Senin, 26 Mei 2014

Cerita Pertama


My Ugly Princess

Saat itu pagi yang cerah. Matahari tampak sangat senang dihari itu. Burung-burung berkicauan, embun pagi berkilauan, dan desiran lembut angin yang berhembus diantara daun-daun pepohonan. Semua tampak sempurna, apalagi ada sebuah rumah mewah dan besar dengan latar belakang pegunungan yang menambah keindahan bagai sebuah lukisan. Hingga...........
“AKU TIDAK MAU !!!!!!!!!!” Teriak seorang gadis di ruang makan rumah mewah tersebut. Yang membuat beberapa burung berhenti berkicau bahkan ada yang kabur dengan cara terbang.
“Tapi kau harus bertunangan, kau itu anak tunggal dari keluarga utama, jadi kau adalah seorang putri.” Peringat seorang wanita dewasa yang merupakan Ibu gadis yang bernama Rhea Tanao Difata.
“Tapi aku tidak mau bertunangan. Umurku kan baru 17 tahun. Seharusnya Ibu ngerti bagaimana perasaanku.” Ucap Rhea berusaha mendapat pengertian.
“Tapi kau harus tetap bertunangan, itu sudah peraturan.” Tegas sang Ibu.
“TAPI AKU TETAP TIDAK MAU !!!” Teriak Rhea.
“TAPI KAU HARUS MENURUT !!!!!” Teriak sang Ibu tak kalah nyaring.
Sedangkam sang Ayah masih saja terus makan dengan penyumbat telinga dikedua telinganya. Sepertinya sang Ayah sudah mempersiapkan penyumbat telinga tersebut dari tadi. Jadi dia dengan santainya makan dimeja makan yang dari tadi berguncang karena pukulan sang Ibu dan Rhea.
“AKU TETAP TIDAK MAU !!! ITU SUDAH KEPUTUSANKU !!!!!” Teriak Rhea sambil memukul meja makan dan “KRAKKK” Meja makan pun terbelah menjadi dua.
Sang Ayah langsung menyelamatkan makanannya dengan kedua tangannya dan makan pun dilanjutkan dengan piring ditopang tangan. Yahhh Minggu ini sudah dua meja makan terbelah. Tapi ini masih mendingan karena kemaren kemaren dua lusin piring habis pecah karena Rhea dan Ibunya yang berkelahi dan melempar piring-piring tersebut sebagai senjata mereka. Bahkan mereka membuat markas mereka sendiri dengan sofa yang dibalik, jadi keadaan rumah sudah seperti perang dunia kedua. Lalu sebuah rak buku yang hancur karena ditendang Rhea, TV yang pecah karena Ibu Rhea yang melemparnya, lalu beberapa perabotan lainnya yang digunakan sebagai senjata mereka. Hmmmm Rhea memang tidak akan pernah menyerah lagi pula dia adalah ketua klub karate disekolahnya. Jadi maklumi jika setiap minggu Ayah Rhea harus membeli perabotan baru. Tapi setelah berperang bak perang dunia kedua bahkan perang dunia ketiga akan lahir, Rhea dan Ibunya akan berbaikan lagi.
“Sudahlah, aku mau berangkat sekolah.” Kata Rhea ketus sambil mengambil tasnya dan pergi tanpa memakan sarapannya sama sekali.
“RHEA !!!!” Panggil sang Ibu dan dengan cepat Rhea menoleh menghadap Ibunya. “MAKAN SARAPANMU !!!!” Teriak sang Ibu sambil melempar sebuah roti sandwich dengan gaya seorang atlet lempar lembing dan tepat masuk kedalam mulut Rhea. Rhea pun sedikit tersedak dan merasa akan tidak bisa bernafas namun akhirnya Rhea dapat menelan makanan yang masuk kedalam mulutnya secara mendadak tersebut. Dan selamatlah nyawa Rhea.
Setelah itu, Rhea pun pergi ke SMA-nya dengan diantar sebuah mobil mewah yang dikendarai sang supir. Sang Ibu hanya bisa menatap kepergian anak perempuan satu-satunya tersebut. Biarpun mereka sering bertengkar namun sang Ibu masih menyayangi Rhea.
“Hmm Rhea kau pasti akan tunangan nanti.” Ucap sang Ibu yang seperti berdo’a tersebut.
Disekolah SMA favorit, Rhea duduk dikursinya sambil menatap lesu teman-teman seusianya yang sedang menggosip masalah tidak penting. Untunglah Rhea duduk paling belakang dekat dinding jadi Rhea tidak perlu mendengarkan gosip yang tidak penting itu. Teman-teman Rhea kebanyakan adalah anak artis, penjabat, bangsawan, dan pengusaha. Jika mereka semua mengikuti estrakurikuler musik dan menari, Rhea justru ikut estrakurikuler Karate, bahkan Rhea sekarang mendapat sabuk hitam dan menjadi ketua klub karate disekolahnya.
Sebenarnya Rhea cantik, namun karena sifatnya yang kasar dan tomboy, jadi banyak laki-laki yang tidak mau mendekatinya (demi keselamatan diri masing-masing). Mungkin ini sifat turunan Ibunya yang waktu muda juga tomboy jadi bisa dikatakan perang dirumah itu disebabkan karena keduanya tidak mau kalah dari sifat asli mereka. Bahkan rumah mewah tempat tinggal Rhea pernah hampir roboh, bukan karena adanya gempa atau tsunami tapi karena pertempuran Ibu dan anak yang menghancurkan sebuah tiang rumah. Benar-benar mengerikan Ibu dan anak ini. Untunglah bumi tidak ikut roboh dari jalur rotasinya.
“Hei Rhea, kenapa lesu begitu?” Tanya Mika yang tiba-tiba berada disamping Rhea. Rhea terkejut karena kemunculannya yang sering seperti jelangkung yang datang tak dijemput pulang tak diantar. Bahkan pernah muncul tiba-tiba diperpustakaan, ruang guru, tempat karate, sampai WC. Apalagi saat itu WC sedang mati lampu, jadi bayangkan saja betapa mengerikannya.
“Hei, kenapa diam?” Tanya Mika lagi. “Kau berperang dengan Ibu mu lagi ya?” Tanya Rhea menebak-nebak.
“Yah begitulah.” Jawab Rhea lesu.
“Memang masalah apa lagi?” Tanya Rhea lebih menyelidik.
“Masalah tuangan, Ibu ingin aku bertunangan secepatnya. Tapi aku masih belum siap. Tapi Ibu memaksaku.” Jawab Rhea dengan kesalnya dan “BRAKK” dinding terdekat pun jebol karena menjadi sasaran tinju Rhea yang sangat kesal.
Mika pun menegak liurnya sendiri karena takut dan menatap ngeri ke arah dinding yang jebol itu. “Sepertinya, kau butuh waktu berpikir sendiri.” Kata Mika sambil pergi dari tempat Rhea. Bukan hanya Mika yang menjauh, bahkan anak-anak yang disekitar Rhea pun juga ikut menjauh.
Beberapa jam disekolah terasa sangat lama, dan akhirnya jam pulang pun ditunjuk oleh jarum panjang. Semua anak gembira karena bisa pulang. Namun Rhea masih sangat lesu. Dengan lemasnya, Rhea masuk kedalam mobil jemputannya.
Di rumah.........
“Rhea, Ibu punya kabar baik untukmu.” Ucap sang Ibu senang sambil menyambut Rhea yang baru saja masuk kedalam rumah.
“Kabar baik apa?” Tanya Rhea agak kebingungan.
“Ibu sudah mempersiapkan calon tunanganmu.” Jawab sang Ibu bahagia.
“APA???!! Tapi kan aku belum siap.” Kata Rhea terkejut mendengar berita yang dianggap baik Ibunya itu.
“Tidak apa-apa. Ibu sudah siapkan sepuluh calon tunanganmu. Ini dia.” Kata sang Ibu sambil mengajak Rhea duduk disofa dan menghadap dinding.
“Untuk apa kita melihat dniding?” Tanya Rhea yang tidak mengerti dengan sikap ibunya yang aneh tersebut.
“Nanti kau akan melihat calon tunanganmu.” Ucap sang Ibu sambil senyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba saja, dinding itu pun berbalik dan ternyata dibalik dinding tersebut terdapat sebuah panggung yang ditutupi oleh tirai merah. Dengan perlahan lampu ruangan mulai redup dan hanya ada sebuah lampu sorot yang menerangi panggung tersebut.
Tak berapa lama kemudian asap-asap muncul dari bawah lantai panggung, untunglah bukan asap kebakaran. Kemudian tirai mulai terbuka dan tampaklah 10 orang cowok yang tampan-tampan. Bahkan bisa dibilang sangat keren.
Rhea hanya ternganga dengan mulut lebarnya berbentuk huruf O melihat keseriusan Ibunya yang ternyata menyiapkan sepuluh orang cowok yang sangat keren dan tampan. Bahkan mereka kesepuluh juga mempunyai IQ diatas rata-rata. Sungguh pilihan sempurna kesepuluh orang itu. Jika saja aku yang menjadi Rhea pasti kuterima semua kesepuluh cowok keren itu maklum kan masih jomblo. Ehem ehem... kembali ke cerita saja ya.
“Nah Rhea, kau bisa memilih salah satu dari mereka semua.” Kata sang Ibu sambil menuntun Rhea untuk maju ke atas panggung.
“Ta..ta..tapi, a.. a..ku belum bisa memilih. A..aku be..be..belum siap.” Kata Rhea yang masih shock berat dengan kehadiran sepuluh orang laki-laki dirumahnya tersebut. Bukan karena terpana dengan ketampanan mereka, tapi lebih tepatnya shock karena kelakuan Ibunya yang sangat berlebihan. Bayangkan saja, ada panggung dadakan didalam rumah. Untunglah keluarga Rhea ini sangat kaya, selain bangsawan keluarga Rhea ini juga mempunyai beberapa perusahaan besar yang sukses.
“Ibu sudah menduga kau akan bingung.” Ucap sang Ibu dengan senyumannya yang sepertinya menyembunyikan sesuatu. “Nah supaya tidak bingung. Ibu akan membuat jadwal pacaran untukmu. Satu Minggu dengan cowok pertama, Minggu kedua dengan cowok kedua dan seterusnya sampai selesei. Dan setelah pacaran kau boleh memilih cowok mana yang kau sukai selama masa pacaran. Dan cowok itu yang akan menjadi Tunanganmu.” Jelas sang Ibu.
“APA????!!!” Kaget Rhea dengan suaranya yang mengalahkan petir dalam badai. “Ibu, jika aku ganti-ganti cowok-cowok seperti ini. Orang-orang disekolahku akan menganggapku Playgirl, nanti reputasiku di sekolah akan turun.” Jelas Rhea.
“Tapi kau harus melakukannya. Asal kau tahu saja, Ibu sudah kehabisan cara untuk menjodohkanmu dengan laki-laki yang tepat karena perjodohanmu selalu saja gagal. Dan hanya dengan cara ini, Ibu bisa memberikan calon yang tepat untukmu.” Jelas sang Ibu dengan urat-urat dahi yang menonjol dikepalanya. Saking kesalnya dengan Rhea.
“Tapi aku bisa memilih sendiri calonku nanti. Sekarang ini aku tidak mau terikat dengan pertunangan.” Kata Rhea mencoba agar Ibunya membatalkan saja perjodohan ini.
“Ibu tidak mau, Ibu tetap kan menjodohkanmu. Kau mau menjadi perawan tua?” Tanya sang Ibu yang membuat mulut Rhea tidak bisa terbuka karena tidak tahu jawaban apa lagi yang harus diberikan.
“Tapi aku tetap tidak mau.” Kata Rhea kesal dan membalikkan tubuhnya, berjalan pergi untuk menghindari semua perjodohan yang sangat mengganggu ini.
“Tapi Rhea.... ukh akhh.” Rintih Ibu Rhea sambil memegang dadanya terutama dibagian jantung. Kemudian tidak disangka Ibu Rhea jatuh tersungkur dilantai.
“Ibu!!” Kaget Rhea yang langsung duduk disamping Ibunya dan membaringkan kepala Ibunya dipangkuan Rhea. “Ibu kenapa?” Tanya Rhea yang sangat khawatir dan cemas tersebut sambil menggenggam erat tangan sang Ibu.
“Penyakit jantung Ibu pasti kambuh lagi.” Jawab sang Ibu dengan suara yang sangat pelan.
“Aku panggilkan dokter ya?’ Kata Rhea berusaha bangkit namun tangannya justru dicengkram sang Ibu yang tidak ingin anak perempuannya pergi.
“Sudah terlambat Rhea. Biarkan Ibu menutup mata dipangkuanmu.” Pinta sang Ibu yang seperti permohonan terakhir tersebut.
Tiba-tiba saja, lampu ruangan menjadi padam, Dan hanya ada satu lampu sorot yang menerangi Rhea dan Ibundanya tercinta. Angin lembut membelai wajah sedih Rhea yang tak menyangka Ibunya akan seperti ini. Rambut panjang Rhea yang terikat melambai-lambai lembut diterpa angin. Daun-daun kering yang telah jatuh dari pohon pun ikut terbang bersama angin itu dan membelai rambut Rhea. Lagu-lagu sedih mulai berbunyi menambah sedih kesedihan Rhea yang tidak bisa disembunyikan lagi. Lagu dan desiran angin itu, seperti menyanyikan sebuah lagu tanpa lirik yang menyatakan perpisahan.
“Ibu.” Panggil Rhea yang dibalas tatapan mata sang Ibu yang berkaca-kaca sangat berkilauan. “Maafkan Rhea jika selama ini Rhea sering melawan Ibu. Rhea rela...... Rhea rela..... Rhea...” Ucap Rhea tersendat-sendat dan terhenti karena tetes air mata mulai jatuh dari sudur matanya, membasahi genggaman tangan Rhea dan Ibunya.
“Lanjutkan anakku.” Ucap sang Ibu pelan seperti suaranya akan habis.
“Rhea rela melakukan apa saja untuk Ibu sebagai permohonan terakhir Ibu.” Lanjut Rhea dengan suara mantap dan tegas. Memperlihatkan tekad hatinya yang sudah bulat.
“Tolong......” Kata Ibu Rhea berhenti kemudian tangannya menjulur menuju wajah Rhea dan membelai lembut wajah putihnya yang basah karena air mata itu. “Tolong bertunanganlah, bertunanganlah segera. Ibu ingin melihatmu bertunangan.” Pinta sang Ibu dan tiba-tiba saja lambaian lembut sang Ibu berhenti dan tangan Ibu Rhea pun terjatuh kelantai dan akhirnya mata sang Ibu tertutup dengan damai.
“Ibu !! Ibu !! Ibu !!!” Teriak Rhea berusaha memanggil Ibunya kembali agar tidak pergi untuk selamanya. Namun semua itu sia-sia. Rhea akhirnya memeluk tubuh Ibunya dengan linangan air mata yang bening sebening kristal. “Jika saja waktu bisa diulang. Aku ingin Ibu hidup dan melihat aku bertunangan. Agar aku bisa melaksanakan permohonan Ibu.” Sesal Rhea sambil terus memeluk tubuh Ibu Rhea dengan eratnya.
“Kau janji akan bertunangan?” Tanya sebuah suara yang tidak tahu berasal dari mana. Mungkinkah itu malaikat yang akan menagih janji Rhea?
“Iya aku janji. Aku akan bertunangan secepatnya kok.” Ucap Rhea sambil terus menangis. Tiba-tiba saja Rhea berhenti menangis dan melihat sekelilingnya, mengedarkan seluruh tatapan keseluruh penjuru untuk mencari siapa yang berkata seperti itu.
“Baiklah anak-anak. Dramanya sudah selesei.” Ucap seorang wanita sambil menepuk tangannya dan memberi kode bubar kepada sepuluh cowok yang sudah membantunya dalam drama sedih tadi dan juga kru-kru yang disewa.
“I..Ibu.” Kaget Rhea yang terkejut kalau ternyata wanita yang memberi kode seperti itu adalah Ibunya Rhea sendiri. Kalau begitu yang meninggal tadi?
Ternyata yang meninggal tadi bukanlah Ibu Rhea melainkan seorang Aktris handal yang berpura-pura menjadi Ibu Rhea dan berpura-pura terkena serangan jantung. Sekarang Ibu palsu Rhea itu sedang duduk dikursi Aktris sambil minum sebotol air mineral. Dan angin tadi berasal kipas angin yang dinyalakan, daun-daun kering tadi juga ditebarkan para kru-kru tersebut, kemudian musik sedih itu juga berasal dari mereka. Rhea hanya terduduk diam sambil mematung melihat semua ini. Lampu ruangan pun mulai terang kembali. Kok jadinya kaya habis adegan syuting film ya?
“Baiklah Rhea, sekarang kau harus menepati janjimu. Kau harus bertunangan.” Kata sang Ibu menagih janji Rhea yang tadi disebutkannya ketika ternyata Rhea dibohongi dengan kru-kru film yang disewa Ibuya Rhea untuk membuat adegan sedih sehingga Rhea akan menangis dan berjanji dengan setulus hati. Dan biasanya Rhea paling susah mengingkari janjinya. Jadi sang Ibu sukses membuat Rhea jadi Tunangan.
“AKU DIBOHONGI !!!!!!!!!” Teriak Rhea yang menggelegar sampai keujung dunia saking kesalnya karena dibohongi.
“Do you hear that?” Tanya Barack Obama yang sedang melakukan rapat bersama para menterinya di Gedung Putih Washington D.C. Dan para menterinya pun hanya geleng-geleng dan mengangkat bahu saja.
“Dasar Ibu, ternyata aku dibohongi.” Kesal Rhea sambil terus mondar-mandir bak setrikaan yang sedang menyetrika baju kusut yang kusutnya gak bakal ngilang-ngilang di halaman rumah. “Jadinya aku harus berpacaran secara gantian dengan kesepuluh cowok pilihan Ibu. Huh, reputasiku pasti akan turun. Mereka pasti akan heran denganku. Aku kesal, kesal, KESAL !!!” Teriak Rhea sambil menendang sebuah pohon mangga hingga tumbang. Benar-benar Rhea dibohongi secara sempurna oleh Ibunya.
Keesokan harinya, atau hari pertama pacaran. Rhea bersama seorang laki-laki yang biasa dipanggil Tiko. Anak bangsawan, namun sangat manja. Sengaja ikut kontes yang dibuat Ibu Rhea karena memang dari dulu Tiko menyukai Rhea karena Tiko dan Rhea pernah satu TK saat masih tahap kecebong. Disekolah, Rhea jadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Rhea yang tomboy berpacaran dengan anak manja dan bisa dibilang culun banget. Dengan celana yang naik sampai perut, rambut rata berponi dengan minyak rambut yang banyak banget dan jalannya kaya anak kecil kesenangan dibawa ke pasar malam. Kenapa kemaren bisa kelihatan keren ya? Mungkin habis disalon selama dua hari empat malam.
“Rhea, yuk kita kekantin. Aku mau beli lolipop.” Kata Tiko mengajak sambil mengajak Rhea dengan cara jalan KHASNYA itu.
“Dengar Tiko.” Kata Rhea dengan mata tajamnya dan mematikan langsung bertatap kemata Tiko. “Aku tidak mau kekantin denganmu. Dan aku tidak mau berpacaran denganmu. Aku tidak suka denganmu. Dan jika kamu masih ingin hidup, silahkan pergi atau aku akan melumatmu sekarang.” Ancam Rhea dengan tatapan iblisnya.
Tiko pun menegak lirunya sendiri sambil menahan takut dan kakinya pun mulai gemetaran dan tiba-tiba saja Tiko pun terduduk dilantai dan ternyata sebuah cairan bening keluar dari celana Tiko. “Huwa........!!!!!!! Mama, Rhea jahat, Rhea jahat. Huwa.....!!!!! Oe oe oe...” nangis Tiko yang tangisannya seperti bayi baru lahir trus gak disusuin ma emaknya.
Minggu kedua, Rhea berpacaran dengan seorang anak laki-laki tampan bernama Riki. Tampan? Mungkin iya kali, keren? Jelas, kaya? Tentu, karena dia anak pengusaha dan bangsawan terkenal, reputasi disekolah? Jangan ditanya. Namun ada satu kekurangannya, bahkan bisa dibilang ini kekurangan amat terangat sangat menjengkelkan. Karena Riki ini anak yang selalu narsis, banyak gaya, dan sok kenal & keren. Mana dia punya gigi emas lagi, terus jambulnya tinggi bak pegunungan Himalaya disiram oli 1.000.000 truk (bayangin aja betapa tinggi dan mengkilatnya itu jambul). Amit-amit cabang bayi punya pacar kaya gini idiiihhh (bagi yang membaca harap mengatakan kata tersebut terus ketuklah meja dan kepala anda untuk membuang sial).
“Hey Rhe, kita ke kantin yuk.” Ajak Riki sambil melingkarkan tangannya kepundak Rhea.
“Apa apaan sih?” Ketus Rhea sambil mengibaskan tangan Riki.
“Udahlah sayang, nanti kalau kita sudah tunangan kamu gak perlu takut kok untuk terang-terangan pacaran kaya ini. Gak usah takut deh dicemburui para fans-ku nanti.” Kata Riki dengan senyum tiga jari dan gigi emasnya yang mengkilat diterpa sinara matahari, bahkan saking mengkilatnya sampai-sampai lampu ruangan kalah tuh. Untung saja tuh gigi mengkilat gak sampai langit, takutnya entar ada pesawat jatuh karena pilotnya yang kesilauan.
“Idih.. amit-amit deh.” Kata Rhea dalam hatinya.
Dikantin, kePeDean Riki udah gak bisa ditolong lagi. Dengan santainya ia berfoto dengan cewek-cewek yang jelas-jelas bukan fans dia lagi pula gak ada tuh yang namanya Riki Lovers, hanya cewek mata katarak aja tuh yang ngaku jadi fans Riki. Ngasih tanda tangan gak jelas, nyapa gak jelas, udah ah semua gak jelas.
“Hey yayang Rhea, kok melamun?” Tanya Riki yang tiba-tiba mengagetkan Rhea. Padahal didepan Rhea ada sudah dipesan bakso, nasi goreng, mi goreng, gado-gado, nasi kuning, soto ayam, es teh, es campur, es teller, es pusing. Dan es sialan kenapa gak dipesan aja tuh semua satu menu.
“Riki, sekarang aku minta putus. Aku gak mau bersamamu lagi.” Kata Rhea tegas setelah mengalami penyiksaan batin yang sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttt dalam.
“kok gitu? Kamu cemburu ya aku deket-deket ma cewek lain. Udahlah mereka itu Cuma fans-ku kok.” Kata Riki yang menganggap dirinya anak terkeren disekolah padahal hanya dia sendiri yang beranggapan seperti itu.
“Aku gak suka dengan cowok kaya kamu. Aku merasa sudah gak cocok, sekarang putus dan lupakanlah aku.” Kata Rhea sambil beranjak pergi meninggalkan neraka berjalan itu.
“Tunggu Rhea.” Kata Riki sambil menarik tangan Rhea. “Aku tahu kamu cemburu berat sama aku. Tapi dihatiku hanya ada nama kamu. Kumohon kembali. Jika kau mau kembali, aku janji gak bakalan sedeket itu ma fans aku.” Pinta Riki yang masih aja kePeDeannya gak bisa dihilangkan.
“Ya Tuhan, aku gak suka sama kamu dari dulu. Jadi jangan kejar aku lagi.” Kata Rhea yang langsung lari, berharap neraka berjalan itu tidak mendekatinya.
“Rhea, Rhea !!!” Teriak Riki yang memanggil pujaan hatinya itu. “Aku yakin kau akan kembali padaku. Dan ketika kau kembali aku akan membuka hatiku untukmu. Oh Rhea.” Kata Riki dengan gaya berlebihan atau zaman sekarang disebut ALAY atau LEBAY.
Minggu Ketiga, Rhea berpacaran dengan teman dekatnya sendiri semasa kecil yaitu Revan. Waktu kecil hingga sekarang Revan selalu ada untuk Rhea. Bahkan mereka satu klub karate. Hanya saja Revan tidak memiliki tingkat setinggi Rhea.
Revan anak pengusaha dikotanya, dia baik, ceria, dan selalu memberi dukungan untuk Rhea. Tapi entah kenapa Revan ikut kontes perjodohan ini. Disekolah mereka lebih akrab sebagai sahabat daripada pacar.
“Jadi, kau sebenarnya tidak mau tunangan?” Tanya Revan setelah diceritakan panjang lebar tentang masalah yang dihadapi Rhea dikelas. Kan mereka satu kelas jadi wajar kalau mereka sangat dekat.
“Iya.” Jawab Rhea singkat.
“Lalu kenapa kau tidak berunding saja dengan Ibumu agar pertunangan ini ditunda hingga kau siap?” Tanya Revan lebih selidik.
“Aku sudah berunding, tapi Ibu tetap ingin aku bertunangan. Dia bilang, ini peraturan keluarga. Jadi aku harus menurutinya, lagi pula aku sudah ditipu dengan sempurna oleh Ibu.” Jelas Rhea dengan nada kesal bercampur lesu.
“Yah sudah. Lebih baik bersabar. Aku tidak memaksamu jadi tunanganku kok. Walaupun seminggu ini kita disuruh pacaran. Tapi aku tetap menganggapmu sahabat saja, supaya tidak memberatkanmu.” Ucap Revan dengan senyuman manis yang dapat mengembalikan semangat siapa saja yang lelah. Lelah dengan hidup yang tidak pernah sesuai dengan keinginan.
“Terima kasih Revan. Kau memang teman baikku.” Ucap Rhea dengan senyum manisnya juga. “Tapi tetap kau Kurcaci Imut.” Kata Rhea sambil mengacak-acak rambut Revan dengan panggilan khas masa kecil mereka.
“Dasar Putri Pasir.” Balas Revan dengan mencubit kedua pipi Rhea dengan sebutan Putri Pasir bukan Putri Salju ya.
“Oh iya, kamu kenapa ikut kontes perjodohan ini?’ Tanya Rhea setelah pipinya merah karena dicubit. Namun tetap tidak sakit karena ini hanya candaan.
“Nanti suatu saat kau akan tau.” Jawab Revan dengan gaya misteriusnya. Sedangkan Rhea hanya memandangnya dengan heran.
Kita cepatin aja ya cerita ini, saya cape ngetiknya. Ok, sekarang sudah 10 Minggu berlalu. Rhea sedang duduk di sofa sambil minum sebuah coklat panas. Sedangkan sang Ibu melihat hasil pacaran Rhea di sebuah kertas yang ditulis oleh mata-mata sewaan sang Ibu.
“Laki-laki pertama, kabur karena dimarahi hingga mengompol. Laki-laki kedua patah hati karena Rhea menolak mentah-mentah cintanya. Laki-laki ketiga tidak ada masalah. Laki-laki keempat kabur setelah melihat Rhea menghancurkan satu kedai makanan hanya karena seekor kecoa. Laki-laki kelima, justru terlihat sangat mesra dengan Rhea. Laki-laki keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan masuk rumah sakit semua karena ulah Rhea yang tidak feminim dan mudah tersinggung. Yang terakhir laki-laki kesepuluh, Rhea terlihat sangat menurut dengan laki-laki kesepuluh.” Baca sang Ibu kemudian terdiam sejenak.
“Rhea, sepertinya Ibu belum bisa menentukan. Tapi Ibu sudah punya calon kuat untukmu.” Ucap sang Ibu setelah berpikir.
“Ya ampun Ibu. Sudahlah, mereka bersepuluh itu sudah sangat sangat sangat sangat sangat tidak cocok untukku. Lebih baik dibatalkan saja.” Kata Rhea yang semakin lelah dengan sikap Ibunya yang keras kepala.
“Apanya yang tidak cocok? Buktinya diantara kesepuluh cowok ini, ada tiga yang tidak bermasalah denganmu. Jadi merekalah yang akan menjadi calon terkuat. Dan ketujuh cowok yang lain akan dianggap gugur dalam perjodohan ini. Jadi bersiaplah. Karena selama sebulan. Ibu akan membuatmu satu rumah dengan mereka bertiga di rumah lama Ibu. Dan kau juga akan satu sekolah dengan mereka. Nanti perkembangannya akan dilaporkan oleh mata-mata Ibu.” Jelas Ibu Rhea.
“Tapi..tapi..tapi..”
“Tidak ada tapi-tapian. Kau kan sudah berjanji denganku. Dan keluarga Difata sangat pantang dalam melanggar janji. Kau ingat janji keluarga Difata? Yang melanggar janji akan dikutuk mendapat kesialan selama sepuluh tahun. Dan kutukan itu akan selalu ada disetiap keturunan keluarga Difata. Ingat itu !” Peringat Ibu Rhea.
“Itu kan Cuma takhayul. Omongan nenek moyang dipercaya. Bukankah sekarang ini zaman modern? Jadi kita tidak perlu percaya yang kaya gituan.” Bantah Rhea.
“Kau ini, kalau diperingati paling susah. Kau mau bukti, kaulah bukti kutukan itu.” Kata sang Ibu dengan mendadak.
“Croooooottttt.” Suara Rhea yang memuncratkan coklat panasnya dari mulutnya kewajah Ibunya ketika mendengar kata “Kaulah bukti kutukan itu”.
“Apa maksud Ibu?” Tanya Rhea sambil membersihkan mulutnya dari sisa coklat panas yang menempal disekitar bibirnya.
“Kau ini.” Kesal Ibunya sambil mengelap wajahnya dengan sebuah handuk putih kecil. “Jika saja bukan karena kutukan itu. Mungkin Ibu sudah mempunyai 5 orang anak. Tapi setiap Ibu mengandung selalu saja keguguran. Karena dulu Ibu pernah melanggar janji dengan Ayahmu. Yaitu janji akan selalu bersabar menunggu Ayahmu pulang dari luar kota apaun yang terjadi. Tapi Ibu tidak pernah sabar. Ibu selalu marah-marah ketika Ayahmu pulang telat. Ibu berpikir kalau Ayahmu sedang berfoya-foya, dan akirnya kami pun pisah rumah. Ibu sempat tidak mau bertemu dengan Ayahmu lagi. Karena Ayahmu hanya memikirkan pekerjaannya saja. Tak lama setelah itu, Ibu merasa kehilangan. Dan tiba-tiba Ayahmu datang kerumah Ibu dan memberi sebuah kado spesial sebagai hari jadi ulang tahun pernikahan kami yang ke-3. Ibu akhirnya sadar. Bahwa ternyata Ayahmu tidak pernah melupakan Ibu. Namun karena Ibu sudah melanggar janji yang disepakati bersama. Ibu jadi tidak bisa punya anak selama sepuluh tahun. Itulah sebabnya setelah ulang tahun pernikahan yang ke-13 kami baru dikaruniai anak, yaitu kau. Kau adalah satu-satunya buah pernikahan kami, yang akan kami jaga seperti menjaga sebuah berlian yang paling berharga, meskipun berlian itu belum diasah.” Jelas Ibunya panjang lebar sambil tertunduk sedih mengingat peristiwa itu.
“Kalau begitu, sebenarnya aku anak kelima dan mempunyai empat kakak?” Tanya Rhea yang jadi terbawa cerita Ibunya.
“Ya.” Jawab Ibunya singkat.
“Lalu apa yang Ayah kasih sebagai kado sehingga Ibu jadi kembali kepada Ayah?” Tanya Rhea lebih pensaran lagi.”
“Ayahmu memberi kalung ini.” Kata sang Ibu sambil menunjukkan sebuah kalung berwarna perak dengan setengah hati sebagai buahnya.
“Wahh bagus sekali. Itu kalung imitasi atau perak asli?” Tanya Rhea lebih selidik sepertinya rasa ingin tahunya besar sekali.
“Ya jelas asli dong. Kalau imitasi dari dulu kalung ini sudah berkarat. Gak mungkin kan Ayahmu memberi kalung harga seribuan apalagi kalau cabutan (yang gak tahu cabutan ya sudah).” Jelas Ibunya dengan wajah agak kesal karena ditanya terus. “ Ini diberi Ayahmu kepada Ibu ketika kami baru pacaran namu Ibu buang wakt Ibu marah dengan Ayahmu, dan entah kenapa Ayahmu menemukannya dan menjadikannya hadiah. Ayahmu juga punya kalung seperti ini dan buahnya adalah setengah hati punya Ibu. Dan jika kalung Ayah dan Ibu disatukan maka akan menjadi sebuah hati yang utuh. Jika di ingat-ingat, kami hanya pacaran sebulan kemudian langsung tunangan ketika umur Ibu 17 tahun.”
“Hmmm tapi tetap saja aku gak mau tunangan.” Kata Rhea dengan santainya sambil bersandar di sofa.
“Memangnya kamu mau mendapat kesialan selama sepuluh tahun? Mungkin kesialan kamu adalah kau akan menjadi perawan tua.” Ancam Ibu Rhea dengan wajah menakutkan.
“Perawan tua?” Pikir Rhea sambil membayangkan dirinya yang sudah tua kemudian keriput dan mulai beruban. Tapi tetap tidak punya pasangan sedangkan teman-temannya sudah berbahagia dengan cucunya. Lalu meninggal sendiri tanpa ada yang melayat. “Huwaaaaaa tidak mau.” Takut Rhea sambil sambil memeluk kakinya sendiri yang ditekuk tadi.
“Kalau begitu, kau tepati janjimu. Nanti Ibu akan mengirimmu ke rumah Ibu yang ada didekat daerah sekolah. Lalu kau akan tinggal disana sendiri bersama ketiga laki-laki yang sudah Ibu pilihkan itu. Jadi semoga sukses, besok kau akan memulai hidup baru dan nanti hasilnya akan kelihatan setelah mata-mata Ibu mengawasi kalian dan memberikan hasilnya kepada Ibu.” Jelas sang Ibu kemudian pergi tanpa merasa ada dosa.
“IBU KEJAM !!!!!!” Teriak Rhea yang menggelegar melebihi suara petir yang ada didalam badai topan.
Keesokan harinya, Rhea diantar kesekolah seperti biasa. Dihalaman sekolah, Rhea menjadi buah bibir para siswa. Mereka semua membicarakan tentang Rhea yang selama sepuluh Minggu ini selalu berganti-ganti cowok. Tapi apa peduli Rhea? Yang penting hari ini cepat berlalu. Asal para pembaca tahu saja, Rhea ini gak pernah yang namanya mengalami jatuh cinta tapi kalau jatuh dari pohon mangga terus ketiban tangga pernah.
Hari yang melelahkan, apalagi ketika pulang nanti akan langsung kerumah baru yang penghuninya adalah tiga cowok calon tunangan pilihan sang Ibu yang terkejam.
Cowok pertama adalah sahabat Rhea sendiri. Dia merupakan anak pengusaha kaya, berumur 17 tahun, ikut klub karate, dan merupakan idola semua cewek-cewek karena baik, ramah, pintar, dan selalu tersenyum kepada siapa pun. Dialah yang bernama Revanilo Corista atau yang sering dipanggil Revan. Revan sangat. Dekat dengan Rhea, meskipun kalau urusan perkelahian Rhea masih lebih kuat diabandingkan Revan, namun Rhea tetap menganggap Revan sebagai “Kurcaci Imut”.
Cowok kedua,  bernama Chycron Justice White biasa dipanggil Chycron. Dia merupakan ketua OSIS di SMA tempat Rhea sekolah. Berumur 18 tahun, anak pengusaha dan bangsawan terkenal. Sama seperti Rhea, Chycron juga harus bertunangan di umur 17 tahun, namun karena sering menolak makanya sampai umur 18 tahun belum juga tunangan bukan berarti gak laku ya. Chycron ini adalah seorang ahli bela diri. Makanya Rhea tidak bisa menghajar cowok satu ini. Dan sifatnya yang dingin namun tetap cool membuatnya terlihat keren dan juga misterius. Ia memang terlihat mesra dengan Rhea, itu karena Chycron selalu dekat dengan Rhea. Bahkan saat istirahat pun mereka selalu bersama karena suruhan Chycron. Ingin Rhea mengusir cowok itu dengan pukulannya namun Rhea masih kalah kemampuan dengan Chycron. Bahkan tatapan Chycron pun lebih mematikan dan dingin dibandingkan punya Rhea.
Dan cowok ketiga adalah Artesa Minoka Hoka, sering dipanggil Mino. Cowok tampan yang merupakan anak pengusaha besar bahkan sudah banyak usaha yang dimiliki Ayahnya. Berumur 18 tahun, dia merupakan anak yang sangat digemari oleh para cewek-cewek, bahkan dia merupakan seorang Aktor muda berbakat. Entah kenapa Rhea sangat menurut dengan laki-laki ini.
Wow, bagaimankah rumah baru nanti jika ditinggali oleh empat manusa berkarakter sangat beda ini? Mungkin akan menjadi sangat seru. Ayo kita terus simak cerita ini. OK?
Disekolah, Rhea hanya tertunduk lesu menahan malu. Bukan hanya karena menjadi buah bibir para gadis penggosip disekolahnya. Tapi terlebih-lebih dia masuk koran sekolah. Sebuah koran mempunyai judul “Ketua Karate yang ternyata Playgirl” belum lagi artikel “Si Tomboy yang Playgirl” dan masih banyak lagi. Ya ampun, ini merupakan ujian berat yang sangat sangat sangat berat bagi hidup Rhea.
Saat istirahat, Rhea hanya bersembunyi dipojokan perpustakaan. Berharap tidak bertemu dengan ketiga cowok calon tunangan Rhea dan juga menghindari gosip gak penting itu.
“Huh, jika saja aku bukan anak bangsawan. Pasti tidak akan seperti ini.” Kesal Rhea sambil duduk dikursi membaca dan merebahkan kepalanya diatas meja.
“Hei Rhea.” Panggil Mika yang tiba-tiba muncul disamping Rhea.
“Kyaaaaaaaa...!!!!!!!! Sejak kapan kau disitu?” Kaget Rhea yang membuatnya langsung melek.
“Hah?! Kau tidak ingat? Tadikan aku dibelakangmu.” Jawab Mika dengan wajah polos.
“Hah, masa?” Tanya Rhea tidak percaya. Karena yang ingat hanyalah, dia keluar langsung dari kelas kemudian langsung kabur ke perpustakaan. Sejak kapan Mika ada dibelakang Rhea ya?
“Hari ini kau kenapa sangat lemas? Masalah soal gosip itu?” Tanya Mika penuh selidik. Mungkin saat besar nanti Mika lebih cocok jadi wartawan.
“Ya.” Jawab Rhea singkat.
“Tapi kau beruntung digosipkan dengan tiga cowok tampan disekolah. Mereka itukan incaran para cewek-cewek disekolah, bahkan banyak cewek-cewek dari sekolah lain yang juga suka.” Jelas Mika dengan semangat 45-nya.
“Tapi tetap aku tidak suka. Mereka itukan bukan tipeku. Lagipula aku tidak mau tunangan.” Kata Rhea dengan lesu dan menyandarkan kepalanya diatas kedua tangannya.
“Memang tipemu seperti apa?” Tanya Mika lagi.
“Yah, tidak tahu. Aku ini masih mau bebas. Makanya aku tidak mau tunangan. Huh menyebalkan.” Kesal Rhea.
Beberapa jam akhirnya pulang juga. Seluruh murid SMA itupun pulang kerumah masing-masing. Rhea pun dijemput oleh supir pribadinya dan diantar krumah baru yang Ibunya bilang itu. Rumah lama Ibunya.
Rumah itu besar, sangat indah dan terawat. Berwarna putih krim, dam mempunyai pintu yang besar berwarna putih. Halamannya pun sangat indah. Tumbuhan hijau ditata rapi dan pohon-pohon terlihat sangat rindang. Rasanya seperti berada di pedesaan.
Rhea takjub, dan dengan perasaan kagum Rhea keluar dari mobil. Perlahan Rhea masuk kedalam gerbang dan melihat dengan leluasa suasanan halaman rumah. Sungguh indah. Tak berapa lama Rhea sampai juga didepan rumah.
Dengan perlahan,. Rhea masuk kedalam pintu yang tidak dikunci itu. Suasana didalam terang. Seperti ada yang menghuni. Mungkinkah ada pembantu atau pelayan yang merawat rumah ini? Kita tak tahu. Tapi yang jelas rumah ini sangat indah dan rapi.
Tiba-tiba sebuah tangan menjulur dari belakang Rhea. Rhea tidak menyadari tangan tersebut. Lalu tangan itu semakin mendekati Rhea dan memegang pundak Rhea dan..........
“Aaaaaaakkkkkkkkkhhhhhhhhh.......!!!!!!” Teriak Rhea histeris.
“Hei kau kenapa?” Tanya Revan yang ternyata dia yang memegang pundak Rhea.
“Revan, kenapa kau membuatku kaget seperti itu?” Tanya Rhea yang kesal denga suara yang keras karena marah..
“Aku pikir kau sudah tahu aku disini.” Jawab Revan.
“Sejak kapan kau disini?” Tanya Rhea lagi, kali ini dengan suara biasa saja.
“Baru saja. Tadi aku membereskan kamarku yang ada dilantai bawah. Oh iya, kamarmu ada dilantai atas, nanti ingat ada jadwal karate disekolah. Kau harus datang. OK?” Kata Revan dengan senyumannya yang manis itu.
“Baiklah.” Kata Rhea agak bahagia karena ia kembali semangat karena senyuman Revan yang bikin gimana gitu. Duhh susah jelasinnya.
Siang hari. Rhea yang seharian berada dikamar latihan karate sambil dengerin musik. Mulai keroncongan. Ternyata Rhea belum makan siang. Suara perutnya terus bernyanyi dan terkadang demo minta makan.
“Duhhh... lapar nih. Ada makanan gak ya?” Pikir Rhea sambil keluar dari kamarnya.
Dibawah ia melihat Revan yang sedang membaca buku diatas sofa, Mino yang sedang menonton TV, dan Chycron yang terlihat menatap keluar jendela seperti melihat sesuatu. Rhea tidak terlalu memikirkan mereka, dan dengan segera Rhea pergi kedapur dan ternyata apa yang terjadi. Diatas meja makan tidak ada makanan sama sekali.
“Huwa.... makanan tidak ada.” Kesal Rhea sambil menendang dinding dan untunglah dinding itu hanya retak.
“Ada apa Rhea?” Tanya Revan sambil menengok Rhea didapur.
“Disini tidak ada makanan. Apa tidak ada pembantu disini?” Tanya Rhea dengan nada kesalnya.
“Disini tidak ada pembantu.” Jawab Mino yang tiba-tiba muncul disamping Revan. “Ibumu bilang kita akan hidup tanpa pemabntu. Jadi masak pun kita harus melakukannya sendiri.” Jelas Mino dengan gaya aktornya.
“Huh, ya sudah beli makanan diluar aja.” Kata Rhea dengan muka cemberutnya. Baru saja Rhea melangkahkan kakinya keluar rumah. Tiba-tiba langit mendadak jadi gelap dan hujan turun dengan derasnya. Rhea yang kecewa pun masuk kembali kedalam rumah.
“Pake hujan lagi. Kenapa hidupku sial sekali?” Kesal Rhea yang selalu merasa hidupnya sangat sial. Memang cobaan hidup itu sangat berat. Tapi itu semua harus dihadapi dengan kerja keras dan usaha. (Calon Proklamator).
Akhirnya didapur. Rhea untuk pertama kalinya dan perdana dan juga mungkin sekali dalam seumur hidup untuk dilihat. Rhea memasak (Wowww). Dengan susah payah dia memasak. Memasak dengan gaya seorang kung fu chef. Rhea melempar pisau kesana kemari. Menggoyangkan wajan kekanan dan kekiri. Dengan tekun dan ulet Rhea terus memasak dan disaksikan secara kagum oleh Revan dan Mino yang terheran-heran. Dan sesekali sebuah kata decak kagum keluar dari mulut mereka. Sedangkan Chycron hanya menoleh sedikit dan tetap memandang jendela.
“Tada, sudah siap.” Kata Rhea dengan senangnya setelah selama satu jam dia memasak dengan sepenuh hati, jiwa dan raga.
“Wahh Rhea hebat. Ternyata kau bisa masak juga.” Puji Revan.
“Hebat, hebat, hebat. Jika begini Rhea memang bagus menjadi tunanganku.” Puji Mino juga yang dibalas tatapan benci oleh Rhea.
“Ayo kita lihat masakan Rhea.” Kata Revan sambil berjalan mendekati meja makan bersama Mino. Dan. . . . . . . . . tak ada kata-kata yang bisa mencerminkan hasil masakan Rhea yang ternyata adalah ikan asin, tahu goreng yang gosong, karak nasi, dan sambel yang lomboknya bulat-bulat.
“Bagaimana masakanku?” Tanya Rhea dengan hati berbunga-bunga.
“Ng. . . . . . . . . .” Bingun Revan dan Mino dengan tatapan heran mereka. Baru kali ini mereka disuguhi hidangan seperti ini.
“Sudah kuduga.” Ucap Chycron yang sudah tahu seperti apa jadinya masakan Rhea nanti. Tiba-tiba saja Chycron pergi keluar rumah dengan jas hujannya dan sebuah payung.
“Bagaimana? Kalian pasti akan suka.” Kata Rhea dengan tatapan manisnya yang didalam menyiratkan tatapan iblis yan penuh dengan kebencian.
“Wahhhh Rhea, perutku sakit. Aku kekamar dulu untuk istirahat.” Kata Revan mencoba mengelak dari masakan Rhea yang hancur dan bisa membuat orang diare hanya dengan satu suapan.
“Oh iya, aku baru ingat. Aku kan harus menghapal naskahku. Besok aku harus mulai syuting. Aku kekamar dulu ya.” Kata Mino yang juga mencari alasan. Kemudian mereka berdua berbalik dan berjalan pelan.
“Mau kemana?” Tanya Rhea dengan tatapan iblisnya yang sangat mematikan. Sungguh mengerikan tatapan Rhea itu. Apalagi ditambah hujan yang semakin deras dan juga petir yang terus bergemuruh dan menyambar-nyambar. Sehingga Revan dan Mino hanya bisa merinding ketakutan sambil menelan liurnya sendiri. Berharap mereka masih bisa melihat matahari esok.
“Ka..ka...kami ma..ma..mau ke ka..ka..kamar.” Jawab Revan dan Mino bersamaan dengan suara tergagap saking gemetarannya.
“Hei aku bawa makanan.” Kata Chycron yang tiba-tiba saja sudah ada dibelakang Revan dan Mino sambil membawa beberapa bungkus plastik. “Ayo kita makan.” Ajak Chycron dengan suara datar dan tidak menyiratkan apa-apa. Kemudian meletakkan makanan di atas meja kemudian duduk.
“Syukurlah.” Lega Revan dan Mino yang selamat dari ancaman maut tinju Rhea.
“Huh, ya sudah. Ayo kita makan.” Ajak Rhea juga yang sebenarnya kelaparan dan mereka berempat pun makan bersama.
Disaat makan, Rhea dapat melihat tubuh Chycron yang gemetaran entah karena apa. Rambutnya pun terlihat basah dan wajahnya terlihat sangat pucat. Namun Rhea hanya menatap sekilas saja. Dan setelah itu tidak peduli.
Setelah makan, Revan pun mencuci piring sedangkan Mino membersihkan meja makan. Ini terpaksa mereka lakukan karena ada Rhea yang mengawasi mereka seperti sipir yang mengawasi para napi. Setelah selesei, mereka mulai beraktivitas seperti biasa dirumah sambil menunggu hujan reda.
Rhea yang sedang kesal entah karena apa, berjalan menuju lantai atas dan dari arah berlawan ada Chycron yang juga sedang berjalan. Tiba-tiba saja sebuah buku tebal dilantai tersantuk oleh Rhea dan tiba-tiba saja Rhea terjatuh. Namun dengan cepat Chycron menahan tubuh Rhea agar tidak terjatuh. Sesaat Rhea bertatapan dengan Chycron. Mata dingin dan misterisunya seakan menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Rhea dapat merasakan tangan Chycron yang sangat dingin dan wajahnya yang pucat.
“Lain kali hati-hati.” Peringat Chycron setelah membantu Rhea berdiri kembali lalu langsung berjalan begitu saja seperti telah melupakan apa yang terjadi tadi.
“Chycron tunggu.” Kata Rhea mencegah kepergian Chycron. Dan Chycron pun hanya berbalik dan menatap Rhea.
“Apa?” Tanya Chycron singkat.
“Kau sakit? Wajahmu pucat sekali. Kau tadi kehujanan ya?” Tanya Rhea yang sepertinya khawatir.
“Hanya tidak enak badan. Tadi aku kehujanan ketika membeli makanan.” Jawab Chycron dengan tatapan dinginnya.
“Lebih baik beristirahat. Nanti jika semakin parah, kau sendiri yang akan tersiksa.” Saran Rhea seperti seorang Ibu yang menyarankan anaknya.
“Hmm nanti saja.” Sahut Chycron singkat kemudian pergi begitu saja.
“Kau suka Chycron kan?” Tanya Mino yang tiba-tiba saja berada dibelakang Rhea.
“Kau!” Kaget Rhea dengan tatapan kagetnya yang langsung berubah menjadi tatapan benci.
“Kenapa? Apa kau kaget?’ Tanya Mino seperti tahu isi hati Rhea.
“Hm, ingat! Aku tidak suka Chycron dan aku tidak mau tunangan.” Kata Rhea yang semakin benci saja.
“Tapi kau harus tunangan. Itu sudah perintah dari Ibumu. Dan kau harus bertunangan denganku.” Kata Mino dengan tatapannya yang seperti mengancam. Seperti ular yang akan menyerang.
“Aku sudah bilang dari dulu. Aku tidak mau tunangan denganmu.” Tegas Rhea.
“Kalau begitu, apa kau lupa ini?’ Tanya Mino sambil menunjukkan sebuah foto berukuran sedang. Dan didalam foto itu terlihat Ayah Rhea dengan seorang wanita cantik sedang duduk bermesraan.
“Itu?!” Kaget Rhea.
“Jika kau tidak mau menjadi tunanganku, maka foto ini akan kusebar. Dan seluruh dunia akan tahu kalau laki-laki utama dalam keluarga bangsawan Difata ternyata berselingkuh.” Ancam Mino.
“Huh, kau menyebalkan.” Kesal Rhea yang langsung mendaratkan tinjunya tepat kewajah Mino hingga bibir Mino sedikit berdarah dan pipinya pun memerah.
“Gadis yang kasar. Aku suka itu. Ingatlah, kau akan menjadi tunanganku.” Kata Mino yang kemudian pergi meninggalkan Rhea yang kebingungan itu.
“Sialan, jika saja Mino tidak punya foto itu pasti aku akan mengahajar Mino hingga masuk rumah sakit dan kalau perlu masuk UGD.” Kesal Rhea sambil mengepalkan tangannya menahan tinju.
Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 p.m. Namun langit masih mencurahkan titik-titik air dengan derasnya. Para katak pun bernyanyi karena senang. Namun Rhea terlihat sangat bosan sambil memandang keluar jendela dari kamarnya.
Ingin rasanya waktu segera berjalan cepat. Apalagi, karena hujan ini Rhea tidak bisa pergi ke sekolah untuk latihan karate. Dengan bosan Rhea latihan sendiri dikamarnya dengan sebuah patung kayu yang memang tersedia khusus untuk Rhea.
Disaat latihan, Rhea dapat mendengar suara sayup-sayup suara piano. Yah, suara yang sangat indah. Seperti dimainkan oleh seorang pianis terkenal. Suara yang sangat indah dan yang mendengar seperti terhipnotis. Rhea yang penasaran, segera mengikuti dari mana asal suara itu. Rhea dapat mendengar kalau suara itu berasal dari lantai bawah. Dan ternyata berasal dari kamar Revan.
Rhea dengan sengaja memuka sedikit pintu kamar Revan dan melihat Revan yang sedang serius memainkan sebuah piano dikamarnya dengan serius. Seperti seorang pianis hebat. Rhea dibuat takjub oleh Revan. Baru kali ini Rhea melihat Revan bermain piano dan mendengar suara piano yang dihasilkan jemari-jemari Revan. Dan akhirnya Revan selesei bermain.
“Plok plok plok plok !” Suara tepuk tangan Rhea yang langsung membuat Revan kaget dan menoleh ke arah pintu.
“Rhea !?” Kaget Revan melihat Rhea sedang berdiri dimulut pintu sambil bertepuk tangan.
“Wahh hebat sekali. Baru kali ini aku melihatmu bermain piano. Biasanya kau selalu membaca buku.” Kata Rhea yang kagum. Ternyata wanita yang kasar dan sekeras besi ini juga bisa takjub dengan hal-hal yang indah.
“Terima kasih. Sebenarnya aku ikut ekstrakurikuler musik selain karate. Dan aku paling suka dengan piano. Karena Ayahku dulu pernah mengajarkan aku cara bermain piano.” Jelas Revan.
“Tapi kulihat kau sangat serius bermain piano, tidak seperti karate yang selalu lengah. Kau bahkan pernah jatuh pingsan karena menerima pukulanku saat latihan.”
“Maaf, aku ini memang laki-laki lemah. Tidak seperti Rhea yang kuat. Aku jadi teriangat masa kecil kita.” Kata Revan yang teringat masa kecilnya dengan Revan. Dulu waktu TK Rhea menghajar sekelompok anak SD karena suka mengganggu Revan. Lalu saat SD, Rhea menolong Revan saat terjadi kebakaran disekolah. Rhea dengan sekuat tenaga menghancurkan sebuah balok kayu untuk bisa masuk kedalam kelas yang terbakar dan menyelamatkan Revan. Lalu saat SMP, Rhea menghajar tiga preman yang berusaha merampas uang Revan.
“Jika saja tidak ada aku, mungkin kau sudah masuk rumah sakit dari dulu.” Kata Rhea sambil tertawa kecil karena mengingat masa lalunya.
“Yah kau benar.” Kata Revan yang juga tertawa kecil lalu tersenyum.
“Oh iya,” Kata Rhea seperti mengingat sesuatu. “Kenapa kau ikut kontes perjodohan ini?” Tanya Rhea dengan penasaran.
“Itu karena....karena.....” Bingung Revan dan tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi tegang.
“Hei kenapa wajahmu? Ayo cepat katakan, kenapa kau ikutp erjodohan ini?” Tanya Rhea sekali lagi. “Kalau kau suka denganku itu tidak mungkin. Kan kau bilang sendiri kalau tipemu itu adalah seperti Mika temanku.”
“Hmmm bagaimana ya. Nanti saja aku katakan padamu. Kalau aku ada kesempatan. OK?” Kata Revan seperti mencoba menghindari pertanyaan Rhea. “Oh iya, besokkan ada PR dari Pak Guru. Aku mau ngerjain PR dulu ya.” Kata Revan sambil mengambil buku pelajarannya dan duduk diatas kursi belajar.
“Baiklah, kalau begitu kutinggal dulu.” Kata Rhea yang agak bingung dengan sikap Revan yang tiba-tiba berubah. Kemudian Rhea memiliki sebuah ide. Ide untuk mengetahui kenapa Revan ikut perjodohan ini.
“Aku pergi.” Teriak Rhea sambil berjalan dengan hentakan kaki yang keras padahal dia sedang berjalan ditempat didepan pintu kamar Revan, kemudian hentakan kaki Rhea semakin dipelankan dan suaranya hentakannya seperti langkah kaki yang menjauh. Setelah itu, Rhea langsung menempelkan kupingnya kepintu Revan.
“Huh, untunglah Rhea sudah pergi.” Lega Revan yang suaranya terdengar oleh Rhea yang menguping dipintu. “Jika saja Rhea tahu kalau aku ikut perjodohan ini karena Ayahku sedang bangkrut dan akan pindah keluar kota, pasti aku akan dimarahi habis-habissan oleh Rhea.” Kata Revan yang tak sadar kalau ia sudah mengatakan maksud dia ikut perjodohan ini. Memang Rhea sudah tahu cara menipu Revan. Makanya Rhea pura-pura pergi kemudian menguping deh. Hahaha cara jitu menipu Revan.
Saat ini dua peserta perjodohan sudah diketahui maksud mengikuti perjodohan ini. Pertama, Mino yang sengaja ikut entah apa yang dia incar dari Rhea tapi dia mengancam akan menyebarkan foto perselingkuhan Ayah Rhea kepada publik. Jadi Rhea tidak bisa menolaknya. Kedua, Revan yang ikut perjodohan ini karena Ayahnya yang bangkrut dan terancam akan pindah kekota lain. Jika itu terjadi Rhea tidak akan bisa bertemu dengan Revan lagi. Mungkin Revan sengaja ingin bertunangan dengan Rhea untuk membantu perekonomian Ayahnya dengan bantuan keluarga Rhea. Hanya tersisa cowok ketiga, yaitu Chycron. Cowok misterius yang tiak diketahui maksud dia ikut perjodohan ini. Lagi pula apa urusannya dia ikut perjodohan ini? Tertarik dengan Rhea aja gak. Mengincar harta juga enggak. Coba yang membaca pikir, untuk apa Chycron ikut perjodohan ini. Mana mungkin kan dia ikut perjodohan ini tanpa alasan. Ini harus diselidiki. Para pembaca harap terus membaca, supaya kita bersama-sama menyelidiki maksud Chycron ikut perjodohan ini apa. Ha ha ha ha (tawa deteftif sambil mengelus dagu, ikuti aja gaya ini jika merasa ingin menjadi detektif.)
Keesokan harinya adalah hari valentine, dan sudah tradisi disekolah Rhea untuk mengadakan pesta dansa. Disekolah kalian pasti gak ada, hahahaha. Ehem ehem kembali kecerita aja ya.
“Kukuruyuuuuuuuuuukkkkkk.....!!!!! PLAK Kok kok kekek ngeek” suara Ayam berkokok yang dilempar sebuah sendal oleh Rhea dari jendela.
“Mengganggu tahu !” Teriak Rhea dengan ayam jantan yang sedang berjalan lesu sambil menenteng sebuah kayu panjang dengan bungkusan kain sarung kotak-kotak yang terlihat terisi penuh (Mau minggat maksudnya, habis bosan kalau berkokok pasti dilemparin sendal terus). Tiba-tiba ditengah jalan ayam itu bertemu dengan ayam jantan lainnya.
“Kukuruk ruyuk ruyuk petok petok? (pakai bahasa ayam langsung terjemahannya ya. Kata ayam jantan lainnya “Kenapa loe bawa barang kaya gituan? Mau minggat?)”
“Ruyuk ruyuk petok petok kukuk (Cuma mau pindah, habis gue mau ketempat lain aja.)” Jawab Ayam yang membawa barang tersebut.
“Petok petok petok tok tok kuk (jadi daerah ini kosong?)” Tanya ayam baru tersebut dengan girangnya. Maklum, dia kan mau menjadi penyanyi ayam terkenal, cuma karena tidak ada tempat kosong untuk berkokok, terpaksa bakat terpendam itu harus disimpan.
“Koookkk kokokokok (Iya kosong, kalau mau ambil aja.)” Persilahkan Ayam yang mau minggat itu.
“Kukuyuk (Bener nih?)” Tanya sang Ayam baru dengan nada tidak percaya namun setengah berharap.
“Petok tok tok kuk (Iya ambil aja)”
“Kokok petok tok kuk (Thanks bro, loe emang mengerti gue).” Senang Ayam baru sambil berjalan-jalan disekitar rumah Rhea mencari tempat pas untuk berkokok esok pagi.
“Kukukuk ruyuk ruyuk (rasain loe, kena kau komet sandal)” Gumam Ayam yang kabur tersebut sambil pergi entah kemana.
“Ngapain ayam-ayam itu?” Pikir Rhea sambil menggaruk-garuk kepala bingung walau yang gatal sebenarnya itu lutut.
“Uh pesta dansa, apa yang akan kulakukan? Dari dulu, aku gak pernah dapat pasangan.” Keluh Rhea dipagi hari yang damai dan tenteram. Setelah siap-siap dan sarapan ala kadarnya. Rhea berangkat dengan mobil sendiri, ia tidak mau jika harus satu mobil dengan para lekaki yang menjadi calon tunangannya itu.
Disekolah, seluruh anggota OSIS termasuk Chycron si ketua OSIS sedang menghias Aula untuk pesta nanti malam. Chycron memasang pita-pita berwarna dilangit-dilangit aula dengan bantuan sebuah tangga.
“Rajin banget tu anak.” Puji Rhea sambil memperhatikan Chycron dari tempat lain namun agak dekat dengan tangga karena ia sedang mengobrol dengan Mika yang juga anggota OSIS.
Tiba-tiba saja tangga itu mulai bergoyang dan Chycron mulai kehilangan keseimbangan dan akhirnya “Akkkkhhhhh....!!!” Teriak Chycron dan Rhea bersama-sama dan akhirnya Chycron mendarat dengan selamat tanpa cedera sedikit pun. Kenapa enggak cedera? Karena Chycron mendarat tepat diatas Rhea sehingga Chycron duduk diatas punggung Rhea yang telungkup dengan badan meronta-ronta.
“Pergi !!!!” Perintah Rhea.
“Iya.” Sahut Chycron sambil berdiri kembali dan membantu Rhea berdiri.
“Kalau jatuh itu liat-liat, sakit tahu. Dah ah, kekelas aja gue. Bete.” Ketus Rhea sambil pergi meninggalkan Chycron kekelas.
Dikelas, Rhea hanya terdiam karena ia sendiri yang tidak mendapatkan pasangan. Kalau Mika mungkin akan bersama kakak sepupunya lagi dan mengatakan itu pacarnya dengan begitu semua perempuan akan iri dengan Mika. Tapi berbeda dengan Rhea yang tidak pernah mendapatkan teman untuk berdansa, tau ajakan sifatnya itu.
“Hey Rhea.” Panggil Mika yang tiba-tiba muncul didepan Rhea.
“Kyaaaaaaa......!!!!!” Kaget Rhea “KALAU MAU MUNCUL JANGAN MENDADAK DONG !!!!” Teriak Rhea.
“Hahaha maaf.” Pinta Mika dengan senyum manisnya. “Eh nanti malam kamu ikut gak ke pesta?” Tanya Mika.
“Enggak. Habis aku gak punya pasangan.” Tolak Rhea.
“Ayolah, hari ini akan ada band favorit kamu yang tampil.” Bujuk Mika.
“Serius?” Tanya Rhea tidak percaya.
“Iya. Nanti kau jemput aku ya. Kaya biasa. OK.” Kata Mika dengan kedipan matanya.
“Ok. Nanti malam tunggu aja dirumahmu.” Kata Rhea yang bahagia. Mudah banget hatinya luluh.
Untuk menyingkat cerita, kita akan langsung ke malam hari.
Rhea yang sudah siap dengan gaun pesta berwarna putih kebiruan langsung masuk kedalam mobilnya yang berwarna merah. Sebuah mobil modern yang sangat mewah dan klasik.
Dengan kecepatan 80km/jam, Rhea melaju kerumah Mika. Sesampainya dirumah Mika. Rhea langsung kaget, di teras rumah Mika, Mika dan kedua orang tuanya sedang bertangis-tangisan bahkan sang Ibu menghabiskan bergulung-gulung tisu.
“Dadah Ibu.” Kata Mika sambil melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Ibu dan Ayahnya yang sedang menangis kemudian masuk kedalam mobil Rhea.
“Loe gak bilang mau pergi berperang kan?” Tanya Rhea karena baru kali ini dia melihat Mika dan orang tuanya seperti orang mau berpisah selamanya.
“Itu dah tradisi, kalau ada yang mau pergi kepesta harus dilepas dengan tangisan.” Jawab Mika.
“Sampe bergulung-gulung tisu?” Tanya Rhea tidak percaya.
“Itu biasa, kemarena ada tuh sampai satu kardus.” Jelas Mika dengan senyumnya. Mungkin dia menganggap ini biasa tapi bagi Rhea ini sungguh luar biasa.
Disekolah, pesta dansa baru dimulai dan benar apa kata Mika band favorit Rhea ada tampil disitu. Setelah aksi pertunjukkan band sekarang saatnya berdansa bersama. Seperti biasa Mika bersama kakak sepupunya. Dan ditempat lain Mino sedang bersama cewek-cewek cantik lainnya, dasar playboy. Gak gak gak kuat, gak gak gak kuat, aku gak kuat sama playboy playboy (yang baca nyanyi sambil gerakin tangan diatas kepala). Sedangkan Revan terduduk diam kemudian diajak Mika untuk dansa bersama, mungkin sebaiknya Revan bersama Mika saja. Dan Chycron ia selalu diam dan memata-matai sekitarnya. Kurang kerjaan.
Ketika sedang berjalan melihat orang-orang berdansa, tak sengaja Rhea menabrak Chycron sehingga minuman yang dipegang Chycron tumpah kebajunya.
“Ah maaf.” Kata Rhea sambil membersihkan pakaian Chycron dengan sapu tangan.
“Kalau jalan liat-liat.” Peringat Chycron.
“Eh enak aja, kamu tu yang gak liat-liat.” Bantah Rhea.
“Aku sedang pusing, jadi jangan pusingkan aku lagi dengan dirimu.” Bentak Chycron, dan baru kali ini dia semarah ini entah karena apa.
“Siapa suruh kau mau menjadi calon tunanganku.” Ejek Rhea.
Tet tet tet suara bel pengumuman yang membuat seluruh orang terdiam seperti patung. Terlihat seperti waktu yang berhenti.
“Pengumuman pengumuman.” Terdengar sebuah suara perempuan yang berat dan bergelombang. “Di pasar minggu ada obral baju oblong 50% dan di Pasar Becek ada obral alat-alat make up dan parfum.”
“Woii kalau mau jualan jangan disini !” Bentak sebuah suara laki-laki yang membuat wanita itu berteriak.
“Ampyun eyke cuma numpang doang. Capcuis ciiinnnn.” Ucap wanita itu yang ternyata adalah seorang wanita alias pria atau singkatnya kalian tahu sendiri. Dan setelah itu suara wanita jadi-jadian itu tidak terdengar lagi.
“Maaf semua, tadi itu kesalahan teknis. Ya selanjutnya adalah acara tanding dansa. Untuk yang ingin ikut silahkan membawa pasangannya kelantai dansa.” Seru suara itu dengan semangatnya. Mendengar itu Rhea dan Chycron langsung bertatap-tatapan dengan mata yang tajam seakan mengatakan “Ayo bertanding” .
Chycron langsung menarik seorang wanita cantik dan langsing dari banyaknya penonton perempuan. Perempuan lainnya hanya bisa gigit jari dan merasa iri. Betapa beruntungnya perempuan yang ditarik Chycron ke lantai dansa itu.
Rhea tidak mau kalah, dari kerumunan para laki-laki Rhea langsung menarik seorang laki-laki dengan asal sehingga ia mendapatkan seorang laki-laki gendut persis seperti pegulat sumo.
“Gendutnya.” Pikir Rhea dalam hati dan laki-laki itu hanya merasa senang saja sedangkan orang lain yang menjadi penonton hanya tertawa melihat Rhea menarik pria yang gendut. “Masa bodoh.” Pikir Rhea lagi dan langsung mengajak laki-laki gendut yang diketahui bernama Bombom tersebut.
Aksi pertama, Chycron berdansa santai dengan gadis yang bernama Gita tersebut. Berdansa santai namun dengan gaya yang cepat. Rhea tidak mau kalah, ia langsung mengelilingi Bombom seakan orang suku indian yang mengelilingi api unggun. Bahkan ditambah suara asli suku indian, garis-garis diwajahnya dan topi bulu dikepalanya.
Aksi kedua, Chycron berdansa dengan kaki dihentak bersama dengan Gita yang membuat suara hentakan berirama yang indah sehingga tarian mereka menjadi lebih dinamis. Rhea lebih tak mau kalah, Rhea dan Bombom langsung melompat dan “BUUMMM !!!” Sebuah gempa berkekuatan 4,5 skala richter terdeksi saat itu juga dan mengguncang satu aula. Semua bergoyang tapi tidak ada bangunan yang rusak. Dan badan penelitian gempa belum menyiarkan perintah mengungsi.
Aksi ketiga, Chycron mulai bergaya lebih cepat dan membuat Gita terlempar keudara namun dengan cepat ditangkap Chycron sehingga tarian mereka tampak sangat menakjubkan. Rhea yang melihat itu langsung mundur 10 meter dan berlari kencang kearah Bombom, dan ketika jarak Rhea dengan Bombom tinggal lima meter Rhea langsung salto jungkir balik dan melompat setinggi-tingginya dan langsung mendarat diatas tubuh Bombom yang empuk.
Aksi terakhir, Chycron langsung mengangkat tubuh Gita tinggi-tinggi dan Gita bergaya bak seekor angsa anggun yang sedang terbang. Kemudian Chycron menurunkan Gita dan langsung memeluknya dengan kedua tangan masih tergenggam dan berakhirlah dansa mereka. Rhea semakin panas, dengan segera ia menengadah tangan kedepan.
“Bombom lompat kearahku !” Perintah Rhea.
“Gak apa apa nih?” Tanya Bombom ragu.
“Gak papa, cepat !” Perinta Rhea lagi dan tanpa menunggu perintah yang kedua kalinya, Bombom langsung berlari dan meloncat ke arah Rhea. Rhea langsung menangkap Bombom dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Sekarang Bombom lah angsa yang terbang itu.
“Haahhhhhh........” Kagum orang-orang dengan mulut menganga lebar  termasuk Mika dan Revan. Mino yang melihat itu sangat takjub sehingga gelas yang ditangannya terjatuh. Para pemain musik dibuat terpesona sehingga tak sadar mereka berhenti memainkan musik. Dan setelah itu, Rhea langsung menurunkan Bombom dan tepuk tangan yang riuh langsung menyambut Rhea.
Tet tet tet Brooot brott broot.
Aduh sejak kapan suara bel pengumuman kaya begini? Dan kenapa disertai bau tidak sedap begini? Pikir semua orang
“Astagfirullah.” Kata seorang Kyai yang tiba-tiba nongol di aula.
“Siapa yang kentut?” Tanya panitia dansa ke kerumunan kaum Agama yang entah dari mana datangnya. Mungkin ingin bermigrasi tapi tersesat karena tidak membawa peta.
“Kamu yang kentut Islam?” Tanya Panitia.
“Demi Allah bukan saya yang kentut.” Ucap orang yang Islam.
“Kristen, kamu yang kentut?” Tanya Panitia lagi.
“Demi Yesus bukan saya.” Ucap seorang lagi yang Kristen.
“Demi Budha bukan saya pelakunya.” Sambung seorang lagi yang Budha padahal belum ditanya.
“Hindu, kamu yang kentut?” Tanya Panitia.
“Demi Sang Hyang Widi, bukan saya orangnya.” Jawab yang Hindu.
“Demi Tuhan, bukan saya.” Sahut yang Katolik sebelum Panitia bertanya lagi.
Dan akhirnya tinggal seorang lagi yang Atheis, yaitu yang tidak memiliki agama.
“Atheis, kamu yang kentut?” Tanya Panitia.
Dan dia berkata “Demi... demi. Demikianlah.” Jawab yang Atheis nyengir karena mau demi apa, kan gak punya Tuhan. Jiahhh ketahuan, ternyata yang kentut mereka toh. Ck ckc ck. Dengan segera para kelompok agama tersebut pergi setelah seorang tokoh agama mendapat sms di HP-nya dan menyuruh mereka semua untuk pergi ke Amerika karena sekarang Amerika sudah banyak yang menjadi Atheis. Disana harus ditegakkan agama untuk menciptakan masyarakat yang taat ibadah agar tidak mendapat siksa di neraka nanti. Hidup Agama, Hidup Tuhan Yang Maha Esa. Kenapa jadi pidato, dah ah kembali kecerita. Ngelantur tarus.
“Pengumuman pengumuman, yang menang dalam kontes dansa tahun ini adalah pasangan Rhea dan Bombom. Dipersilahkan Rhea dan Bombom untuk maju kepanggung.” Isi pengumuman tersebut.
Rhea sangat senang dan diatas panggung ia mendapat sebuah mahkota dan begitu juga dengan Bombom. Semua orang bertepuk tangan dengan meriahnya. Chycron yang melihat itu hanya bertepuk tangan sebentar namun tiba-tiba ia mendapat sebuah telepon dan pergi menaiki tangga darurat keatap aula. Rhea tahu kalau Chycron pergi ketangga yang menuju atap gedung Aula. Dengan segera Rhea mengejarnya. Dan benar saja, Rhea menemukan Chycron sedang menelpon seseorang.
“Bukti sudah terkumpul, besok akan aku kuberikan. Sindikat peredaran narkotika ini pasti akan terbongkar.” Janji Chycron dalam pembicaraannya ditelepon tersebut dan akhirnya dia memutuskan hubungan telepon.
“NAHHH !!!!!” Teriak Rhea yang membuat Chycron kaget bahkan jantungnya berdetak kencang. Aduh ini anak, kalau teriak bisa bikin serangan jantung.
“Kamu pasti mata-mata kepolisian yang sedang mengintai seseorang dalam kasus peredaran narkoba.” Tebak Rhea dan dengan segera mulutnya ditutup mulut Chycron. Meskipun Rhea ketua klub karate tapi tetap tenaga Chycron lebih kuat darinya.
“Jangan keras-keras.”Peringat Chycron dan wajahnya pun berdekatan dengan  wajah Rhea. “Tolong jangan beritahu siapa-siapa. Kumohon.” Pinta Chycron dengan wajah tulus dan ikhlas. Wajah manis dan polos yang selama ini disembunyikan Chycron. Inikah sosok Chycron sebenarnya? Dengan pelan Chycron melepaskan tangannya dengan lembut sehingga Rhea dapat tenang kembali.
“Sebenarnya siapa kau ini? Dan kenapa kau ikut menjadi calon tunanganku?” Tanya Rhea kepada Chycron berharap bisa mendapatkan jawaban yang pasti.
“Sebenarnya aku diam-diam menjadi seorang mata-mata kepolisian. Karena aku masih muda, kepala polisi menyuruhku untuk menjadi mahasiswa di SMA ini. Ini kulakukan untuk menyelidiki seseorang yang kemungkinan terkait kasus  narkotika. Yaitu Mino.” Ucap Chycron yang lebih menekankan kan nama Mino dalam perkataannya.
“Jadi kau menjadi calon tunanganku hanya karena ingin menyelidiki Mino?” Tanya Rhea tidak percaya.
“Iya. Aku memberitahukan kepada orang tuaku bahwa aku akan menjadi calon tunanganmu, dan orang tuaku setuju saja. Sejujurnya, aku tidak suka dipaksa begini. Tapi apa boleh buat.  Mereka orang tuaku, dan aku hanyalah anak yang bergantung pada mereka.” Jelas Chycron.
“Aku juga, memang tidak enak rasanya jika menjadi anak bangsawan. Tapi apa boleh buat mereka orang tuaku dan aku harus menghormati mereka, walau terkadang Ibuku  sering menipuku.” Jelas Rhea dan sesaat terjadi keheningan. “Kau sudah menemukan bukti?” Tanya Rhea.
“Sudah, aku mendapatkan foto-foto Mino sedang melakukan transaksi bahkan aku mendapatkan rekaman suaranya. Hari ini mungkin jadi akhir pertemuan kita, karena besok atau lusa aku mungkin akan pergi dan menjadi mata-mata ditempat lain.” Jelas Chycron. “Tapi ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Pertama bertemu kau, aku pikir kau seperti gadis-gadis bangasawan lainnya yang sombong dan angkuh tapi ternyata tidak. Kau baik dan selalu tampil apa adanya, kau mengubah kekuaranganmu menjadi kelebihanmu. Sejujurnya aku......”
“Hei kau !” Panggil seseorang yang membuat perkataan Chycron terhenti dan dengan segera Rhea dan Chycron memandang orang yang memanggil tersebut. Dan tampaklah seorang laki-laki yang bertubuh mirip Ade Rai, berkaos hitam dan memakai celana panjang hitam. Wajahnya yang sangar dan senyumannya yang mengerikan tampak sangat menakutkan.
“Kalian berdua harus mati sekarang. Rasakan ini.” Ucap orang tersebut sambil mengarahkan tinjunya kepada Rhea dan Chycron, Chycron menghindar dengan mundur kebelakang sedangkan Rhea langsung melompat kekiri. Rhea yang sedikit risih dengan gaun panjangnya langsung merobek bawahan gaunnya dan membuat Rhea seakan memakai rok pendek.
Chycron dan Rhea bekerja sama memukul laki-laki tersebut tapi dengan mudahnya laki-laki itu menahan serangan dua orang ahli bela diri tersebut. Rhea yang tidak mau kalah menyiapkan tinjunya dan Chycron menyiapkan kakinya kemudian.
“Hyaattttt !!!!” Seru Rhea sambil mengarahkan tinjunya dan Chycron dengan tendangannya. Laki-laki itu mulai mengambil ancang-ancang dan.......... “Tetetetetet tetet” Suara dering handphone seseorang berbunyi.
“Eiitt....!!! Tunggu tunggu dulu.” Perintah laki-laki tersebut dengan tangan gaya Dewi Persik nyanyi Stop Jangan Mencuri Hatiku. Rhea dan Chycron langsung berhenti dan laki-laki itu langsung mengambil Handphone jadul disaku celananya.
“Halo.” Sahut Laki-laki tersebut.
“Woi Nak, kam dimana?” Tanya sebuah suara yang mirip suara ibu-ibu yang tua namun cerewet dengan nada membentak.
“Woi Mak ulun lagi bagawi nah.  Jangan ganggu pank. Kena kada dapat duit. Kada jadi Haji kena Mak.” Jelas preman tersebut. Busyet dah takaluar logat aslinya.
“Yu ja, kena mun bulik, nukari akan mak martabak Bang Solihin lah.” Pinta emak-emak tersebut.
“Iya, kena kutukari akan. Dah dulu lah, ulun sayang Emak. Assalamualaikum.” Salam anak yang solehah itu. Bener-bener anak yang patut dicontoh.
“Woi sudah selesei nelponnya.” Kata laki-laki itu kepada Chycron dan Rhea yang sedang bermain catur, mungkin kelamaan nunggu kali.
“Skat. Aku menang.” Seru Rhea.
“Sudahkah teleponannya?” Tanya Chycron.
“Sudah, yuk kelahi lagi.” Kata laki-laki itu. Dan akhirnya pertarungan dilanjutkan.
Chycron menendang pinggul laki-laki itu, dan Rhea langsung meninju wajah laki-laki itu. Gila!!! Diserang seperti itu, laki-laki sangar itu justru tersenyum seakan tidak mengalami rasa sakit. Dengan sangar, laki-laki itu menangkap Chycron dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Rhea kaget dan bingung harus berbuat apa unuk menolong Chycron.
“Rhea kau harus lakukan sesuatu sebelum aku dilempar preman ini.” Perintah Chycron panik. Rhea yang kehabisan akal, mulai menyiapkan kakinya dan menendang selangkangan laki-laki tersebut. Namun tidak berhasil. Padahal itu bagian terlemah dari laki-laki. Dengan geram Rhea menendang lagi, tepat dipertengahan antara dua paha. Namun laki-laki itu justru tersenyum.
“Kalau itu aku, pasti sudah berhasil.” Gumam Chycron. Tiba-tiba saja Chycron langsung dilempar kearah Rhea sehingga Chycron jatuh tepat diatas Rhea. Tangan Chycron tidak sengaja memegang dada Rhea.
“Uppss masih bertarung.” Kata Chycron sambil berdiri kembali.
Mereka berdua bertarung kembali, kini mereka menggabungkan semua jurus mereka yang dipelajari di pelajaran karate.
“Woi, cepat kabur.” Ucap seseorang dibelakang preman tersebut. “Cepat, bomnya akan meledak lima menit lagi.” Peringat orang bertubuh kecil, cungkring, hitem, cebol, monyong, botak, idup lagi. Dengan segera preman kasar yang sangat kuat itu pergi bersama pria cungkring itu.
“Bom?” Pikir Rhea dan Chycron. “Jangan-jangan....” Panik Chycron dan Rhea. Dengan segera mereka turun dari atap ke aula untuk memperingatkan adanya bom. Mungkin ada orang yang ingin membunuh Chycron beserta barang buktinya dengan cara mengebom agar semuanya mati dan tak akan ada bukti yang tersisa.
Mino terlihat keluar dari Aula, menuju mobilnya dan langsung tancap gas dan pergi meninggalkan Aula. Sedangkan Revan dan Mika menghilang. Jiaahhh baru PDKT aja udah pake acara ngilang segala.
Dengan segera, Chycron merebut mikrofon dari seorang artis dangdut yang sedang nyanyi lagu Jablai. Lagi pula tu lagu gak bagus juga.
“Perhatian-perhatian, diharapkan semuanya pergi dari Aula. Karena dalam lima menit lagi akan ada bom yang akan meledak.  Sekarang pergi kepintu keluar Aula.” Teriak Chycron namun tidak ada tanggapan, semua hening dan yang bersuara hanya seekor jangkrik. Mungkin mereka semua tidak percaya dengan perkataan Chycron.
Rhea kesal, dengan segera Rhea merebut mikrofon dari tangan Chycron.
“KELUAR GAK SEMUA, ATAU KALIAN AKAN MENGALAMI MIMPI BURUK YANG TIDAK AKAN PERNAH KALIAN LUPAKAN !!!!!!” Teriak Rhea beserta ancaman yang membuat semua orang langsung lari-lari tak tentu arah dan desak-desakkan menuju pintu keluar.
“Tenang semuanya, tenang !!! Jangan panik.” Peringat Rhea dan akhirnya kerumunan bak semut yang mau ngungsi dari banjir itu mulai terdiam tiba-tiba saja...
“KABOOOOMMMMM BRUAKKKK !!!!!!!!!!!” Bom pertama yang masih agak kecil meledak. Bom itu menhancurkan sebuah tiang dan sebentar lagi sebuah dinding akan runtuh. Rhea yang melihat itu mulai ketakutan dan.........
“SEMUANYA SILAHKAN PANIK DAN BERLARI SESUKA HATI  KALIAN” Perintah Rhea, dengan segera teriakan terdengar dimana-mana. Semua berlari tak tentu arah, bahkan ada yang berlari berbentuk barisan panjang dan bernyanyi “Naik kereta api, tut tut tut. Siapa boleh turut, ke Bandung, Surabaya, bolehlah naik dengan percuma.”
“Plakkk, enak aja loe naik percuma, bayar.” Ucap seorang penjual tiket kereta yang merasa dirugikan karena banyaknya anak yang membayar gak pake duit.
Setelah semua keluar dari Aula, giliran Chycron dan Rhea untuk keluar. Baru saja melangkahkan kaki turun dari panggung. Tiba-tiba saja sebuah runtuhan bangunan menutup pintu masuk. Dan satu jalan untuk keluar adalah melewati atap dan loncat dari tempat itu. Terdengar gila tapi hanya ini satu-satunya jalan keluar daripada mati sia-sia. Dan pergilah mereka ke atap Aula yang masih utuh.
Chycron menemukan sebuah tali, Rhea mengambilnya dan membuat sebuah simpul. Kemudian melemparkannya ke sebuah antena yang berada diatas atap  gedung perpustakaan. Geduang perpustakaan memang bersebelahan dengan Aula. Berjarak sekitar 10 meter dan memiliki 5 lantai.
Setelah kena dengan antena itu, Rhea menarik talinya apakah sudah kuat. Setelah dirasa kuat, Rhea berjalan ketepi atap dan dibelakangnya Chycron memeluk Rhea dari belakang dan mereka melompat bersama. Dan bersamaan dengan meledaknya Aula dan hancurnya gedung tersebut yang telah rata dengan tanah.
“WAAAAAAAAA !!!!!!!!!!” Teriak mereka bersama dan sebuah dinding besar dan keras siap menerima didepan dan “BRAKKK !!!! Aduhhh.” Keluh mereka setelah bertabrakan dengan dinding dan akhirnya mereka berdua bergantungan diketinggian setingkat lantai 4.
“Ini pengalaman terburuk yang pernah aku alami.” Kesal Rhea sambil terus memeluk tali yang ia genggam agar tidak jatuh kebawah secara bebas. Kalau jatuh bisa-bisa masuk UGD atau masuk ke dalam lubang persegi empat dengan luas 2 X 4 dan kedalaman 3 meter (kuburan maksudnya).
“Maaf membuatmu terlibat.” Sesal Chycron.
“Tidak apa-apa. Asalkan ada teman senasib sial, aku merasa tidak begitu sial kok.” Senyum Rhea yang membuat senyum Chycron kembali mengembang.
Tiba-tiba saja simpul yang ada diantena mulai mengendur dan “Sreetttt.” Tali itu terlepas dan “WAAAAAA !!!!!!!!!” Teriak Rhea dan Chycron karena terjun bebas namun tiba-tiba saja tali itu tersangkut ditalang air sehingga Rhea dan Chycron tidak jadi mendarat ditanah. Tuhan masih menyayangi mereka rupanya.
“Chycron apapun yang terjadi jangan lihat kebawah !!!!!” Panik Rhea yang merasa genggamannya mulai mengendur karena keringat yang membasahi tangan Rhea. Rhea takut jika ia dan Chycron akan terjun bebas ketanah.
“Rhea.” Panggil Chycron dengan nada tenang.
“JANGAN LIHAT KEBAWAH, AKU PASTI BISA BERTAHAN !!!!!” Panik Rhea sekali lagi dengan suara yang sangat keras. Busyeet ni anak takut banget. Pikir Chycron.
“Rhea, kita tidak akan mati jika jarak kita dengan tanah Cuma 5 cm.” Jelas Chycron yang langsung melepas pelukannya dengan Rhea dan mendarat ditanah.
“Sudah sampai?” Bingung Rhea dan akhirnya ia melepaskan genggamannya ditali tersebut dan mendarat dengan selamat. Yaiyalah selamat, orang cuma 5 cm.
“Kau ini.” Kesal Chycron yang hanya dibalas senyuman malu Rhea.
Akhirnya mereka berdua pulang kerumah bersama. Keesokan paginya, kebetulan hari Minggu. Jadi Rhea bangun jam 8 pagi. Rambutnya awut-awutan, gaun belum dilepas, kamar bertantakan, dan tidur dengan kepala menggantung dipinggir kasur. Ck ck ck, bukan contoh yang baik itu.
Rhea yang masih mengantuk, memaksakan dirinya bangun dan langsung kekamar mandi. Setelah rapi dan siap dengan pakaian biasanya Rhea turun dari kamarnya menuju ruang tengah, ruang tempat berkumpul. Namun ada satu yang aneh, kemana Chycron dan Revan? Bukankah mereka biasanya ada disini dan membaca buku atau menatap jendela. Yang ada disini hanyalah Mino yang terlihat tersenyum licik dan membaca sebuah majalah.
“Mana Revan dan Chycron?” Tanya Rhea dingin.
“Selamat pagi Rhea.” Sapa Mino tersenyum dan hanya dibalas buangan muka Rhea. “Pagi-pagi sudah marah. Oh iya,tadi Revan dan Chycron menitipkanku sebuah surat. Ini.” Kata Chycron sambil menyodorkan tiga buah amplop putih kepada Rhea. Rhea ragu menerimanya dan akhirnya ia terima juga. Kemudian Mino pergi meninggalkan Rhea sendiri. Rhea pun membuka surat pertama.
To : Rhea

Maaf aku pergi tidak bilang-bilang. Aku tidak mau kau sedih dengan kepergianku. Mungkin dari dulu aku harus pergi, sekarang keluargaku bangkrut dan harus pindah keluar kota. Kalau kau sudah tunangngan, nanti aku akan mengunjungimu. Aku tidak akan lama pergi kok, hanya sampai keluargaku bisa sukses lagi aku akan kembali dan bertemu kamu. Jangan sedih ya “Putri Pasir”. Kurcaci imut akan selalu mengingatmu.

From: Revan

 Rhea sedih membaca surat tersebut, sahabat terbaiknya, kini pergi. Ingin rasanya meneteskan air mata, namun Rhea tahan, Rhea harus tegar dan kuat. Ini hanyalah perpisahan sementara. Kemudian Rhea membuka amplop kedua.

To: Rhea

Sebagai pembuka, aku hanya ingin mengatakan maaf karena tidak mngabarimu kalau aku akan pergi hari ini. Sekarang aku sudah mendapat tugas baru dan harus keluar kota untuk menyamar lagi dan mencari tersangka baru lagi.  Mungki nanti aku akan mendapat identitas baru dalam penyamaranku, aku harap kau tidak melupakanku.  Senang bisa mengenalmu.

From: Chycron


Semakin sedih Rhea, kini Chycron juga ikut pergi. Kenapa semua harus pergi ketika semua sedang menjadi sangat indah. Malam kemarena Rhea dapat mengenal Chycron dengan lebih dekat.

Rhea dapat ingat ketika ia tanding dansa dengan Chycron, bertarung melawan seorang laki-laki kuat, dan berayun bersama sehingga menabrak tembok. Semua kenangan itu sangatlah jarang didapatkan Rhea yang jarang mendapatkan teman laki-laki. Pengalamannya dengan Chycron memang sangat indah. Sekarang semua sudah usai. Dengan begini, yang menjadi tunangan Rhea adalah Mino.
Dan sekarang, amplop ketiga, apakah Rhea akan lebih sedih saat membacanya?

To: Rhea

Maaf hari ini tagihan listrik dan air telah jatuh tempo. Jika tidak bisa di bayar maka terpaksa, pihak kami harus mengamputasi, mengisolasi, dan memutuskan listrik dan air di rumah anda.

Dan ketika itu terjadi, maka pihak kami tidak dapat berbuat apa-apa kecuali berkata

“KASIHAN DEH LHO MATI LAMPU, ENAK TUH GAK BISA MANDI”

“WKWKWKWK :P”

From : PLN dan PDAM tercinta.


Sudah jelas kalau Rhea akan meraung-raung menangis membaca surat tersebut. Kasihan.
“Sekarang kita harus tunangan.” Ucap Mino sambil bersandar di dinding. Rhea kaget dan langsung menoleh ke arah Mino.
“Aku tidak mau.” Tolak Rhea mentah-mentah.
“Tapi, jika kau menolak maka foto ini akan tersebar.” Ancam Mino sambil menunjukkan foto perselingkuhan Ayah Rhea. Rhea kaget, jika Mino sebarkan maka reputasi Ayah Rhea akn turun dan jelas ini akan berpengaruh buruk bagi perusahaan Ayahnya.
Belum sempat Rhea berpikir, tiba-tiba saja ia dibius seseorang dari belakang. Rhea lemas dan segera ia pingsan. Ternyata yang melakukan itu adalah laki-laki kuat kemaren malam.
“Kerja bagus anak-anak.” Puji Mino. “Sekarang bawa dia ke mobil, dia harus cantik saat pertunangan nanti.” Perintah Mino dan segera Rhea dibawa pergi entah kemana.
Acara pertunangan dilaksanakan hari itu juga, seluruh keluarga menghadiri acara pertunangan. Orang tua Rhea juga, pertunagan diadakan diatas sebuah bukit hijau. Susana pesta pun dibuat out door. Dengan alam terbuka sebagai dinding dan langit sebagai atap. Suasana begitu asri, dan untuk bisa keatas bukit harus bisa menaiki anak tangga sebanyak 1.000 anak tangga. Itu masalahnya, acara pertunangan seharusnya berlangsung jam 10 pagi namun karena panjangnya itu tangga jadi para tamu baru sampai jam 11. Jadi kalau sudah sampai yang paling cepet diserbu adalah minumannya. Yang kasihan ya kakek kakek dan nenek nenek. Udah tua disuruh jalan sepanjang itu, masya Allah, siapin tanah kuburan dulu, kalo-kalo meninggal ditengah jalan. (amit-amit cabang bayi. Naudzubillah.)
Setelah seluruh tamu hadir, akhirnya Rhea datang juga. Dengan gaun putih panjang yang cantik, dan sepatu hak tinggi. Rhea terlihat sangat cantik. Mino menyambut Rhea langsung,dan acara pertunangan pun berlangsung.
Setelah acara pembuka, acara utama dilangsungkan. Yaitu pemasangan cincin yang akan dilakukan masing-masing pasangan. Dua buah cincin perak telah siap dikotaknya yang terbuka. Mino melingkarkan sebuah cincin dijari Rhea. Rhea hanya terisak, begitu sial hidup Rhea, harus bertunangan dengan laki-laki yang tidak dia suka. Tapi Bapak Ibunya malah menganggap Rhea senang dan bahagia sampe-sampe mau nangis. Ck ck ck, orang tua gak tau anak.
“TUNGGU !!!!!” Teriak seseorang dari bawah bukit, semua mata langsung tertuju pada orang yang berteriak itu, Mino tidak jadi memasangkan cincin Rhea. Semua pergi ketepi bukit. Dan melihat orang yang berteriak itu. Ternyata dia Chycron !!!
Chycron mulai menaiki tangga, seperempat jalan, Chycron mulai berkeringat, setengah jalan Chycron mulai kecapean. Ya ampun, siapa sih yang punya ide bikin acara dia atas bukit. Mana ada cheerleaders sorak-sorak gak jelas lagi dikiri kanan tangga.
“Go Chycron go Chycron go. Go Chycron go Chycron go. GOOOOOOOOOOOOOOOO..... CHYCRON.” Sorak mereka sambil memegang rumab-rumbai warna pink. Cheerleaders sewaan kali.
Dan akhirnya diakhir jalan, Chycron muncul diatas bukit sambil merangkak. Dan didepannya ada pita yang direntangkan, Chycron melewati pita tersebut dan putuslah pita itu. (Back sound: We are the champion). Semua terjadi secara slow motion, riuh tepuk tangan membahama menyoraki Chycron, taburan kertas warna-warni yang dipotong kecil-kecil ditaburkan para perempuan cantik. Dan seorang perempuan mengalungkan sebuah medali dan memberikan piala kepada Chycron. Tiba-tiba saja seorang reporter cantik langsung mendatangi Chycron.
“Bagaimana perasaan anda setelah berhasil mendaki bukit ini?” Tanya reporter tersebut.
“Saya sangat senang sekali. Sruuuttttt.” Isak Chycron sambil mengambil nafas dalam agar ingusnya gak meler. “Emak, saya menang mak.” Bangga Chycron sambil mengangkat pialanya.
Akhirnya cerita dilanjutkan.
“Hentikan pertunangan ini. Aku tidak setuju jika Rhea bertunangan denganmu.” Jelas Chycron sambil menatap tajam Mino.
“Dia harus bertunangan denganku.” Tegas Mino tak kalah tajam matanya.
Dia milikku bukan milikmu
  Dia untukku bukan untukmu
  Pergilah kamu, jangan kau ganggu
  Biarkan ku mendekatinya.” Nyanyi Chycron seakan suaranya bagus aja.
“Dia harus jadi milikku.” Tegas Mino sekali lagi. “Memang kenapa kau ingin membatalkan pertunangku? Bukankah kau seharusnya sudah pergi?” Tanya Mino kesal.
“Aku menyukai Rhea.” Jawab Chycron yang langsung membuat semua orang kaget termasuk tamu undangan dan orang tua Rhea. Baru kali ini Rhea diperebutkan dua laki-laki, betapa bahagianya Ibunya Rhea. Ternyata anaknya masih laku.
“Aku mulai sadar aku menyukai Rhea ketika aku pergi, aku sadar ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Senyum Rhea tidak bisa kulupakan, akhirnya aku sadar jika aku menyukainya. Makanya aku kemari dan berusaha menghentikan pertunangan ini sebelum terlambat. Aku tidak mau Rhea jatuh kepelukan laki-laki lain.” Ungkap Chycron.
“Oooooouuuuuuu....... so sweet” Seru semua tamu, dengan segera semua pasangan suami istri, para kekasih, kakek nenek berpelukan.
“Chycron, aku tidak tahu kau menyukaiku. Ku pikir kau hanya menggapku teman biasa. Aku bahagia Chycron.” Ungkap Rhea juga.
“Tit tit..... !!!!!” Sebuah suara klakson motor tiba-tiba membuyarkan peristiwa romantis tersebut. Bagaimana motor bisa keatas bukit? Itu masih ditanda tanyakan. Tiba-tiba saja seorang tukang pos turun dari motornya dan mengambil sebuah paket. Kemudian paket itu diberikan kepada Rhea dan Rhea menandatangani paket tersebut sebagai tanda penerimaan. Dan sekejap tukang pos itu menghilang. Dari mana datanganya ya? Pikir semua orang.
Rhea merasa aneh dengan paket tersebut, samar-samar terdengar suara tik tik tik. Semua orang hening, mungkinkah itu bom yang dikirimkan orang lain? Aduuuhh jangan bom lagi deh. Tapi memang terdengar suara tik tik tik, seperti suara detik bom.
“Ini pasti bom !!!” Ucap Rhea sambil menunjuk paket yang dipegangnya. “Coba denger suaranya.” Perintah Rhea dan dengan segera Chycron dan Mino menempelkan telinganya ke paket tersebut. “Ada bunyik Tik tak tik tak.”
“Di dinding.
Diam-diam merayap.
Datang seekor nyamuk.
Hap !!” Tepuk Chycron dan Mino kaya anak TK nyanyi bersama. “Lalu ditangkap. Yeeeeeee.” Seneng mereka berdua sambil tepuk tangan sendiri. Ya ampun masa kecil kurang bahagia.
“Bukan gitu suranya.” Sanggah Chycron. “Tapi begini. Tik Tik Tik.”
“Bunyi hujan diatas genting.
Airnya turun tidak terhingga.
Cobalah tengok dahan dan ranting.
Pohon dan kebun basah semua. Yeeeee” Sorak Rhea dan Mino sendiri setelah nyanyi lagu tersebut. Kenapa jadi masa kecil kurang bahagia semua sih.
“Kalian semua salah.” Tegas Mino. “Yang bener suaranya tu begini. Tuk Tik Tak Tik Tuk”
“Tik Tak Tik Tuk Tik Tak Tik Tuk.....
Suara sepatu kuda.
Pada hari Minggu kuturut ayah kekota.
Naik delman istimewa kududuk dimuka.
Kududuk samping pak kusir yang siap bekerja.
Dengan mengendarai kuda supaya baik jalannya.
Hei !! Tuk Tik Tak Tik Tuk 4X.” Nyanyi Chycron dan Rhea bersama.
 Ya ampun masa kecil mereka ini memang sudah gak ketolongan. Masa kecil kurang bahagia, masa remaja kurang biaya, masa dewasa kurang jaya.
“Untuk membuktikan ini bom apa bukan, aku akan membukanya.” Usul Rhea dan segera Chycron dan Mino mengambil jarak 10 meter kebelakang. “Sreeetttt” Pembungkus paket dirobek. “HHWWAAAAA!!!!!!” Teriak semua tamu dan segera mereka bersembunyi dibalik meja dan kursi, bahkan orang tua Rhea. Chycron dan Mino juga ikutan sembunyi. Takut kalau itu bener bom dan langsung meledak.
“Kok sembunyi semua?” Kata Rhea sambil melihat sekelilingnya yang kosong, hampa, tak ada tanda kehidupan. Rhea pun menutup matanya dengan tangannya kemudian.
“1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, sudah belum?” Tanya Rhea.
“Belum !!!” Jawab serempak semua orang.
“Sudah belum?” Tanya Rhea lagi.
“Belum !!!” Jawab mereka sama.
“Sudah belum?” Tanya Rhea sekali lagi dan tak ada jawaban yang berarti sudah.
Semakin lama cerita ini kenapa semakin kacau??? (Pengarang bingung sendiri sambil garuk-garuk kepala padahal yang gatal punggung). Setelah paket itu dibuka, ternyata isinya adalah sebuah jam weker dan sebuah surat kecil.

Rhea, ini hadiah buat kamu. Maaf kalau gak bagus, habis aku lagi bangkrut. Nanti kalau aku sudah sukses kembali, akan kubelikan yang lebih bagus, jam dinding mungkin, jam tangan, atau jam yang ada bandulannya. Semoga kamu bahagia aja disana.
Tertanda
Revanilo Corista

“Revan, ternyata kamu masih memperhatikan aku disana.” Seneng Rhea. Dan setelah aman, semua tamu undangan kembali ketempatnya. Mino dan Chycron kembali berwajah dingin.
Tiba-tiba saja, sekelompok polisi berkumis muncul dibalik pertengkaran sengit tersebut. Yang satu bekumis kaya ikan arwarna, lalu ada yang berkumis ala madura, dan sisanya berkumis setengah alias cuma ada kumis dibawah hidung doang. Kotak lagi. Itu kumis apa ingus ketutup debu? Wkwkwkwkwkwkwk, gua ngakak sendiri. Hahahahahahaha :D :D. Ingus ketutup debu, Hahahahahahaha :D
“Kamu ditahan karena melecehkan martabak polisi eh maksudnya martabat.” Ucap seroang polisi kepada saya. Busyet dah gua mau ditahan, mendingan gua KABBUUURRRRRR.........!!!!!!!!!!!
“Ada apa Pak Polisi?” Tanya Chycron heran.
“Tadi ada anak aneh hina-hina kumis saya, gak tau apa ini kumis meliharanya susah.” Jelas Polisi tersebut.
“Dia perempuan?” Tanya Rhea.
“Kurus?” Tanya Mino.
“Item, cungkring, dekil, keriting, kerangka berjalan, jelek, hidup lagi?” Tanya Chycron.
“Iya.” Jawab Polisi tersebut singkat.
Ya ampun aku dibilang begitu, awas ya, kalau bukan karena aku kalian gak bakal ada diceritaku. Dendam aku. (kemarahan membara padahal dia sendiri yang buat, ck ck ck, kasihan butuh obat nah, habis sih).
“Anda yang bernama Artesa Minoka Hoka?” Tanya polisi berkumis arwarna.
“Ya.” Jawab Mino gugup.
“Anda ditahan.” Ucap polisi tersebut.
JENG JENG JENG JREEEENNNGGG
“APA???!!!” Kaget Mino.
“APA???!!!” Kaget semua tamu dengan mulut terbuka dan tangan diwajah bahkan ada diatas kepala. (Lebay)
“APA??!!!” Kaget Orang tua Rhea.
“Apa apa apanya dong
Apanya dong
Dang ding dong
Danggg.... ding dong.” Kaget Rhea dan sekali lagi ia bernyanyi, bagus kalau bukan lagu anak kecil.
“Ya, anda ditahan atas tuduhan pengedaran dan pemodruksi narkoba. Sekarang ikut kami !!!” Perintah polisi berkumis madura.
“Apa buktinya?” Tanya Mino dengan keringat dingin mengucur didahi.
“Ini.” Kata polisi berkumis setengah sambil menunjukkan sebuah foto Mino yang berpose memegang obat terlarang tersebut, dengan tangan sebelah diacungkan dua jari membentuk peace dan tersenyum lebar sampai gigi-giginya kelihatan semua.
“Sekarang cepat ikut kami.” Perintah seluruh polisi.
“Tapi tunggu dulu, aku ingin menunjukkan ini kepada semua orang. Supaya semua tahu tentang Ayahnya Rhea.” Kata Chycron sambil menunjukkan sebuah foto Ayah Rhea yang sedang bersama seorang wanita. Semua tamu terutama Ibu Rhea sangat shock melihat foto tersebut.
“Kau selingkuh??” Tanya Ibu Rhea tidak percaya.
“Tunggu, itu foto, itu...” Kelabakan Ayahnya Rhea karena tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.
“Eyyyy tunggu. Itu foto eyke, kenapa nongol disitu?” Tanya seorang tamu laki-laki dengan tangan melambai, kelainan ya?. “Itu foto eyke waktu belum insyaf. Aduhh cin jadi malu deh gue. Ihhhh cantik juga eyke dulu. Dulu eyke temenan deket sama Ayahnya Rhea, lalu fotoan. Ihhh cucok deh.” Jelas laki-laki rada-rada itu. Semua tamu pun mengangguk dan akhirnya mengerti.
“Ayah gak ketularan penyakit dia kan?” Tanya Rhea khawatir,
“Ya enggak lah. Ayah ini macho dan laki tulen.” Jawab Ayah Rhea. “Mungkin sedikit.” Ayah Rhea melambai sebentar.
Hiiiyyyy, Rhea langsung mundur puluhan meter menjauh.
“Maaf aku menuduhmu. Ternyata kau memang setia.” Kata Mamanya Rhea sambil meluk Ayahnya Rhea.
Akhirnya Mino ditahan dan dipenjara sampai dia insyaf, lalu Rhea dan Chycron tunangan. Kini mereka menjadi sangat akrab dan mesra. Rhea sudah menemukan cintanya begitu juga dengan Chycron. Dan sebulan kemudian, ada kabar dari Revan. Keluarga Revan sukses kembali dan ia bertunangan dengan Mika. Tapi kisah cinta mereka ada kisahnya lho. Mau tahu kisahnya, kalau mau tahu silahkan lanjut baca tapi kalau gak ya berhenti aja.
Ceritanya.......






Ceritanya begini.
Saat ditengah hujan, Revan berusaha menarik tangan Mika yang ingin pergi. Mika kesal dan memberhentikan langkahnya. Mereka berdua bertatap-tatapan, dengan pandanga sedih dan penuh harap.
“Apa sih susahnya ngomong?” Tanya Mika kesal dan air matanya membaur dengan hujan. “SMS gak pernah telpon gak pernah.”
Revan bimbang, haruskah dia bilang alasannya?
“AKU GAK PUNYA PULSA.” Ungkap Revan yang membuat Mika pingsan dan langsung masuk UGD karena shoch tingkat tinggi.
Keesokan paginya, Revan yang galau dan hancur hatinya karena ditinggalkan Mika berdiri ditepi jembatan sambil merentangkan tangannya.
“Mika, tanpamu aku galau.” Teriak Revan tiba-tiba saja sesosok wujud muncul didalam sungai. Siapa tuh? Siluman air? Pikir Revan. Tiba-tiba saja orang itu mendatangi Revan.
“Kalau galau jangan risau, datang kesini.” Kata orang itu sambil memberikan sebuah brosur kepada Revan. Brosur itu berisi.

Anda Galau?
Habis diputusin Pacar?
Ingin bunuh diri?
Kasihan deh lho. Hahahahaha :D :P

Jika itu semua masalah anda, segera datang ketempat kami. Disini kami mempunyai seorang dukun hebat yang bisa mengatasi semua permasalahan anda.
Alamat : Jln.Rahasia, no:1 + 2 = 3.
Dijamin sukses, jika gagal uang gak kembali.


Akhirnya Revan pergi ketempat tersebut. Ditempat dukun tersebut, Revan disuruh duduk. Baru saja duduk sudah dibacakan mantra, komat-kamit tu mulut dukun sampe-sampe hujan lokal. Ih mana bau lagi, gak sikat gigi ya? Tak lama kemudian, Revan dilempar, kembang tujuh rupa, kembang api, jambu klutuk, mangga lapuk, jeruk busuk, dan semua buah-buahan terkutuk. Tak terkecuali kulit durian. Ya ampun, Revan kasihan banget jadi kaya tempat sampah. Terus tu dukun nyuruh Revan ingkutin gayanya. Dukun itu berakrobatik, mana pake legging lagi. Kaki diangkat gak jelas, Revan mah ikut-ikut aja, inikah perjuangan cinta? Sungguh berat rasanya.
Akhirnya Revan pergi meninggalkan dukun tersebut. Gak ada guna. Akhirnya Revan pergi kesebuah warung makan (maklum lagi bangkrut, biasanya direstoran.) Setelah memesan makanan dan makanan tiba, eh tiba-tiba ada muncul sekelompok anak. Sambil membawa kecrekan dan mulailah mereka bernyanyi.
“My First
My Last
My everything
And the answere to
Of my dream
You my sun, my moon (Bagian moon mulutnya dimongyongin)
My garden star
Because of wonderful
That’s right you are
My everything.” Seleseilah mereka bernyanyi. “Bang, mana duitnya, udah dinyaiin juga, mana lagu barat lagi. Cepet mana duitnya.” Palak seorang anak dengan muha sangar. Ya ampun kecil-kecil sudah kaya gini gimana besarnya?
“Iya iya, nih.” Kata Revan sambil memberikan seribu kepada mereka dan pergilah mereka.
Revan pun mulai berdoa memulai makan, maklum anak alim. Dan ia menyendokkan makanannya dan langsung meluncurkan kemulut lalu.
“Weeee gue juga punya cincin lho.” Kata seorang laki-laki yang muncul tiba-tiba sambil menunjukkan kesepuluh jarinya yang penuh dengan cincin. “Ada kembang, emas, perak, timah, bla bla bla.” Katanya menjelaskan satu-satu cincinnya terus dimakanin tuh makanan Revan sampai habis.
“Siapa juga yang nanya cincin loe? Mana habis lagi makanan gua, aduhh.” Keluh Revan dalam hati, akhirnya setelah makanan Revan habis baru itu orang pergi. Kenapa hidup Revan jadi seperti ini? Sial sekali. Mana saat jalan pulang Revan terus diteriaki Loe Gue End. Siapa juga loe?
Akhirnya Revan menyebarkan kegalauan hatinya lewat Facebook dan Twitter. Dia menulis, Mika maafin saya ya. Itulah yang ditulisnya, eh ternyata yang nge-like dan follow banyak banget.
Saat yang sama Mika yang lagi jalan dengan temannya tiba-tiba bertemu dengan orang-orang yang menyuruhnya untuk memaafkan Revan. Mulai dari temannya sendiri, supir taxi, orang gak dikenal, sampai tukang sapu jalanan. Semua menyuruh Mika untuk memaafkan Revan. Mika galau, ternyata Revan masih mengaharapkan Mika. Akhirnya Mika pergi kerumah Revan, namun ditengah jalan ia bertemu dengan Revan.
“Mika maafkan aku ya.” Pinta Revan sambil duduk didepan Mika.
Mika terharu dan akhirnya memeluk Revan. Revan janji kalau dia akan mengajak Mika bertunangan.
Keesokan paginya Revan pergi kerumah Mika, namun Ayahnya Mika menolak Revan untuk menjadi tunangan anaknya. Karena Revan bangkrut dan tak mungkin membahagiakan Mika. Jadi Ayahnya mengelak dengan menyuruh Revan membawa satu juta mawar dulu, baru bisa.
Akhirnya Revan pergi ke pabrik Ayahnya yang sudah ditutup. Ayah Revan ini memiliki perusahaan makanan biskuit. Gak tau nama biskuitnya apa. Tak sengaja Revan masuk kedalam ruang laboratorium yang digunakan untuk membuat rasa makanan yang baru. Eh disitu Revan terjatuh dan akhirnya sebuah tabung kecil tercampur dengan sebuah bumbu dan tercampur menjadi satu. Revan kaget dan segera mencicipi rasa baru itu. Ternyata enak. Dengan segera Revan memberitahukan itu kepada Ayahnya.
Ayahnya ragu dan segera menyuruh Revan untuk kerumah tetangganya yang memiliki seorang anak kecil penggemar kue. Kalau dia suka berarti berhasil.
“Afika...!!”Panggil Revan kepada anak kecil itu. “Ada yang baru lho.”
“Apa?” Tanyanya.
“Pakai ini dulu ya.” Kata Revan sambil memasnagkan jaket, syal, topi, dan sarung tangan. “Ini dia, biskuit baru rasa jeruk.” Jawab Revan.
“Hah limau.” Takjub Afika. Ternyata Afika suka.
“Nenek ayamku mana????!!!” Tanya seorang anak panik, dia masih berseragam sekolah lengkap. Baru pulang sekolah kayanya.
“Sudah makan dulu saja.” Kata Neneknya kepada cucunya itu. Dengan segera cucunya pergi kemeja makan, disana ia mendapatkan mi kuah berkaldu ayam.
“Hhhhmmm lezat.” Katanya sambil terus makan.
“Enaknya.” Kata Revan dalam hati.
Tiba-tiba selesei makan, anak itu panik. Rasa makanannya sangat terasa ayamnya. “AYAMKU !!!!!!” Teriaknya panik tingkat dewo.
“Bukan di, ini resep baru.” Jelas Neneknya.
“Jadi ayamku??” Tanyanya.
Anak itu gak tau kalau Ayamnya ketinggalan disekolah. Dasar pelupa. Akhirnya Revan pulang, terus Ayahnya memprokduksi biskuit rasa baru tersebut. Ternyata laris, kini keluarga Revan kembali kaya.
Revan pun mulai menyebarkan keinginannya di facebook dan twitter. “Sejuta Mawar untuk Mika.”. Dengan segera semua orang menyumbangkan setankai mawar untuk Revan. Semua orang membantu Revan untuk bisa mendapatkan Mika lagi.
Keesokan paginya. Mika masih tidur dikamarnya yang berada dilantai dua. Tiba-tiba.
“Mika !!!” Panggil Revan dari luar rumah. Mika kaget dan segera bangun. Kemudian berlari kebalkon rumahnya dan ia melihat Revan membawa sekuntum bunga mawar, dan ribuan orang dibelakangnya yang juga membawa banyak bunga mawar. Ayah Mika juga ada disebelah Mika.
“Kamu mau gak tunangan denganku?” Tanya Revan dan dengan seketika dijawab.
“MAU.” Jawab Mika teriak. Akhirnya mereka bertunangan, hidup bahagia, dan selalu berada dalam cinta yang damai.


~ The End ~

Maaf kalau cerita ini gaje dan tidak menarik bagi kalian. Ini hanyalah karya iseng yang kubuat untuk membuang waktu luangku. Salam dari pengarang, semoga yang baca ini bisa awet muda, gak cepet keriput, plus banyak rezeki aja deh. (Lebay banget pake acara salam, kaya pisah sambut aja)
J J J Ya sudah, salam untuk yang baca aja ya. J J J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar