini akan
berpengaruh buruk bagi perusahaan Ayahnya.
Belum sempat Rhea berpikir, tiba-tiba saja ia
dibius seseorang dari belakang. Rhea lemas dan segera ia pingsan. Ternyata yang
melakukan itu adalah laki-laki kuat kemaren malam.
“Kerja bagus anak-anak.” Puji Mino. “Sekarang bawa
dia ke mobil, dia harus cantik saat pertunangan nanti.” Perintah Mino dan
segera Rhea dibawa pergi entah kemana.
Acara pertunangan dilaksanakan hari itu juga,
seluruh keluarga menghadiri acara pertunangan. Orang tua Rhea juga, pertunagan
diadakan diatas sebuah bukit hijau. Susana pesta pun dibuat out door. Dengan
alam terbuka sebagai dinding dan langit sebagai atap. Suasana begitu asri, dan
untuk bisa keatas bukit harus bisa menaiki anak tangga sebanyak 1.000 anak
tangga. Itu masalahnya, acara pertunangan seharusnya berlangsung jam 10 pagi
namun karena panjangnya itu tangga jadi para tamu baru sampai jam 11. Jadi
kalau sudah sampai yang paling cepet diserbu adalah minumannya. Yang kasihan ya
kakek kakek dan nenek nenek. Udah tua disuruh jalan sepanjang itu, masya Allah,
siapin tanah kuburan dulu, kalo-kalo meninggal ditengah jalan. (amit-amit
cabang bayi. Naudzubillah.)
Setelah seluruh tamu hadir, akhirnya Rhea datang
juga. Dengan gaun putih panjang yang cantik, dan sepatu hak tinggi. Rhea
terlihat sangat cantik. Mino menyambut Rhea langsung,dan acara pertunangan pun
berlangsung.
Setelah acara pembuka, acara utama dilangsungkan.
Yaitu pemasangan cincin yang akan dilakukan masing-masing pasangan. Dua buah
cincin perak telah siap dikotaknya yang terbuka. Mino melingkarkan sebuah
cincin dijari Rhea. Rhea hanya terisak, begitu sial hidup Rhea, harus
bertunangan dengan laki-laki yang tidak dia suka. Tapi Bapak Ibunya malah
menganggap Rhea senang dan bahagia sampe-sampe mau nangis. Ck ck ck, orang tua
gak tau anak.
“TUNGGU !!!!!” Teriak seseorang dari bawah bukit,
semua mata langsung tertuju pada orang yang berteriak itu, Mino tidak jadi
memasangkan cincin Rhea. Semua pergi ketepi bukit. Dan melihat orang yang
berteriak itu. Ternyata dia Chycron
!!!
Chycron mulai menaiki tangga, seperempat jalan,
Chycron mulai berkeringat, setengah jalan Chycron mulai kecapean. Ya ampun,
siapa sih yang punya ide bikin acara dia atas bukit. Mana ada cheerleaders
sorak-sorak gak jelas lagi dikiri kanan tangga.
“Go Chycron go Chycron go. Go Chycron go Chycron
go. GOOOOOOOOOOOOOOOO..... CHYCRON.” Sorak mereka sambil memegang rumab-rumbai
warna pink. Cheerleaders sewaan kali.
Dan akhirnya diakhir jalan, Chycron muncul diatas
bukit sambil merangkak. Dan didepannya ada pita yang direntangkan, Chycron
melewati pita tersebut dan putuslah pita itu. (Back sound: We are the
champion). Semua terjadi secara slow motion, riuh tepuk tangan membahama
menyoraki Chycron, taburan kertas warna-warni yang dipotong kecil-kecil
ditaburkan para perempuan cantik. Dan seorang perempuan mengalungkan sebuah
medali dan memberikan piala kepada Chycron. Tiba-tiba saja seorang reporter
cantik langsung mendatangi Chycron.
“Bagaimana perasaan anda setelah berhasil mendaki
bukit ini?” Tanya reporter tersebut.
“Saya sangat senang sekali. Sruuuttttt.” Isak
Chycron sambil mengambil nafas dalam agar ingusnya gak meler. “Emak, saya
menang mak.” Bangga Chycron sambil mengangkat pialanya.
Akhirnya cerita dilanjutkan.
“Hentikan pertunangan ini. Aku tidak setuju jika
Rhea bertunangan denganmu.” Jelas Chycron sambil menatap tajam Mino.
“Dia harus bertunangan denganku.” Tegas Mino tak
kalah tajam matanya.
“Dia milikku
bukan milikmu
Dia
untukku bukan untukmu
Pergilah kamu, jangan kau ganggu
Biarkan ku mendekatinya.” Nyanyi Chycron seakan suaranya bagus aja.
“Dia harus jadi milikku.” Tegas Mino sekali lagi.
“Memang kenapa kau ingin membatalkan pertunangku? Bukankah kau seharusnya sudah
pergi?” Tanya Mino kesal.
“Aku menyukai Rhea.” Jawab Chycron yang langsung
membuat semua orang kaget termasuk tamu undangan dan orang tua Rhea. Baru kali
ini Rhea diperebutkan dua laki-laki, betapa bahagianya Ibunya Rhea. Ternyata
anaknya masih laku.
“Aku mulai sadar aku menyukai Rhea ketika aku
pergi, aku sadar ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Senyum Rhea tidak bisa
kulupakan, akhirnya aku sadar jika aku menyukainya. Makanya aku kemari dan
berusaha menghentikan pertunangan ini sebelum terlambat. Aku tidak mau Rhea
jatuh kepelukan laki-laki lain.” Ungkap Chycron.
“Oooooouuuuuuu....... so sweet” Seru semua tamu,
dengan segera semua pasangan suami istri, para kekasih, kakek nenek berpelukan.
“Chycron, aku tidak tahu kau menyukaiku. Ku pikir
kau hanya menggapku teman biasa. Aku bahagia Chycron.” Ungkap Rhea juga.
“Tit tit..... !!!!!” Sebuah suara klakson motor
tiba-tiba membuyarkan peristiwa romantis tersebut. Bagaimana motor bisa keatas
bukit? Itu masih ditanda tanyakan. Tiba-tiba saja seorang tukang pos turun dari
motornya dan mengambil sebuah paket. Kemudian paket itu diberikan kepada Rhea
dan Rhea menandatangani paket tersebut sebagai tanda penerimaan. Dan sekejap
tukang pos itu menghilang. Dari mana datanganya ya? Pikir semua orang.
Rhea merasa aneh dengan paket tersebut,
samar-samar terdengar suara tik tik tik. Semua orang hening, mungkinkah itu bom
yang dikirimkan orang lain? Aduuuhh jangan bom lagi deh. Tapi memang terdengar
suara tik tik tik, seperti suara detik bom.
“Ini pasti bom !!!” Ucap Rhea sambil menunjuk
paket yang dipegangnya. “Coba denger suaranya.” Perintah Rhea dan dengan segera
Chycron dan Mino menempelkan telinganya ke paket tersebut. “Ada bunyik Tik tak
tik tak.”
“Di dinding.
Diam-diam merayap.
Datang seekor nyamuk.
Hap !!” Tepuk Chycron dan Mino kaya anak TK nyanyi
bersama. “Lalu ditangkap. Yeeeeeee.” Seneng mereka berdua sambil tepuk tangan
sendiri. Ya ampun masa kecil kurang bahagia.
“Bukan gitu suranya.” Sanggah Chycron. “Tapi
begini. Tik Tik Tik.”
“Bunyi hujan diatas genting.
Airnya turun tidak terhingga.
Cobalah tengok dahan dan ranting.
Pohon dan kebun basah semua. Yeeeee” Sorak Rhea
dan Mino sendiri setelah nyanyi lagu tersebut. Kenapa jadi masa kecil kurang
bahagia semua sih.
“Kalian semua salah.” Tegas Mino. “Yang bener
suaranya tu begini. Tuk Tik Tak Tik Tuk”
“Tik Tak Tik Tuk Tik Tak Tik Tuk.....
Suara sepatu kuda.
Pada hari Minggu kuturut ayah kekota.
Naik delman istimewa kududuk dimuka.
Kududuk samping pak kusir yang siap bekerja.
Dengan mengendarai kuda supaya baik jalannya.
Hei !! Tuk Tik Tak Tik Tuk 4X.” Nyanyi Chycron dan
Rhea bersama.
Ya ampun
masa kecil mereka ini memang sudah gak ketolongan. Masa kecil kurang bahagia,
masa remaja kurang biaya, masa dewasa kurang jaya.
“Untuk membuktikan ini bom apa bukan, aku akan
membukanya.” Usul Rhea dan segera Chycron dan Mino mengambil jarak 10 meter
kebelakang. “Sreeetttt” Pembungkus paket dirobek. “HHWWAAAAA!!!!!!” Teriak
semua tamu dan segera mereka bersembunyi dibalik meja dan kursi, bahkan orang
tua Rhea. Chycron dan Mino juga ikutan sembunyi. Takut kalau itu bener bom dan
langsung meledak.
“Kok sembunyi semua?” Kata Rhea sambil melihat
sekelilingnya yang kosong, hampa, tak ada tanda kehidupan. Rhea pun menutup
matanya dengan tangannya kemudian.
“1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, sudah belum?” Tanya Rhea.
“Belum !!!” Jawab serempak semua orang.
“Sudah belum?” Tanya Rhea lagi.
“Belum !!!” Jawab mereka sama.
“Sudah belum?” Tanya Rhea sekali lagi dan tak ada
jawaban yang berarti sudah.
Semakin lama cerita ini kenapa semakin kacau???
(Pengarang bingung sendiri sambil garuk-garuk kepala padahal yang gatal
punggung). Setelah paket itu dibuka, ternyata isinya adalah sebuah jam weker
dan sebuah surat kecil.
Rhea, ini hadiah buat kamu. Maaf kalau gak bagus, habis
aku lagi bangkrut. Nanti kalau aku sudah sukses kembali, akan kubelikan yang
lebih bagus, jam dinding mungkin, jam tangan, atau jam yang ada bandulannya.
Semoga kamu bahagia aja disana.
Tertanda
Revanilo
Corista
“Revan, ternyata kamu masih memperhatikan aku
disana.” Seneng Rhea. Dan setelah aman, semua tamu undangan kembali
ketempatnya. Mino dan Chycron kembali berwajah dingin.
Tiba-tiba saja, sekelompok polisi berkumis muncul
dibalik pertengkaran sengit tersebut. Yang satu bekumis kaya ikan arwarna, lalu
ada yang berkumis ala madura, dan sisanya berkumis setengah alias cuma ada
kumis dibawah hidung doang. Kotak lagi. Itu kumis apa ingus ketutup debu?
Wkwkwkwkwkwkwk, gua ngakak sendiri. Hahahahahahaha :D :D. Ingus ketutup debu,
Hahahahahahaha :D
“Kamu ditahan karena melecehkan martabak polisi eh
maksudnya martabat.” Ucap seroang polisi kepada saya. Busyet dah gua mau
ditahan, mendingan gua KABBUUURRRRRR.........!!!!!!!!!!!
“Ada apa Pak Polisi?” Tanya Chycron heran.
“Tadi ada anak aneh hina-hina kumis saya, gak tau
apa ini kumis meliharanya susah.” Jelas Polisi tersebut.
“Dia perempuan?” Tanya Rhea.
“Kurus?” Tanya Mino.
“Item, cungkring, dekil, keriting, kerangka berjalan,
jelek, hidup lagi?” Tanya Chycron.
“Iya.” Jawab Polisi tersebut singkat.
Ya ampun aku dibilang begitu, awas ya, kalau bukan
karena aku kalian gak bakal ada diceritaku. Dendam aku. (kemarahan membara
padahal dia sendiri yang buat, ck ck ck, kasihan butuh obat nah, habis sih).
“Anda yang bernama Artesa Minoka Hoka?” Tanya
polisi berkumis arwarna.
“Ya.” Jawab Mino gugup.
“Anda ditahan.” Ucap polisi tersebut.
JENG JENG JENG JREEEENNNGGG
“APA???!!!” Kaget Mino.
“APA???!!!” Kaget semua tamu dengan mulut terbuka
dan tangan diwajah bahkan ada diatas kepala. (Lebay)
“APA??!!!” Kaget Orang tua Rhea.
“Apa apa apanya dong
Apanya dong
Dang ding dong
Danggg.... ding dong.” Kaget Rhea dan sekali lagi
ia bernyanyi, bagus kalau bukan lagu anak kecil.
“Ya, anda ditahan atas tuduhan pengedaran dan
pemodruksi narkoba. Sekarang ikut kami !!!” Perintah polisi berkumis madura.
“Apa buktinya?” Tanya Mino dengan keringat dingin
mengucur didahi.
“Ini.” Kata polisi berkumis setengah sambil menunjukkan
sebuah foto Mino yang berpose memegang obat terlarang tersebut, dengan tangan
sebelah diacungkan dua jari membentuk peace dan tersenyum lebar sampai
gigi-giginya kelihatan semua.
“Sekarang cepat ikut kami.” Perintah seluruh
polisi.
“Tapi tunggu dulu, aku ingin menunjukkan ini
kepada semua orang. Supaya semua tahu tentang Ayahnya Rhea.” Kata Chycron
sambil menunjukkan sebuah foto Ayah Rhea yang sedang bersama seorang wanita.
Semua tamu terutama Ibu Rhea sangat shock melihat foto tersebut.
“Kau selingkuh??” Tanya Ibu Rhea tidak percaya.
“Tunggu, itu foto, itu...” Kelabakan Ayahnya Rhea
karena tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.
“Eyyyy tunggu. Itu foto eyke, kenapa nongol
disitu?” Tanya seorang tamu laki-laki dengan tangan melambai, kelainan ya?.
“Itu foto eyke waktu belum insyaf. Aduhh cin jadi malu deh gue. Ihhhh cantik
juga eyke dulu. Dulu eyke temenan deket sama Ayahnya Rhea, lalu fotoan. Ihhh
cucok deh.” Jelas laki-laki rada-rada itu. Semua tamu pun mengangguk dan
akhirnya mengerti.
“Ayah gak ketularan penyakit dia kan?” Tanya Rhea
khawatir,
“Ya enggak lah. Ayah ini macho dan laki tulen.”
Jawab Ayah Rhea. “Mungkin sedikit.” Ayah Rhea melambai sebentar.
Hiiiyyyy, Rhea langsung mundur puluhan meter
menjauh.
“Maaf aku menuduhmu. Ternyata kau memang setia.”
Kata Mamanya Rhea sambil meluk Ayahnya Rhea.
Akhirnya Mino ditahan dan dipenjara sampai dia
insyaf, lalu Rhea dan Chycron tunangan. Kini mereka menjadi sangat akrab dan
mesra. Rhea sudah menemukan cintanya begitu juga dengan Chycron. Dan sebulan
kemudian, ada kabar dari Revan. Keluarga Revan sukses kembali dan ia
bertunangan dengan Mika. Tapi kisah cinta mereka ada kisahnya lho. Mau tahu
kisahnya, kalau mau tahu silahkan lanjut baca tapi kalau gak ya berhenti aja.
Ceritanya.......
Ceritanya begini.
Saat ditengah hujan, Revan berusaha menarik tangan
Mika yang ingin pergi. Mika kesal dan memberhentikan langkahnya. Mereka berdua
bertatap-tatapan, dengan pandanga sedih dan penuh harap.
“Apa sih susahnya ngomong?” Tanya Mika kesal dan
air matanya membaur dengan hujan. “SMS gak pernah telpon gak pernah.”
Revan bimbang, haruskah dia bilang alasannya?
“AKU GAK PUNYA PULSA.” Ungkap Revan yang membuat
Mika pingsan dan langsung masuk UGD karena shoch tingkat tinggi.
Keesokan paginya, Revan yang galau dan hancur
hatinya karena ditinggalkan Mika berdiri ditepi jembatan sambil merentangkan
tangannya.
“Mika, tanpamu aku galau.” Teriak Revan tiba-tiba
saja sesosok wujud muncul didalam sungai. Siapa tuh? Siluman air? Pikir Revan.
Tiba-tiba saja orang itu mendatangi Revan.
“Kalau galau jangan risau, datang kesini.” Kata
orang itu sambil memberikan sebuah brosur kepada Revan. Brosur itu berisi.
Anda Galau?
Habis diputusin Pacar?
Ingin bunuh diri?
Kasihan deh lho. Hahahahaha
:D :P
Jika itu semua masalah anda,
segera datang ketempat kami. Disini kami mempunyai seorang dukun hebat yang
bisa mengatasi semua permasalahan anda.
Alamat : Jln.Rahasia, no:1 +
2 = 3.
Dijamin sukses, jika gagal
uang gak kembali.
Akhirnya Revan pergi ketempat tersebut. Ditempat
dukun tersebut, Revan disuruh duduk. Baru saja duduk sudah dibacakan mantra,
komat-kamit tu mulut dukun sampe-sampe hujan lokal. Ih mana bau lagi, gak sikat
gigi ya? Tak lama kemudian, Revan dilempar, kembang tujuh rupa, kembang api,
jambu klutuk, mangga lapuk, jeruk busuk, dan semua buah-buahan terkutuk. Tak terkecuali
kulit durian. Ya ampun, Revan kasihan banget jadi kaya tempat sampah. Terus tu
dukun nyuruh Revan ingkutin gayanya. Dukun itu berakrobatik, mana pake legging
lagi. Kaki diangkat gak jelas, Revan mah ikut-ikut aja, inikah perjuangan
cinta? Sungguh berat rasanya.
Akhirnya Revan pergi meninggalkan dukun tersebut.
Gak ada guna. Akhirnya Revan pergi kesebuah warung makan (maklum lagi bangkrut,
biasanya direstoran.) Setelah memesan makanan dan makanan tiba, eh tiba-tiba
ada muncul sekelompok anak. Sambil membawa kecrekan dan mulailah mereka
bernyanyi.
“My First
My Last
My everything
And the answere to
Of my dream
You my sun, my moon (Bagian moon mulutnya
dimongyongin)
My garden star
Because of wonderful
That’s right you are
My everything.” Seleseilah mereka bernyanyi.
“Bang, mana duitnya, udah dinyaiin juga, mana lagu barat lagi. Cepet mana
duitnya.” Palak seorang anak dengan muha sangar. Ya ampun kecil-kecil sudah
kaya gini gimana besarnya?
“Iya iya, nih.” Kata Revan sambil memberikan
seribu kepada mereka dan pergilah mereka.
Revan pun mulai berdoa memulai makan, maklum anak
alim. Dan ia menyendokkan makanannya dan langsung meluncurkan kemulut lalu.
“Weeee gue juga punya cincin lho.” Kata seorang
laki-laki yang muncul tiba-tiba sambil menunjukkan kesepuluh jarinya yang penuh
dengan cincin. “Ada kembang, emas, perak, timah, bla bla bla.” Katanya
menjelaskan satu-satu cincinnya terus dimakanin tuh makanan Revan sampai habis.
“Siapa juga yang nanya cincin loe? Mana habis lagi
makanan gua, aduhh.” Keluh Revan dalam hati, akhirnya setelah makanan Revan
habis baru itu orang pergi. Kenapa hidup Revan jadi seperti ini? Sial sekali.
Mana saat jalan pulang Revan terus diteriaki Loe Gue End. Siapa juga loe?
Akhirnya Revan menyebarkan kegalauan hatinya lewat
Facebook dan Twitter. Dia menulis, Mika maafin saya ya. Itulah yang ditulisnya,
eh ternyata yang nge-like dan follow banyak banget.
Saat yang sama Mika yang lagi jalan dengan
temannya tiba-tiba bertemu dengan orang-orang yang menyuruhnya untuk memaafkan
Revan. Mulai dari temannya sendiri, supir taxi, orang gak dikenal, sampai
tukang sapu jalanan. Semua menyuruh Mika untuk memaafkan Revan. Mika galau,
ternyata Revan masih mengaharapkan Mika. Akhirnya Mika pergi kerumah Revan,
namun ditengah jalan ia bertemu dengan Revan.
“Mika maafkan aku ya.” Pinta Revan sambil duduk
didepan Mika.
Mika terharu dan akhirnya memeluk Revan. Revan
janji kalau dia akan mengajak Mika bertunangan.
Keesokan paginya Revan pergi kerumah Mika, namun
Ayahnya Mika menolak Revan untuk menjadi tunangan anaknya. Karena Revan
bangkrut dan tak mungkin membahagiakan Mika. Jadi Ayahnya mengelak dengan
menyuruh Revan membawa satu juta mawar dulu, baru bisa.
Akhirnya Revan pergi ke pabrik Ayahnya yang sudah
ditutup. Ayah Revan ini memiliki perusahaan makanan biskuit. Gak tau nama
biskuitnya apa. Tak sengaja Revan masuk kedalam ruang laboratorium yang
digunakan untuk membuat rasa makanan yang baru. Eh disitu Revan terjatuh dan
akhirnya sebuah tabung kecil tercampur dengan sebuah bumbu dan tercampur
menjadi satu. Revan kaget dan segera mencicipi rasa baru itu. Ternyata enak.
Dengan segera Revan memberitahukan itu kepada Ayahnya.
Ayahnya ragu dan segera menyuruh Revan untuk
kerumah tetangganya yang memiliki seorang anak kecil penggemar kue. Kalau dia
suka berarti berhasil.
“Afika...!!”Panggil Revan kepada anak kecil itu.
“Ada yang baru lho.”
“Apa?” Tanyanya.
“Pakai ini dulu ya.” Kata Revan sambil memasnagkan
jaket, syal, topi, dan sarung tangan. “Ini dia, biskuit baru rasa jeruk.” Jawab
Revan.
“Hah limau.” Takjub Afika. Ternyata Afika suka.
“Nenek ayamku mana????!!!” Tanya seorang anak
panik, dia masih berseragam sekolah lengkap. Baru pulang sekolah kayanya.
“Sudah makan dulu saja.” Kata Neneknya kepada
cucunya itu. Dengan segera cucunya pergi kemeja makan, disana ia mendapatkan mi
kuah berkaldu ayam.
“Hhhhmmm lezat.” Katanya sambil terus makan.
“Enaknya.” Kata Revan dalam hati.
Tiba-tiba selesei makan, anak itu panik. Rasa
makanannya sangat terasa ayamnya. “AYAMKU !!!!!!” Teriaknya panik tingkat dewo.
“Bukan di, ini resep baru.” Jelas Neneknya.
“Jadi ayamku??” Tanyanya.
Anak itu gak tau kalau Ayamnya ketinggalan
disekolah. Dasar pelupa. Akhirnya Revan pulang, terus Ayahnya memprokduksi
biskuit rasa baru tersebut. Ternyata laris, kini keluarga Revan kembali kaya.
Revan pun mulai menyebarkan keinginannya di
facebook dan twitter. “Sejuta Mawar untuk Mika.”. Dengan segera semua orang
menyumbangkan setankai mawar untuk Revan. Semua orang membantu Revan untuk bisa
mendapatkan Mika lagi.
Keesokan paginya. Mika masih tidur dikamarnya yang
berada dilantai dua. Tiba-tiba.
“Mika !!!” Panggil Revan dari luar rumah. Mika
kaget dan segera bangun. Kemudian berlari kebalkon rumahnya dan ia melihat
Revan membawa sekuntum bunga mawar, dan ribuan orang dibelakangnya yang juga
membawa banyak bunga mawar. Ayah Mika juga ada disebelah Mika.
“Kamu mau gak tunangan denganku?” Tanya Revan dan
dengan seketika dijawab.
“MAU.” Jawab Mika teriak. Akhirnya mereka
bertunangan, hidup bahagia, dan selalu berada dalam cinta yang damai.
~
The End ~
Maaf kalau cerita ini gaje dan tidak menarik bagi
kalian. Ini hanyalah karya iseng yang kubuat untuk membuang waktu luangku.
Salam dari pengarang, semoga yang baca ini bisa awet muda, gak cepet keriput,
plus banyak rezeki aja deh. (Lebay banget pake acara salam, kaya pisah sambut
aja)
J J J Ya sudah, salam untuk yang baca aja ya. J J J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar